2

3.1K 118 7
                                    

Selamat membaca

___

Pelangi datang setelah hujan

________

Mobil azam memasuki perkarangan pondok persantren al mubarak,menepi pada halaman yang kosong. Dan turun sedikit merapihkan pakaian,belum sempat pulang ketika sehabis dari kantor. Hatinya yang sejak kemarin tertinggal di sini dengan perempuan bernama.zahra?

Langkah azam memasuki aula rumah sang kiyai,terdapat perempuan berkerudung pashmina sedang menyiram tanaman berumur kisaran enam tahun lebih tua darinya.

"Assalamualaikum"salam azam hormat dengan menangkupkan tanganya,perempuan berpashmina menoleh menjawab salam dan menangkupkan kedua tanganya di depan dada.

"azam yah?"tebak perempuan itu cepat,seolah menemui binar mata yang hebat.

Azam tersenyum kikuk,rasanya iya bukan aktor,atau tokoh yang banyak mengenal namanya.

"Anak pak ahmad kan?"lanjut si perempuan.
"Eh sebentar zam"perempuan itu mematikan memutar keran untuk mengatur keluarnya air,kembali menghampiri azam.

"Azam anak pak ahmad kan?"tanyanya lagi.

Azam mengangguk.

"Azam lupa sama aku yah?aku safitri"kenalnya pada azam,azam memutar memory iingatanya. Nama yang tak asing sama sekali,pikiranya menemui satu titik jawaban.

"Astaga,astagfiruAllah mba fitri yah?"

Fitri agak tersenyum kecut,azam memanggilnya dengan embel embel sebutan mba. Seolah mengklaim perbatasan usia di antara mereka.

"Bagaimana kabarnya mba?"

Fitri memaksakan senyumnya,mempersilhkan azam duduk ada kursi depan yang terbuka.

"Alhamdullilah baik zam,udah lama gak ketemu sekitar tujuh tahun yah zam"

"Iyah mbak sekitar tujuh tahunan"

Pertemuan terakhir meraka sekitar tujuh tahun yang lalu, tepat di persantren yang terletak di jatim. Azam yang masih menduduki kelas madrasah tsanawiyah kelas 1 dan fitri madrasah aliyah tahap akhir,sehabis mengatakan perasaannya pada azam dan ternyata azam tidak menaruh perasaan yang sama. Fitri mengundurkan untuk tidak mengabdi di persantren,kembali ke tanah kelahiran di kota baubau tepatnya provinsi sulawesi tenggara. Dan dua tahun sang ibu dari keluarga satu satunya meninggal dunia,bagai di tampar dengan daratan lalu di hempas. Fitri kembali merantau ke kota banda aceh,menyantri kini pada persantren al mubarak dan mengabdikan diri sampai jodoh bertemu. Apakah azam datang karna Allah datangkan jodohnya?

"Mba bersaudara dengan kiyai husen?"tanya azam,kabar berita meninggalnya kedua orang tua fitri dulu cukup menjadi penetra pendengaran di pondok persantren di jatim.

"Bukan,bukan zam. MasyaAllah jika aku keluarga dari kiyai. Aku hanya manusia beruntung yang bertemu keluaga pak kiyai yang sangat berbaik hati,Menganggap aku seperti anak dan memberikan kasih sayangnya"

Azam diam lalu tersenyum,keluarga kiyai husen amat terkenal dengan kebaikan hatinya,bukan hanya sebagai buah bibir terlihat pndang namun juga sebuah kenyataan yang memang di perlihatkan.

Azam kembali berbagi cerita dengan fitri,memutar sedikit cerita terdapat sedikit lelucon yang kadang membuat tertawa.
Azam hendak menanyakan sebuah nama yang menjadi gundah hatinya,namun sebelum di ajukan fitri di panggil oleh ibu nyai.

Azam langsung menyalami perempuan setengah baya yang duduk di kursi,amrah menanyakan ada perihal apa azam kemari.

"Tidak umi azam hanya ingin melihat lihat   sekitar persantren,rindu masa dulu pas masih mondok"alibinya,amrah mengangguk dan tersenyum pamit kedalam bersama fitri.

Azam menghela napas,langkah kakinya menyeret untuk melepas sedikit pemilik rindu.
Manik matanya gencar mencari perempuan bernetra coklat,namun sepertinya tidak ada.
Setiap santri putri seperti tingkat madrasah aliyah berpapasan denganya azam sama sekali tidak pernah bertemu dengan zahra.

Apakah zahra bukan santri dari persantren al mubarak,azam menghela napas bisa jadi perempuan bernama zahra itu bukan santri dari sini hanya saja perempuan dari kalangan luar yang sedang menenangkan diri membaca alquran di aula persantren.

Jujur ada rasa kecewa.

"Mba zahra"suara dari arah belakang azam,azam menoleh menangkap perempuan yang sedang membelakanginya terhenti untuk menaiki tangga rumah kiyai husen,karna seorang santri putri memanggil namanya.

Demi apapun azam yakin dia zahranya.

"Surat dari pemuda kemarin"ungkap rini si pemberi surat,zahra tersenyum dan mengucapkan terimakasih lalu menggemgam surat tersebut.

Perempuan yang masih membelakanginya dengan kerudung yang hampir menutup seleruh tubuhnya kembali menaiki tangga,azam berjalan mendekat.

Banyak pertanyaan yang terlintas di pikiranya,apa hubungan zahra dengan keluarga kiyai husen?apa seperti fitri yang sedang mengabdi.

"Zahra"suara keluar memanggil nama perempuan bernama zahra di luar pikiran nalarnya,terlihat perempuan di hadapanya itu mematung detik kemudian iya membalikan badan.

Dia zahra,zahranya.

Wajah tercantik bak bidadari yang selalu azam rindukan,azam mendekat namun perempuan bernetra coklat seolah memberi batasan dengan melangkah mundur.
SubhanaAllah hati azam kembali berdesir,indra pengucapanya seolah kelu untuk bertanya padahal dari tadi pertanyaan di pemikiranya seolah tersusun rapih.

Perempuan setengah baya keluar dengan kursi roda yang di bantu perempuan berpashmina,memanggil nama zahra dan zahra menghampiri lalu mencium tangan amrah.
Azam mengamati interaksi mereka yang sangat terlihat dekat.

"Nak azam duduk mari,jangan berdiri terus"ucap amrah dengan lembut,azam tersenyum duduk di kursi balkon depan.
Amrah terlihat memerintah fitri untuk membuat minuman lalu berbicara pada zahra seolah menemani amrah dan azam.

Azam menarik napas ketika zahra duduk di samping amrah namun kepalanya iya tundukan.

"Ada abi,umi?"tanya azam mencairkan suasana.

"Abi sedang keluar membeli kitab dengan mustopa,jika ada keperluan sangat penting nanti umi sampaikan"

"Tidak umi,azam ingin menanyakan sesuatu"ucap azam namun manik matanya kembali melirik perempuan di samping amrah.

"Azam ingin melamar salah satu santri umi"niat azam tekat,amrah terlihat agak kaget lalu menyugingkan senyum.

"Safitri?"tanya amrah menebak,santri putri yang terlihat matang dan cerdas di katagorikan oleh safitri,jika seorang azam ceo muda ingin menimang santrinya itu,maka tidak di herankan.

"Bukan umi"azam menjeda,memejamkan mata sebentar kemudian membuka dan menatap zahra.
"Santri putri yang berhasil mencuri hati azam,dia di samping umi"

Amarah menambah raut wajah kaget,zahra yang terlihat meremas kerudung khimarnya dan sedikit mendongak menatap lelaki yang baru saja mengatakan akan melamarnya.

"Azam akan melamar zahra"tegas azam.

Prankk. Suara gelas terdengar pecah di arah belakang,semua mata tertuju pada fitri yang sedang mengambil serpihan kaca.

Zahra mengahampiri dan membantu.

"Mba fitri tidak apa apa?"

"mba gak papa"

^^^

Terima kasih telah membaca revisi zahra :)

Kalau ada kesalahan mohon di beri komentar 🤗

Kamis.11 juni 2020

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

zahra (REVISI)Where stories live. Discover now