College is Tough, but so am I

49 2 0
                                    

Selamat tahun baru. Semoga tahun baru penuh dengan kesuksesan, keberkahan, dan dimudahkan segala yang sulit-sulit. Ya misalkan bagi yang ee' nya sulit, semoga tahun baru ee' nya jadi lancar jaya, bagi yang sulit dapat pacar, semoga dimudahkan dalam pekerjaan biar gak mikirin dapat pacar, atau bagi yang sulit move on, semoga cepat  move into the new house that you bought with your own money alias kerja, kerja, jangan mikirin putus cinta wae. Dan malam tahun baru ini, aku lebih memilih rebahan dan bobo cantik. Daripada keluar rumah, capek, ramai gak jelas, mendingan bobo. Hohoho.

Oke. Sebelum membahas tentang renovasi, aku ingin sedikit membahas tentang awal perkuliahanku.

Aku kuliah di jurusan Ilmu Komputer di Universitas Patilasan IKIP. Lumayan jauh dari rumahku. Dan rupanya, angkatanku ini angkatan pertama. Waktu itu, ilkom alias ilmu komputer di kampus ini merupakan jurusan baru di fakultas MIPA. Otomatis gak ada ospek jurusan dong. Yang ada cuma ospek fakultas. Itu juga pengenalan kampus seperti biasa. Jadi senang, gak ada senioritas, gak ada ospek lanjutan dll, dsb. Aku males banget ikut-ikutan kayak gitu.

Jumlah cewek di ilkom seperti halnya dengan jurusan-jurusan teknik lainnya.  Cewek angkatanku cuma sekitar 20 orang dari 80 orang. Jadi, jurusanku dibilang isinya cowok semua. Soalnya selain cowoknya emang lebih banyak, cewek-ceweknya juga pada 'kekar', dandanan cuek, dan kelakuan 11 12 sama anak cowok.

Apalagi pas ujian, anak-anak baru jurusan lain pada pake setelan rumah makan Sari Bundo, kemeja putih, celana dan rok hitam. Sedangkan kami, santai aja pake baju kaos sama celana jins, bahkan temanku ada yang pake celana bolong-bolong. Dosen-dosen juga pada cuek. Aku seneng deh..

Karena angkatan pertama, semua serba terbatas. Mau gak mau lab komputer juga masih terbatas, kalo mau utak atik gantian sama yang lain, dan itu juga gak bisa lama. Makanya, kami seringnya utak atik di rumah dan kosan masing-masing.

Nah, si aku ini sebenarnya rajin sih kalo belajar, ngerjain tugas, seringnya begadang buat belajar. Aku seneng banget utak atik komputer. Aku pernah utak atik dan merakit CPU sampai komponennya ada yang gosong. Apes banget, serasa belajar merakit bom terus bomnya meledak di tempat.

Aku emang rajin, tapi, ai tugas mah nilainya bagus, pas ujian nilainya hancur lebur. Soalnya pas ujian tertulis, aku sudah tepar duluan alias sering sakit. Sebenarnya, itu penyakit aku dari kecil. Pokoknya setiap ujian atau presentasi, aku pasti demam, pusing, dll dsb. Dan kalau habis tugas beres, aku bisa pingsan. Hahaha lebay ya.. Tapi da emang gitu. Bingung aku juga. *malah curhat.. Plak*

Aku punya geng isinya 4 orang cewek 'kekar' tapi unyu. 3 temanku itu namanya Oka, Junet, dan Epoy. Kami berempat sering banget barengan, dari ngerjain tugas, jalan-jalan, sampai curhat-curhat tentang kecengan.

Tapi, diantara kedua temanku, aku paling dekat sama si Oka. Saking dekatnya, sampai-sampai kami berdua dikira pacaran. Emang waktu itu dandanan kami kayak cowok, baju kaos, celana PDL yang banyak sakunya, bawa ransel, sepatu kets, jarang dandan, mandi juga jarang. Waktu itu si Oka tipe rambutnya kayak anak jejepangan, rancung-rancung tapi pendek gitu. Sedangkan aku, gondrong seperti biasa. Mau sepanjang apapun rambutku, tetap aja sama orang-orang yang gak kenal dipanggil 'aa' atau 'kang'. Mungkin saking mukaku begitu maskulin dan ganteng padahal aku ini cewek tulen.

Aku dan Oka seperti kebanyakan cewek lainnya. Walaupun muka kami sangar, tetap aja suka sama cowok ganteng, fangirling aktor dan penyanyi yang ganteng-ganteng, liat cowok bening mata kami bisa tidak berkedip. Tetap aja dibilang pasangan lesbian, karena dandanan kami. Ya! Karena dandanan, orang langsung menilai kami yang aneh-aneh.

Dan aku baru tau, di tempat kuliahan, tetap banyak yang judge karena tampilan. Padahal, kata papaku bilang, biasa di tempat kuliahan, orang-orang cenderung cuek dan sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Eh, rupanya tidak begitu ya para hadirin hadirat. Dari tampang mereka yang kalem, mereka nyinyirin aku dan Oka di belakang. Ya. Itulah manusia. Efeknya, gosip tersebar sampai fakultas lain dan orang memandang kami berdua dengan tatapan aneh.

Tapi eh tapi, karena masa bodoh, kami berdua tetap aja santai, nongkrong bareng sambil menertawakan mereka yang berpikir aneh ke kami. They laugh at us because we're different, but we laugh at them because they're same. Dan kami lebih memikirkan tugas-tugas kuliah kami yang gilanya minta ampun, yang kalau telat ngumpulin akan berkurang nilai sebanyak 1% setiap jam keterlambatan.

Sebenarnya aku lebih senang memikirkan hal sulit tapi pasti jelas ada solusinya, dibanding dengan memikirkan gosip yang entah datang darimana dan gak jelas. Dan solusinya cuma satu yaitu cuek, santai, dan doa yang baik-baik untuk diri sendiri. Because rumor is carried by haters, spread by fools, and accepted by idiots, and I am too smart for peoples like this. Anggap aja mereka ini sebenarnya ngefans dan iri karena gak bisa dandan cuek seperti kami. 

Dan Tuhan Yang Maha Asyik ini sedang mengajarkan hamba-Nya yang santai untuk stay cool and keep santai, dan walau ada sedikit cobaan, tetap sambil berpikir, "Ah. Baru omongan orang kayak gitu mah masih gak ada apa-apanya. Nanti ada cobaan yang lebih sulit lagi, yaitu jaga kosan. Hahahah." ketawa batinku sambil mengeluarkan tanduk setannya.

Ibu Kos KerenWhere stories live. Discover now