Nugget

3.3K 302 13
                                    

Malam harinya setelah perdebatan siang tadi, membuat (namakamu) dan iqbaal saling terdiam. Terlebih (namakamu), ia sangat amat sakit hati dan kecewa pada iqbaal

Dan sekarang ia sedang berada di dapur memasak makanan untuk makan malam walaupun tidak dengan lauk pauk yang biasanya, ia hanya menggoreng nugget, ikan sarden, dan juga telor dadar

Ya, hanya makanan sesimple itu yang dapat ia hidangkan malam ini. Mungkin karna prasaannya kali ini sedang kalut sehingga membuatnya tidak mood untuk melakukan kewajibannya

Namun, ia juga masih tahu aturan ia harus menyiapkan makanan untuk makan malam hari ini, walaupun ia sedang kecewa dan marah pada iqbaal, ia tidak boleh membiarkan suaminya itu kelaparan

"Kenapa harus ngerasain rasa sakit ini lagi sih yaallah? Apa salah aku? kenapa?" Lirihnya

Kedua matanya terpejam sejenak lalu ia membuka tupperware bersize kecil yang berisi nugget, lalu dengan malas ia memasukkan satu persatu nugget tersebut kedalam minyak yang sudah panas dan siap menggoreng

(namakamu) menghela nafasnya, seraya memegang  spatula yang sedang ia gunakan untuk membalikkan nugget tersebut. Hanya tersisa nugget saja, Lauk pauk yang lainnya sudah siap

"Iqbaal tega, Kenapa dia harus main cewek dibelakang aku lagi? Lagian si Lena kenapa lagi, suka banget deketin suami aku! Aku tau mereka sahabatan, Tapi gak seharusnya kaya gini!" Dengusnya

Lagi, ia menghela nafasnya kedua matanya menatap lurus dengan pandangan kosong dan mungkin saja ada hal yang tidak diinginkan segera datang







*




"Aduhhh, Gimana dong? Gosong lagi nuggetnya! Mana semuanya aku goreng," Eluhnya seraya menatap miris nugget yang berada di atas piring dalam keadaan--- Setengah gosong

"Tapi sih gak gosong banget, masih bisa dimakan, Tapi..." Ia mendengus, "Masa iya iqbaal makan, makanan gosong kaya gini sih? Nanti kalau dia sakit perut gimana?"

"Kenapa (nam)?"

(namakamu) yang sedang dalam keadaan labilpun menoleh dan mendapati iqbaal yang sedang berjalan kearahnya

"Kenapa sayang?"

(namakamu) tersenyum tipis, "I-ini baal, Nugget yang tadi aku goreng buat kamu, Gosong."

Iqbaal mengeryit, "Gosong? Kok tumben? Biasanya kan kalau kamu masak gapernah gosong kaya gini,"

(namakamu) terdiam sambil menatap kearah nugget yang berada diatas piring yang ia pegang

iqbaal terkesiap, ia paham kenapa (namakamu) tibatiba diam. Karna kejadian tadi siang

"Eum-- Yaudah gapapa, kamu siapin di meja makan aja sana," ujar iqbaal dengan lembut dan membuat (namakamu) menoleh

"Kok dikemejain sih baal? Kan ini gosong, Gabaik buat dimakan juga! Ntar malah sakit perut kamunya," 

Iqbaal tersenyum simpul seraya mengelus bahu kiri (namakamu), "Gapapa sayang, Aku makan aja! Mubadzir nanti,"

(namakamu) menggeleng cepat, "Gak! Kamu gausah makan, Biar aku buang aj--" ucapan (namakamu)pun terpotong karna ditahan oleh iqbaal. Pria itu menahannya karna ia melihat (namakamu) yang akan menumpahkan semua nugget tersebut kedalam tong sampah

"Ehh-- Jangan dibuang dong! Udah gapapa,"  ia mengambil alih piring itu, "Biar aku makan. Lagian kamu kan udah cape-cape masakin buat aku,"

"ya tapi kan baal--"

"Anggap aja ini sebagai ungkapan permintaan maaf aku, Karna tadi siang aku marahmarah sama kamu," sambar iqbaal diakhiri senyuman terbaiknya

(namakamu) hanya mengangguk kecil tanpa tersenyum sedikitpun, iqbaal yang menyadari hal itupun hanya menghela nafasnya, ia paham.

"Yaudah ini aku bawa kemeja ya,"

"Eugh-- i-iya.. Kamu duluan gih, Aku mau beres-beres sebentar,"

Iqbaal mengangguk lalu ia pergi membawa nugget tersebut

(namakamu) menatap miris pada iqbaal, "Ntah aku harus seneng atau enggak baal ketika kamu bilang kaya tadi,"

𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Where stories live. Discover now