Him found Her.

331 27 5
                                    

Stroler hitam itu bergerak dengan pelan, wanita dengan rambut lurus dan makeup yang elegan ada di belakangnya.

Dibalik tudung terdapat baby girls yang sangat lucu sedang tertidur dengan lelap tapi tak lama kemudian bangun tanpa tangisan melainkan senyuman ala anak bayi.

Wanita itu mengangkat dan memangku anak bayi tersebut.

"Atas nama mbak Jennie????" kata seorang kasir, Jennie langsung menghampiri sang suara.

Nggak ada yang berubah, Jennie masih sama seperti dulu sangat menyukai tiramisu. Bahkan hampir setiap minggu wanita itu selalu berkunjung ke toko ini.

"Anak baik, sekarang kita ke supermarket ya sayang." Kata Jennie sesekali mengelap air liur sang bayi.

Deringan berbunyi, Jennie merogoh handphonenya dengan cepat. "Wah, ternyata papa telpon." katanya sebelum menjawab telpon tersebut.

"Hallo?"

"Yang, aku diajakin main futsal sama pak RT. Baju biru andalan aku di mana ya?"

"Di lemari kedua sebelah kiri pojok, ada gak?"

"Ada ada ada, sepatu di mana?"

"Sepatunya aku taro di dekat pintu gudang, di depannya. Ada??"

"Ada ada ada, kamu masih di sana?"

"Masih, ini aku lagi di supermarket dulu, terus pulang."

"Si bayi tidur?"

"Ada nih, anteng banget. Mau liat?"

"Mauuu, kamu pap ya kirim ke aku buat penyemangat biar menang."

"Akunya nggak??"

"Hehehehe ya sama kamulah...."

"Dasar, iya aku kirim."

"Yauda aku futsal dulu, love you."

Jennie tersenyum sambil menggelengkan kepalanya heran. Hanbin masih sama seperti dulu, nggak ada yang berubah. Sering lupa naro barang, suka sekali dengan futsal, sering gombal, bahkan sering juga kasih kejutan kecil-kecilan.

Sejak di telpon tadi dirinya berjalan menuju supermarket. Kini wanita itu berada di jajaran sayuran. Memilih brokoli yang masih segar.


Iya, untuk makanan bubur tim si bayi.



Nggak sengaja, Jennie menyenggol tomat disebelahnya hingga beberapa tomat terjatuh dan menggelinding dilantai. Si bayi kecil melihat hingga tertawa, mungkin menurutnya itu hal yang lucu.

"ups," ucap Jennie menutup mulut dan langsung berjongkok memunguti tomat yang jatuh.

"Makasih ya mas, maaf ngerepotin." kata Jennie lagi belum sempat menoleh ke arah mas-mas yang sama-sama berjongkok.

"Iya sama-sama, mbak."

Merasa suaranya familiar, Jennie langsung menoleh ke belakang. Kini cowok yang tak asing sudah berdiri sambil melihatkan tomat-tomat di kedua tangannya.

"WAH ELU!!" kaget Jennie sampai ekspresinya tak terkendali. Wajah bahagia namun sedikit kikuk.

"Iya gue." kata cowok itu senyum lebar.

"Yaampun udah lama banget gak ketemu, gimana kabarnya?"

"Baik, gimana nih kabarnya yang sekarang udah jadi warga Bandung?" tanya si cowok dengan perawakan tinggi itu dengan tulus.

"Baik jugaaa. Eh, btw kok bisa ada di Bandung?" Jennie bertanya sambil keduanya menyimpan kembali tomat-tomat yang sudah di pungutnya.

Cowok berjaket hitam itu senyum sesaat lalu menjawab pertanyaan Jennie, "calon warga sini juga. Mumpung libur jadi sesekali mampir, bosen Jen di kota hujan terus. Musim panas aja hujan mulu." katanya sambil bergurau.

BerHaRap ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt