Mie Rebus dan Susu Hamil

4.7K 352 33
                                    

Setelah kejadian beberapa hari lalu baik (namakamu) maupun iqbaal saling terdiam-- terlebih (namakamu). Gadis itu sedikit kesal karna niatnya untuk bercerai dengan iqbaal terhalang oleh orangtuanya, (Namakamu) mencoba untuk menghiraukan iqbaal, ia masih sangat sakit hati ketika mengetahui kalau iqbaal...













berselingkuh!








Iqbaal. Lelaki itu seperti biasa melakukan aktivitasnya, Yaitu pergi kekantor. Walaupun tak dapat ia pungkiri Pikirannya sedang mumet sekali!

Masa bodoh dengan rasa malu yang ia rasakan ketika berpapasan dengan Karyawannya atau sedang berada di ruang lingkup perusahaan

Bagaimana keadaan Laras? Wanita itu seperti yang sudah kalian ketahui, Dipecat! oleh istrinya.

Sebenarnya iqbaal sangat menyayangkan Hal itu. Bukan karena, ia masih mencintai. Tapi karena, Kinerja Wanita itu yang sangat iqbaal kagumi, Itulah alasan mengapa iqbaal bisa terjatuh pada Wanita yang sudah bersuami itu













Kini (namakamu) sedang berada di ruang keluarga terduduk di sofa dengan TV yang menyala. Ya, ia sedang menonton TV guna menghilangkan sejenak masalah yang ia pikirkan

Sesekali ia mengelus perutnya, Usia kandungannya sudah memasuki bulan pertama. Sungguh ia tak sabar menunggu lahirnya buah hatinya ini.

(namakamu) terkekeh pelan seraya menunduk kearah perutnya, "Bunda gak sabar nunggu kamu lahir, Nak!"

"Tapi itu masih lama, Butuh 8 bulan lagi Bunda bisa liat kamu, Tapi gapapa deh! Bunda sabar kok!"

"(nam),"

(namakamu) sama sekali tidak melirik atau menatap pada sumber suara, Ia masih tetap sibuk dengan perutnya

Iqbaal. Ia menghembuskan nafasnya, Lelah? Jelas! Ia ingin (namakamu) yang dulu. (Namakamu) yang selalu menyambutnya ketika ia pulang kerumah, (namakamu) yang selalu tersenyum, (namakamu) yang selalu memasakkan makanan untuknya

tunggu!

Memasakkan makanan? Jadi maksudnya (namakamu) tidak memasakkan makanan lagi untuknya begitu?

Yap! Dugaan kalian benar!

Semenjak kejadian iqbaal yang tercyduk, Beragumen dengan dirinya ketika ada orangtua mereka...

(Namakamu) sudah tidak pernah memasakkan makanan lagi untuknya. Ia paham! Ia harus ikhlas. (namakamu) bersikap seperti itupun karenanya. Salahnya!

Iqbaal melangkahkan kakinya menaikki satu persatu anak tangga dengan langkah yang pelan

(namakamu) menoleh menatap iqbaal dengan tatapan sendu, "Maafin aku baal,"




*



"Mie rebus lagi?"

Iqbaal sedang berada didapur terduduk di meja makan dihadapannya kini sudah terdapat semangkuk mie rebus yang sudah ia makan ntah untuk yang keberapa kali

Dengan malas ia mulai melahap mie rebus yang ia buat tadi, Bosan memang dan tidak baik juga harus memakan Mie Rebus seperti ini. Namun apa daya? Ia harus menanggung resiko

"udah aku siapin makanan di kulkas, kamu panasin sendiri,"

Ucapan itu berhasil membuat iqbaal menoleh dan mendapati (namakamu) yang berdiri tak jauh darinya

Iqbaal bangkit dari duduknya seraya tersenyum manis, ia senang (namakamu) mulai berinteraksi kembali dengannya

"Jangan seneng dulu."

Ucapan (namakamu) tadi membuat iqbaal melunturkan senyumannya seraya mengeryit, "maksud kamu?"

(namakamu) menatapnya datar, "Aku masakin kamu makanan, Karena aku masih inget ada orang lain selain aku yang idup dirumah ini,"

Iqbaal terdiam. Hatinya sedikit tergores ketika mendengar ucapan tajam (namakamu)

"Masih untung dimasakin," Desis (namakamu) selepas itu ia pergi meninggalkan iqbaal yang terdiam beku

Iqbaal menghela nafasnya seraya memejamkan kedua matanya, Ia kembali terduduk

"maafin aku (nam), Maaf.."




*



"(nam), Ini aku buatin susu Hamil." iqbaal meletakkan segelas susu dengan perasa Cokelat dihadapan (namakamu) yang sedang terduduk di meja rias

"Makasih,"

Iqbaal menghela nafasnya, ia berusaha untuk tersenyum pada istrinya itu, "Tadi aku beli sebelum pulang dari kantor,"

"Trus kenapa? Mau aku gantiin uangnya?"

iqbaal tersenyum tipis, ia menggeleng "Enggak.. Bukan gitu. Aku cuman cerita aja,"

(namakamu) terkekeh sinis, ia bangkit dari duduknya seraya membawa gelas itu lalu ia duduk dipinggir ranjang

"Sampai kapan kamu bersikap dingin kaya gini sama aku?" Lirih iqbaal membuat (namakamu) yang sedang meminum susu itupun terhenti

"Kamu mau tau?"

Iqbaal mengangguk cepat

"Sampai kita udah gak serumah alias Cerai!"

iqbaal menggeleng seraya dengan cepat ia duduk disamping (namakamu), "Enggak! Aku gak mau,"

(namakamu) menghela nafasnya dibarengi dengan meletakkan gelas yang tersisa setengah susu itu ke nakas lalu ia kembali menatap pada iqbaal dengan tatapan sinis, "Kalau kamu gak mau aku talak, Berarti kamu yang talak aku. Simple kan?"

"Aku gak akan melakukan apa yang gak mungkin aku lakukan."

(namakamu) mengangkat kedua bahunya acuh, ia beranjak dari duduknya lalu ia naik keatas ranjang untuk tertidur, Karena waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam

Iqbaal memijat pangkal hidungnya, "Aku benerbener nyesel (nam), Aku minta maaf. Aku janji gaakan bikin kamu sakit hati lagi, Aku sayang sama kamu, Aku sayang sama anak kita," lirihnya yang dapat (namakamu) dengar

Sementara (namakamu) yang sudah terbaringpun hanya terdiam. Ia meneteskan airmatanya, iqbaal tidak akan melihat hal itu karna ia memunggungi iqbaal

"Maaf baal," Batinnya seraya mengelus perutnya





bersambung...

𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang