❤ chapter 6 ❤

4.2K 399 59
                                    

"ini bukan salah kakak kok, Fani yang mutusin buat mengakhiri hidupnya, sekarang tugas kamu besarin Ben dan jangan biarin dia ngerasa kehilangan mamahnya"ujar Rani berusaha menenangkan Taeyong yang kini masih menangis di pelukannya, walaupun sudah lebih membaik dari tadi.

Taeyong lega akhirnya bisa menjelaskan semuanya pada Rani, rasanya semua beban yang selama ini dia tanggung selama 4 tahun lebih hilang begitu saja.

Dirinya lebih senang lagi karena ternyata Rani tidak menyalahkannya atas kejadian ini, justru gadis itu mengerti.

Taeyong benar benar tidak salah telah memilih Rani sebegai orang yang sangat dia cintai.

Taeyong melepaskan pelukannya dan menatap Rani lekat, Rani membalas tatapan Taeyong sambil tersenyum manis, gadis itu berusaha menyembunyikan rasa sedih yang juga dia rasakan.

Rani menghapus air mata yang ada di wajah tampan Taeyong.

"udah ah kamu kayak anak kecil nangis, sekarang kita harus siap siap karena kita bakalan ketinggalan pesawat"ujar Rani berdiri dan mengulurkan tangannya pada Taeyong, yang disambut oleh pria itu.

Sebelum benar benar pergi dari sana Rani sempat menatap pusaran makam milik Fani, makam itu terlihat sangat kesepian karena tidak ada makam lain di sekitar sini.






















🐱🐱🐱



"jadi.... Ternyata Ben bukan anaknya kak Taeyong? Gila gak habis fikir gue sama si Fani bisa bisanya dia menggunakan kak Taeyong sebagai kambing hitam"ujar Shamila dari ujung sana.

"untungnya lo gak jadi sama si Beomgyu ya kalau gak bisa bisa lo ada di posisi si Fani"ujar Nadinda.

Mereka bertiga sedang melakukan video call dari tempat masing masing.

Rani sudah berada di Indonesia, sekarang dia sedang berbaring di kamarnya dan menceritakan semuanya pada kedua sahabatnya.

Tentu saja respon yang diberikan oleh Shamila dan Nadinda berbeda, Shamila terlihat sangat kesal tetapi Nadinda malah santai santai saja.

"tapi kesel gak sih lo Din, bisa bisanya si Fani ngerusak hubungan orang supaya dia aman"

"santai kali, kalau kita ambil sisi dari Faninya, mungkin kita bakalan ngelakuin hal yang sama gak sih, bisa jadi kita malah lebih parah. Dia termasuk hebat karena bisa mempertahankan anaknya, ya walaupun pada akhirnya dia bunuh diri juga"ujar Nadinda

Rani dan Shamila melongo mendengar ucapan Nadinda tadi, jarang jarang seorang Nadinda bisa berbicara dengan bijak seperti itu.

"kenapa lo berdua? Muka lo biasa aja dong"ujar Nadinda.

"kesambet apaan lo? Gue rasa Mark membawa pengaruh baik nih"ujar Rani

"bener, gue setuju sama lo Ran. Eh tapi bukannya mereka berdua sebelas dua belas deh"

"sembarangan lo berdua"

"eh tunggu deh, Mil lo udah jadian ya sama kak Jaehyun kok gak bilang bilang? Mentang udah jauh gak mau cerita lagi"

"eh... Gak gitu, sorry gue gak sempat cerita soalnya gue juga kaget tiba tiba kak Jaehyun datang ke sini dan tiba tiba nyuruh gue jadi pacarnya"

Mr. BaskaraWhere stories live. Discover now