Bang Cakka hanya tertawa tanpa suara. Sementara Kak Ina masih tersenyum dengan senyum simpulnya.

"Sayang, jangan diambil hati, ya. Adik yang satu ini, emang lemes mulutnya. kalo ngatain abangnya," tutur Bang Cakka ke Kak Ina.

"Iya. Nggak apa-apa, kok," balas Kak Ina yang tanpa aba-aba sudah melingkarkan tangannya pada lengan Cindy.

 Nggak apa-apa, kok," balas Kak Ina yang tanpa aba-aba sudah melingkarkan tangannya pada lengan Cindy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sekitar sepuluh menit mereka habiskan untuk sampai di tempat ini. Mereka bertiga sudah duduk pada meja di pinggir kaca besar sebagai pembatas. Tidak salah jika teman rekan kerja Cindy, merekomendasikan tempat ini. Tempatnya benar-benar nyaman dan sebagus ini.

"Ada hal penting apa, nih. Sampai rela meluangkan waktu berkunjung kesini," ucap Cindy membuka pembicaraan.

"Kita habis ketemu dokter Diandra, jadi sekalian aja mampir," jelas Kak Ina.

"Dokter Diandra? Obgyn? Kakak hamil?" tanya Cindy antusias.

"hmm ...." Pertanyaan Cindy dibalas Kak Ina dengan anggukkan dan garis senyum merekah.

"Wah ... alhamdulillah. Congratulations Kak, Bang ... udah berapa usianya. Calon keponakanku sehat, 'kan?"

"Menurut dokter Diandra, sudah masuk minggu ke lima. Alhamdulillah sehat, cuma sering morning sickness, aja. Tapi masih batas normal, kok."

"Wait ... lima minggu? Kalian, 'kan baru satu minggu yang lalu pulang honeymoon. Jangan bilang ...." Cindy menggantungkan kalimatnya.

"Iya, waktu kita ke Maldives kakak udah telat, cuma karena nggak tahu. Terus juga keadaan sebelumnya sedikit hectic karena Claudya dirawat, jadi kakak nggak begitu sadar."

"Jadi kalian honeymoon sudah bertiga?" Cindy tertawa, lucu saja rasanya. Kebanyakan orang pergi honeymoon pulang membawa calon bayi. Sedang kedua kakaknya membawa calon bayi pergi honeymoon. Entah ini disebut honeymoon atau babymoon.

Namun, bagaimanapun Cindy patut bersyukur. Betapa baiknya maha pemilik semesta. Kedua kakaknya, hanya butuh waktu 3 bulan dari pernikahan mereka, untuk menerima berkah sebesar ini.

Masih banyak pasangan lain yang harus bersabar menunggu beberapa bulan lebih lama atau bahkan beberapa tahun menantikan hadiah dari Tuhan yang satu ini.

"Tapi bayinya sehat, 'kan, kak? Mengingat kalian habis berpergian jauh. Apalagi selama di Meldevis dikunjungi terus sama ayahnya." Cindy melemparkan godaan sembari melirik ke Bang Cakka.

Bang Cakka hanya menampilkan muka masam salah tingkah. Bang Cakka pasti tahu benar maksud dikunjungi yang Cindy utarakan.

"Kamu ini tau apa sih, Dek." Bang Cakka menimpali pembicaraan.

"Cindy ini dokter Bang, kalo Abang lupa."

Bang Cakka hanya menggaruk belakang kepalanya, yang tidak gatal.

Cindy & Claudya (Republish)Where stories live. Discover now