❤ chapter 5 ❤

4.3K 445 32
                                    

Sebelum kembali ke Indonesia, Taeyong membawa Rani ke suatu tempat.

Taeyong tidak mengatakan mau kemana mereka sekarang, pria itu hanya fokus menyetir sambil satu tangan menggenggam tangan Rani dengan erat.

Mobil yang Taeyong kendarai berhenti di sebuah tempat yang cukup sepi.

Rani dan Taeyong keluar dari mobil, di depan mereka kini ada hamparan rumput hijau yang sangat luas yang sedikit menanjak layaknya bukit.

Rani memperjelas pengelihatannya awalnya dia fikir dirinya salah lihat tetapi setelah melihat dengan serius dirinya yakin bahwa memang benar di tengah tengah bukit tersebut terdapat sebuah makam.

Tidak tahu makam siapa karena dirinya belum mendaki sampai sana.

Rani menatap ketawa Taeyong, pria itu hanya tersenyum manis pada Rani lalu menarik tangan gadis itu menuju puncak bukit itu.

Taeyong masih diam, tidak berusaha menjelaskan kenapa dia membawa Rani ke sini.

Setelah sampai di puncak bukit betapa kagetnya Rani saat membaca nama yang terukir di batu nisan tersebut, tertera nama Fani di sana.

Jadi... Selama ini... Fani sudah tidak ada? Kenapa Taeyong baru memberitahunya setelah 4 tahun berlalu.

Tanpa sadar air mata Rani menetes, Taeyong berjongkok di pusaran makam Fani.

Menatap makam tersebut cukup lama  serta intens dan... Terkesan ada rasa bersalah dari tatapan Taeyong tersebut.

Taeyong kembali berdiri dan menatap Rani yang sudah banjir air mata, Taeyong sedikit kaget lalu tersenyum kecil dan menarik Rani dalam pelukannya.

Setelah merasa lebih tenang, Taeyong membawa Rani duduk di atas rumput yang sedikit menanjak itu.

"Mungkin ini udah maaf yang kesekian kalinya aku ucapkan sama kamu. Maaf aku udah sembunyiin ini semua, tapi ini demi kebaikan kita semua. Saat itu Fani benar benar hamil tapi aku berani sumpah kalau itu bukan anak aku, tapi di satu sisi Fani mohon sama aku untuk nikahin dia demi anak dalam kandungannya itu, dia juga takut kalau ayahnya marah karena tahu Fani hamil. Jelas aku gak setuju dengan itu semua apalagi posisinya aku udah nikah sama kamu walaupun aku tahu pernikahan kita hanyalah perjodohan gila dari orang tua kita. Tapi Fani ngancem aku, dia bakalan bocorin masalah kita yang udah nikah ke seluruh sekolah. Aku gak mau kamu susah, aku gak mau nama kamu jadi jelek karena masalah ini, jadi pada akhirnya aku setuju sama ide gila Fani"ucapan Taeyong terhenti, dirinya menatap lurus ke depan. Rani masih menatapnya, mendengarkan penjelasan pria itu tanpa mau memotongnya sedikitpun walaupun sebenarnya banyak pertanyaan yang kini memenuhi otaknya.

"kamu mungkin gak tau gimana terpuruknya aku waktu akhirnya memutuskan untuk kita berpisah, aku kembali jadi sosok yang  bandel, suka tawuran, pokoknya lebih nakal dari sebelumnya, tapi... Sosok malaikat kecil tak berdosa lahir, anak laki laki yang lucu yang ngebuat aku berubah, walaupun secara biologis aku bukan ayah kandungnya, tapi dia juga anak aku. Setelah itu aku berusaha mati matian cari siapa ayah dari Ben, dan pada akhirnya aku tahu siapa ayahnya. Dia... Beomgyu... Orang yang kamu suka dulu, aku gak mau bilang ini karena aku takut kamu gak percaya dan malah sakit. Beomgyu dan Fani kenal karena mereka satu tempat bimbingan belajar, hubungan mereka semakin erat dan jauh. Tapi saat Fani hamil, Beomgyu hilang begitu aja, entah kemana aku juga gak tau. Tanpa sadar aku terus salahin Fani, aku terus marah marah sama dia karena dia terlalu bodoh mau aja ngasih mahkota paling berharganya untuk cowok brengsek kayak Beomgyu, aku gak tau kalau itu semua buat Fani semakin depresi belum lagi kenyataan bahwa dia memiliki anak di luar nikah, orang tua yang semakin membencimu dan sebagainya"

Air mata Taeyong mulai jatuh, ada perasaan sesak dalam dadanya saat harus kembali mengingat kejadian 2 tahun lalu.

"Ran... Aku... Aku udah membunuh seseorang, Fani meninggal gara gara aku hiks... Waktu itu dia maksa buat ikut aku ke Korea karena memang aku ada urusan kerjaan di Korea. Untuk pertama kalinya Fani mau ninggalin Ben untuk ikut aku ke Korea, aku... Aku gak tau kalau maksud dia ikut ke Korea adalah untuk... Untuk bunuh diri... Fani bunuh diri di hotel tempat kami menginap, dia udah ngerencanain ini semua matang matang. Saat aku pergi rapat, Fani mengakhiri hidupnya saat itu juga, dia nulis surat kenapa dia milih Korea untuk mengakhiri hidupnya, selain karena dia yang sangat suka dengan negara itu tetapi dia juga tidak ingin kembali merepotkan keluargamu di... Dia"

Mr. BaskaraWhere stories live. Discover now