Two

2.3K 32 0
                                    

vomentnya bole kakak :D


"Oke kita mulai pemotretan ya."

Dassia mengarahkan model remaja perempuan masuk ke tengah layar putih yang cukup lebar. Staff riasan memberi sedikit polesan di wajah Airin dan memberi produk untuk di pegang di tangan model tersebut.

"Ya 1.. 2..."

Pemotretan tersebut terus berlangsung selama 30 menit dengan berbagai pose dan produk tersebut terus berpindah dari tangan, ke meja, dan terakhir di dekatkan ke wajah.

30 menit berlalu dan kemudian berganti giliran menjadi . Sementara pemotretan berlangsung, Erlda masuk ke dalam studio dan memperhatikan di dekat pintu. Ia juga sempat mengambil gambar aktifitas di dalam studio serta mengedit foto tersebut menjadi blur.

"New product,Wish us luck!!"

Jari Erlda mengetikan satu kalimat tersebut di kolom status.

Your status was uploaded.

Erlda kemudian menyimpan ponselnya kembali di saku roknya dan kembali memperhatikan kegiatan mereka.

"Oke sedikit miring, ya ." Fotografer yang sabar mengarahkan mereka berdua sesekali untuk berpose.

DRT DRTTTTT

Ponsel Erlda bergetar,sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya. Erlda mengambil kembali ponsel dari saku rok nya.

Mr. Sefyan : "WOY DIMANA LO?!"

Mr. Sefyan : "Lagi gak ada kerjaan kan? Ngopi sini.. , nge teh gitu ."

Erlda mengerenyitkan dahi dan menghela napas. Sedang tidak ada pekerjaan katanya?

Erlda : "Ada, ada pekerjaan ada."

Erlda : "Nggak usah sok baik ya , Mr.Sefyan . Anda ngajak saya ngopi - ngopi pasti ada mau nya . Selama ini kalau ada masalah kantor nggak pernah tuh setelah kelar diajak ngopi." 😑

Sefyan yang sedang ingin meneguk kopi dari cangkir seketika meletakan cangkirnya di meja dengan sedikit hentakan, cukup untuk membuat Denisa terkejut.

"Ah yang benar aja, diajak minum sederhana gak mau." Keluh Sefyan.

"Ada apa pak? Ada masalah?" Denisa bertanya secara perlahan.

Sefyan menyandarkan diri di sofa yang sedang Ia duduki dan menenggakan kepalanya .

"Haduh , kenapa sih staff satu ini sulit banget buat dibujuk apalagi di kelabui."

"Yah pak, kalau dia gampang di kelabui mana mungkin bapak kasih dia kesempatan buat jadi pemimpin divisi? Paling mentok - mentok kaya saya , di guna - guna terus buat deketin mbak Erlda."

"Ya gimana, kan kalian sesama perempuan. Kalau saya yang deketin mbak Erld dikiranya mau modus lah , apa lah. Nambah Pusing!"

Denisa tetap berdiri di samping Sefyan, 2 tahun bekerja dengan sefyan, dari Denisa yang awalnya sangat pemalu hingga menjadi berani dan cukup atractive.

Sefyan terus mendekatkan Denisa pada Erlda, membuat Denisa sering memperhatikan tingkah Erlda, cara berpikir hingga tahu kebiasaan Erlda.

Jadi sebenarnya , Denisa itu sekretarisnya siapa?

"Huaaaaa.. Denisa, apa yang harus saya lakukan." Sefyan berteriak kecil sambil mengeluh seperti anak remaja .

"Ya sudah kaitkan saja dengan pekerjaan. Mengapa sulit sekali sih bapak ini berpikirnya. Usahakan tidak terlihat sama sekali bapak ingin mengelabuinya, jangan terlihat baik. "

HELP YOU OUTWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu