sebelas

966 139 42
                                    

Jennie sudah janji untuk belajar bareng Hanbin di perpus jam 3. Gadis itu tak sabar untuk menantikannya. Ingin rasanya mempercepat waktu agar sampai ke jam tiga sore nanti. Jennie rasa perasaannya sudah terlalu jauh bahkan sampai berharap, meskipun Jennie baru lagi untuk jatuh cinta.

Tetapi yang namanya cinta selalu datang tiba-tiba dan selalu pergi dengan tiba-tiba. Emang enggak bisa ditebak, yang bisa ditebak itu Cuma teka-teki silang anak SD yang isinya angka bilangan pertambahan dan pengurangan.

Ruang 401, mata kuliah terakhir. seluruh anak MK-D telah selesai untuk mengikuti mata kuliah Pendidikan Karakter. Jennie heran kenapa mata kuliah itu ada bahkan matkul itu selalu ada di setiap mata kuliah yang lain.

Enggak ngerti lagi harus gimana, mau diikuti membosankan. Enggak diikuti, itu persyaratan. Sungguh merumitkan. Apalagi liat dosennya, mengajar yang mau-mau tidak-tidak itu. seperti namanya Sean, yang sekilas dibaca selengean.

Kalo tau dosen di kelasnya membosankan, ia akan terus mengikuti kelas yang salah ia masuki. Apalagi dosennya membuat segar mata dan segar pikiran.

Nasi sudah menjadi bubur, tak akan terulang. Lagian Jennie sudah terlalu malu karena memasuki ruangan yang salah.

Eh bentar, tapi keliatannya sih kelas tadi pagi mahasiswinya pada cakep. Apalagi tadi liat sekilas ada kak Minzy, kakak kelas SMA Jennie dulu.

Heran. Kenapa Jennie bisa salah kelas sih. Dasar oleng. Gara-gara Jujun.

"Jen, Aciel yuk?” tawar Lisa membuat Jennie menoleh setelah membereskan bindar yang terbuka.

“YUK! Gue laper nih.” jawab Jennie

“Eh gaes, kata kak Jisoo ditunggu di kantin. Dia lagi ngacil di sana.” ucap Rose matanya masih menatap handphone yang ia pegang.

Bobby yang sedang mengambil pulpennya terjatuh di lantai langsung dongak ke arah Rose, tapi kepalanya terbentur dengan kursinya, “AW!” rintih Bobby sambil mengusap rambutnya.

“ngapa lu Bob?” tanya Rose, Lisa dan Jennie langsung cekikikan.

“Kaga, biasa ini kursi pengen di sundul sayang.”

“kok najis ya Bob.” jawab Jennie datar.

“Heheh. Eh ngacil yuk, kok gue laper ya?”

“Emang mau kali Bob, yuk ah cabut!” ucap Lisa.

Kini mereka beranjak pergi menuju kantin. Bobby mengikuti dari belakang, tapi rasanya ada yang hilang.

Ya, pelengkap hidup untuk menafkahinya tak ada. Bobby mundur lagi untuk memanggil keduanya.

“Woy, hayu ngantin. Maen hape mulu lo! gue doain itu hape lo pada rusak!” sumpah Bobby kepada Chanu dan Yoyo. Dua cowok itu menoleh dan beranjak dari tempatnya tadi, meghampiri Bobby yang berdiri di depan pintu kelas.

“Ya, baguslah hape gue rusak. Bisa ganti baru, ye gak Yo?” kata Chanu sambil merangkul kedua temannya itu. jadi Chanu di tengah-tengah antara Bobby dan Yoyo.

“Untung handphone gue banyak dari endorsan, lumayan kan lembiru terus, lemparin ganti yang baru.” ucap Yoyo tangannya meraih tas gendong dan memasukan handphone ke dalam tas tersebut.

“Sok lo najis, gue hack juga nih lama-lama IG lo.” ucap Bobby tak suka. Chanu mengacungkan jempol ke depan muka Bobby, tapi tangannya terkena gigi tajamnya itu.

"Hahaha mau aplod poto aja lo nanya ke gue gimana caranya, apalagi ngehack orang." Yoyo tertawa lepas, sedangkan Chanu merintih kesakitan.

“Aw! Bener kata Jennie Bob. Gigi lo tajem.” rintih Chanu sambil mengusap tangannya ke kaos berkerah hitam itu. Bobby hanya menyengir lalu tiba-tiba menoyor kepala Chanu.

******

Jennie, Rose, Lisa dan Jisoo kini duduk di salah satu bangku kantin yang cukup panjang. Mereka tengah berbicara dan bergosip ria ala kadarnya.

Lisa yang tetap terus menanyakan tentang cogan-cogan untuk di koleksinya, Rose yang tetap terus menanyakan tips-tips tentang move on nya, Jennie yang tetap terus nyerocos tentang cowok yang di sukanya dan Jisoo tetap berkeluh kesah tentang Seungyoon yang terus mengejarnya.

"untung gue tadi gak CBT." ucap Jennie dengan tampang sumbringah.

"engga CBT tapi salah masuk kelas orang ya Jen," kata Rose sambil meledek. Jennie mendengus.

"Ah anjer malu gue! tapi gapap sih dosennya ganteng."

"Ganteng?! Serius?!" tanya Lisa antusias mendengar kata 'ganteng'.

"duarius Lis, namanya Youngbae." jawab Jennie sambil menyeruput es kelapa.

"yah tau gitu gue ikut sama lo aja ke kelas orang."

"Si bego, mentang-mentang ganteng lo mau gebet tuh dosen?!" ucap Rose sambil menjitak kepala Lisa. Lisa merintih dan mengusap kepalanya itu.

"sekarang jam berapa?" tanya Jennie.

Jisoo langsung melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, "jam tiga kurang dua puluh menit, emang kenapa sih?"

"Jam tiga nanti gue mau ke perpus belajar bareng hehe." jawab Jennie sambil mengoprak-ngoprek handphonenya untuk menstelkan alarm.

"Sama siapa?" Tanya Jisoo penasaran.
"Bintang."

"Wedeh, salamin ke Bastian ya Jen" ucap Rose dengan polos.

"Bego! Itu mah Bintang tetangganya mas Adi." kesal Lisa membalas jitakan ke kepala Rose. Rose nyengir bego. Sedangkan Jisoo, ngelamun mengaduk-ngaduk mie ayam.

"Tau gak sih? Gue tuh cape di kejar terus sama Seungyoon. Gue gasuka, dia terlalu ngekang. Belum jadian aja udah gitu apalagi jadian." kesal Jisoo sambil menyantap mie ayamnya.

"Ya, kenapa gak lo hindar aja sih kak" jawab Jennie dengan santai. Jisoo menghela nafas kasar.

"Mana mungkin kak Seungyoon ngehindar, dia kan pantang menyerah sebelum titik darah penghabisan." ucap Lisa, tangannya mengambil sebuah mangkuk kecil berisi sambalado untuk menambah kepedasannya.

"Pedes banget anjir!" Rose yang sekarang tidak mau diam karena kepedesan langsung memanggil Aliando, asisten Aciel.

"Aliiiiiiii, lo kasih sambel berapa sendok sih?!"

"5 sendok yang." ucapnya sambil menampilkan telapak tangannya.

"Sayang-sayang pala lu peang!" kesal Rose. Gadis itu beranjak menuju stan jus. Sedangkan ketiga temannya itu menganga melihat tingkahnya.

Jennie, Lisa, dan Jisoo menggeleng melihat kelakuan Rose.

Perasaan tadi yang nambahin sambel si Lisa, tapi yang kepedesan si Rose.

Horor.

"Eh tapi enak lo kak ada yang mau perjuangin, lah gue? tetap jadi ijo lumut."

"Ijo lumut?" tanya Jisoo penasaran.

"Ikatan Jomblo Lucu dan Imut heheheh." jawab Jennie dengan cengiran khasnya. Lisa yang tadinya memakan mie ayam langsung tersedak mendengar jawaban Jennie.

"JENNIE!!" Suara khas dari seseorang memanggil namanya, membuat Jennie mendelik ke sumber suara.

BerHaRap ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang