Nara membalas dengan mengusap punggung Angga.

"Aaahhh Byan." Usapan lembut Nara membuat nafsu Angga berkobar. Pria itu menggoyangkan pinggulnya, meremas pantat Nara dan menekan miliknya seolah ingin menembus beberapa lapisan yang mereka pakai. Angga menyembunyikan wajahnya diceruk leher Nara.

Nara gadis normal yang mempunyai hasrat, dadanya berdegup kencang ketika merasakan hembusan nafas dilehernya.
"Mash!" Nara mengeluarkan desahannya.

"Sayang" bisik Angga, pria itu tak kuat menahan. Perlahan dia merebahkan tubuh Nara yang tak memberontak. Secara naluri Nara membuka lebar kedua pahanya.

"Byan" Angga mendesah ketika dia menggoyangkan pinggulnya sambil memeluk gadis pujaan hati.

Milik Nara pun juga telah basah, setelah beberapa kali merasakan bibir dan hidung Angga samar-samar menyentuh kulit lehernya. Hingga gadis itu tak mampu menahannya.

"Cium Nara!" Bisik gadis itu tepat ditelinga Angga yang masih mengendus leher Nara.

"Yakin?!" Angga membalas dengan hati yang sangat bahagia.

"Sekarang atau ga sama sekali sampai nikah!" Nara berucap tegas.

Dalam sepersekian detik bibir Angga mendarat di leher Nara dan membuat mendesah empunya.

Angga membungkam mulut Nara dengan bibirnya. Pria itu melumat bibir Nara, mencecapnya hingga menimbulkan suara yang khas.

Angga mempercepat goyangannya, dan ... "aaaahhh" dia mendapatkan pelepasannya.

Angga menghentikan goyangannya, pria itu masih menindih tubuh Nara sambil mengatur nafasnya.

Begitu juga dengan Nara, tangannya masih bertengger di punggung Angga, dan mengembalikan nafasnya yang sempat terengah-engah.

Hingga Angga menggulingkan tubuhnya di samping Nara.
"Minta tolong ambil tas yang dibelakang ya, gara-gara kamu jadi basah gini."

"Kok aku?" Protes Nara.

Angga terkekeh.

"Karena kamu menggairahkan Byan, dengan baju yang tertutup aja kamu bisa membangkitkan hasratku."

"Ya mas aja yang mesum".

Angga terkekeh lagi.

"Byan, tolong donk! Ga enak nich." Ucap Angga sambil menunjuk letak celananya yang basah.

"Tunggu aku ganti dulu. Celanaku juga basah."

"Celana kamu basah dari sperma ku atau dari vagina mu?"

"Ga usah vulgar gitu mas." Ucap Nara yang mengambil celana sambil melirik Angga.

"Kok ga dijawab? Basah dari cairanku atau cairanmu sendiri?" Angga semakin menggoda.

"Mas Angga!" Bentak Nara sambil melotot, pipinya bersemu, lalu disusul kekehan Angga yang tampak bahagia.

Usai mengganti celana, Angga masih setia di kos Nara. Angga duduk di bibir kasur, sedangkan Nara duduk beralas karpet bersandar di lemari.

"Aku masih jengkel sama Mas." Ucap Nara sambil mengunyah Snack yang dibawa dari rumah Dito.

"Jengkel kenapa?"

"Waktu ketemu di rumah mbak Isti, ngajak cewek baru, mas ga sapa Nara, ga tersenyum, seperti orang ga kenal. Kenapa? Takut ketahuan sama ceweknya kalo kita pernah ciuman?!"

Angga tertawa dan menggelengkan kepalanya.

"Aku malu ketemu kamu. Seharusnya sebagai pria aku ga boleh memperlakukan kamu seperti itu saat di konser. Bisa dianggap pelecehan.

#5 A Drama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang