Five

1K 23 0
                                    

Erlda merlangkah keluar dari kereta MRT, Ia kemudian menaiki anak tangga yang berlapiskan keramik .

Drt ... drt..

Satu notifikasi masuk ke dalam ponselnya. Ia segera membuka pesan tersebut.

My Bro 👦

"Kakak di pintu masuk ya, pintu masuk gedung seblah kanan."

Sebuah Senyum langsung terukir di wajah Erlda, Ia benar -benar tidak sabar bertemu dengan kakak nya.

Beberapa jam lalu Ia akhirnya bisa keluar dari kantornya. Di hari liburnya yang terenggut oleh Mr. Sefyan.

"Pak, mohon maaf ya pak, seharusnya saya libur dan santai - santai di rumah tapi bapak malah merenggutnya dengan keji."

"Iya maaf.. Erlda. "

"Terus laki - laki itu siapa pak? Tiba - tiba masuk ke dalam ruangan saya? "

"Itu... "

"Jawab , pak."

"Itu dia anak dari direksi perusahaan ini."

"Jadi dia yang mau di jodohin?"

"Euhhmm bukan, bukan. Dia punya tiga anak , yang barusan itu sudah menikah."

"Sudah menikah tapi berani -berani nya menindih saya. Saya ingin mengundurkan diri saja ya?"

Secara spontan Sefyan langsung berdiri dan menuju tempat Erlda berdiri. "Erl.. kalau kamu tuh mau apa bilang , Erl. Gaji tambahan? Liburan barang kali?"

"Kali ini saya serius yang penting kamu jangan pergi dari perusahaan ini, Erl."

Raut wajah Sefyan sungguh memohon, ya memang benar adanya kalau bukan Erlda yang merancang sistem kerja perusahaan mungkin perusahaan ini sudah memiliki kurva yang terus berjalan ke jurang.

"Saya harap tidak ada lagi kejadian seperti tadi pak. " Ucap Erlda sambil mencengkram kedua tangannya. Marah sedih tercampur menjadi satu ketika Erlda kembali mengingat kejadian satu jam yang lalu.

"Saya mohon maaf sekali lagi, Erlda. Kamu boleh pulang sekarang."

"Apaa??? Pulang?"

Erlda terus berjalan di trotoar yang mengarah pada salah satu mall besar di ibukota. Grand Indonesia. Jujur Ia masih sangat kesal ketika mengetahui bahwa usai menyatakan rasa keberatan pada Sefyan, sang Direksi ternyata langsung pulang.

Di depan Erlda nampak zebra cross untuk menyebrang dan memasuki gedung mall itu. Terdengar suara peluit yang di tiup oleh security dan Erlda bersama pejalan kaki yang lain mulai menyebrang .

Delvan melambaikan tangan pada Erlda ketika kaki Erlda sudah menginjak lantai berlapiskan marmer itu.

Erlda segera melangkah cepat pada Delvan dan menggandeng lengan kakaknya.

"Aku lama nggak?"

"Enggak kok, yuk masuk."

Mereka masuk ke dalam mall, melewati permeriksaan tas dan pintu sensor. Delvan dengan outfit celana panjang berwarna coklat muda dominan krem, dan kaos berwarna hitam tanpa krag. Tidak lupa waist bag yang melingkar di tubuhnya.

Berlawanan dengan Erlda yang sangat formal menggunakan blouse dan celana bahan, Ia sangat ingin pulang mengganti baju yang lebih santai namun itu hanya akan menghabiskan waktu saja.

"Kenapa tiba -tiba jadi siang deh janjiannya? Kamu enggak izin kan?".

"Enggak kok, bang . Bos ku yang nyuru pulang malahan , kakak tuh enggak ganggu sama sekali."

HELP YOU OUTWhere stories live. Discover now