tiga belas

492 77 3
                                    

Ruang BEM kini dipenuhi oleh panitia yang akan menyelenggarakan untuk inauguration sekaligus pelepasan para wisudawan/wisudawati serta menyambut para mahasiswa baru. Inauguration ini diwajibkan untuk semester pertama, karena syarat untuk mengambil sertifikat mahasiswa baru.

Untuk menyebarkan informasi itu akan terbagi menjadi beberapa kelompok yang akan sosialisasi ke kelas kelas. Tentu geng tiga sekawan yang sudah hampir lama menyatu itu tak akan terpisahkan, siapa lagi kalau bukan Jaewon, Jisoo, dan Jinhwan. Mereka terpilih area lantai tiga, di mana salah satu kelasan Jennie dan kawan-kawan ada di ruangan tersebut.

Tok

Tok

Tok

Ada yang mengetuk pintu ruang 302, di mana semua para mahasiswa yang tadinya memperhatikan ke depan langsung beralih ke sumber suara di balik pintu itu. Mata Bobby seketika membelalak, karena sudah jelas yang membuka pintu adalah Jisoo –seseorang yang istimewa-. Jisoo, Jihnwan dan Jaewon langsung memasuki ruangan itu setelah dosen memperbolehkan untuk masuk.

"Assalamu'alaikum warrohmatullohi wabbarokatuh.." pembukaan yang dilontarkan dari mulut Jinhwan dengan semangatnya. Para mahasiswa di ruangan itu menjawab dengan sangat khusyu dan memperhatikannya serius. Karena jika kita ingin dihargai saat bicara pada audience, maka hal ini sangat penting untuk diperhatikan. Menghargai apa yang orang lain bicara pada kita.

"Kami dari Badan Eksekutif Mahasiswa akan memberitahukan tentang Inauguration yang diselenggarakan pada hari dan waktu yang telah ditetukan. Inauguration ini wajib buat kalian karena untuk mendapatkan sertifikat mahasiswa baru. Jadi, sertifikatnya itu untuk syarat menyusun sidang skripsi nanti. Pembayaran dan tiketnya kami serahkan kepada komtinya masing-masing. Terima kasih."

"Ada yang mau ditanyakan lagi?" Jisoo melontarkan tawaran.

"Gsnya siapa yah kak kalo boleh tau?" tanya Taehyung dengan polosnya.

"RAISA!!!" belum sempat dijawab oleh Jisoo, para mahasiswa dikelas itu dengan kompaknya menjawab ke arah yang nanya. Taehyung seketika kaget lantaran hanya dirinya yang belum membaca pengumuman di madding kampus.

"kalau aku nggak sayang sama kamu udah aku tinggalin dari lama. Tadi pagi aku udah ngasih tau kamu tentang Inauguration. Makanya kamu jangan maen Mobile Legend terus, jadinya gak fokus." Bisik cewek di sebelahnya yang tidak lain tidak bukan adalah pacarnya sendiri alias Sesey.

"Masnya sudah tau kan siapa yang mengisi acara Inauguration nanti?" tanya Jisoo ke Taehyung untuk mengklarifikasi agar Taehyung mengetahuinya dengan pasti. Taehyung mengangguk mengiyakan sambil nyengir.

"untuk perhatiannya kami ucapkan terima kasih, sebelumnya buat komti boleh ikut kami sebentar dulu untuk mendata anak-anak di kelas ini. Wassalamu'alaikum warrohmatullahi wabbarokatuh." ditutupnya informasi itu, dan salamnya dijawab serempak oleh para mahasiswa dikelas tersebut. 

Dengan semangat Bobby langsung keluar kelas sambil membawa tasnya. Karena kebetulan sekali kelas terakhir sudah berakhir dan ia tak ingin Jisoo menunggu terlalu lama di luar. Dosen dan para mahasiswa yang ada di ruangan itu juga mengikuti langkah Bobby untuk segera keluar ruangan.

Jennie yang sangat cepat kilat dan terburu-buru keluar, nggak lupa juga Jennie berpamitan kepada dua sejoli yang ada di sebelahnya.

"Lis, si Jennie buru-buru amat mau ke mana dia?" tanya Rose sambil membereskan catatan ke dalam tasnya.

Lisa menjawab sambil memakai lipstik berwarna merah merona itu dengan santai, "Mau ke perpus dia, belajar lagi sama Hanbin."

"Lagi kasmaran kali dia makanya semangat terus, emang lo Lis tebar pesona sana sini nggak ada satupun yang nyantol. Gue duluan yah mau ada janji juga, bye syantik." Rose segera berlari keluar, sebelum Lisa mengejar dan meneriakinya. Karena dengan sengaja Rose menyenggol tangan Lisa agar lipstik yang ia kenakan belepotan. Lisa terdiam, lalu berteriak sekencangnya.

"KEMBAAANNNGGGGG!!!"


***


"Jis?" panggil Jaewon sembari tiduran di sofa ruang BEM itu.

"Hmm." Jisoo menjawab dengan sangat singkat sambil menulis data-data para mahasiswa. Jisoo tau apa yang akan ditanyakan oleh Jaewon, yaitu tentang adik TLnya, Jennie.

"Jennie kenapa tadi buru-buru yah kayak ada simulasi gempa larinya kenceng banget."

Jisoo menggoyangkan dengan kencang pulpen yang ia pakai sambil tetap menjawab pertanyaan dari salah satu temannya itu, "Mana gue tau Won, tanya dong sama lo kenapa dia lari-lari."

"Yah Jis, gimana mau ditanya Line aja kadang kagak di baca apalagi di bales." Rintih Jaewon, badannya kini terduduk menatap Jisoo yang belum berhenti menulis. Seketika itu terdengar seseorang yang masuk dibalik pintu BEM tersebut.

"Yah Won, gimana mau di bales kalau lo nya gak munculin diri lo siapa." Jawab Jinhwan mewakili Jisoo, Jisoo menatap ke sumber suara sambil mengangkat jempolnya ke arah Jinhwan.

"Tadi gue muncul di kelas doi, sob."

"Iya tanpa ngomong sekatapun, gimana Jennie tau itu lo, sob." Sindir Jinhwan sambil melangkah untuk duduk di samping Jaewon. 

Memang sepanjang sosialisasi Jaewon tidak berkata apapun di ruangan tadi, karena kata-kata itu sudah diambil semua oleh Jisoo dan Jinhwan. Alhasil, ia hanya senyum-senyum ngangguk mengiyakan ucapan dua temannya itu.

Jisoo menatap Jaewon melongo, yang di tatap malah balik natap. "Sob, mending lo ambil pulpen dan data-data yang lain deh di Jhope, karena ini pulpen lagi malu saking malunya tintanya gamau keluar."

"HAHAHA, tiup aja Jis tintanya siapa tau mau keluar." Jawab Jihnwan sambil tertawa, dengan pedenya Jisoo melakukan yang Jihnwan suruh. Setelah beberapa detik ditiup, tinta pulpen itu keluar banyak, alhasil buku catetan yang telah ditulis dibanjiri oleh tinta hitam itu. Jisoo terdiam, melihat data-data yang ia tulis berantakan.

Jihnwan yang sedari tadi ketawa terhenti setelah melihat kelakuan Jisoo. Jinhwan tak mau disalahkan, baru duduk beberapa menit yang lalu ia langsung keluar ruangan dengan terburu-buru.

"Gu-gue ke kelas du-dulu yah, lupa ada matkul terakhir hari ini." Alasan yang tidak masuk di akal, karena daritadi kelasnya sudah bubar dan tidak ada lagi kelas apapun. terlebih ia sekelas dengan Jisoo.

"Gue beli dulu pulpen." Ucapan Jaewon sebelum pergi dari ruangan tersebut, karena ia tau teriakan Jisoo menimbulkan efek samping.

"BOGEEEELLLLLLL!!!"


***


Notif line Jennie berbunyi pertanda ada chat yang masuk, ternyata benar. Chat dari Hanbin, atas permintaan maafnya untuk tidak bisa datang ke perpus karena sebuah alasan mendadak. Jennie berusaha tenang setelah sejam menunggu di perpus itu dengan membosankan, entah kenapa Hanbin tiba-tiba membatalkannya dan dengan alasan kenapa Jennie tidak mengetahuinya.

Jennie hanya bisa tersenyum, karena sebagai pengganti Hanbin akan mentelaktir Jennie. Bukannya sedih Hanbin tak datang, malah ia kegirangan membaca chat dari Hanbin akan mentelaktirnya. Ini artinya, Hanbin akan mengajak Jennie ke tempat makan berdua.

Suara Jennie membuat para pengunjung perpus menoleh dan mendesis keras ke arahnya. Jennie menunduk dan tersenyum, lalu membereskan alat tulisnya itu untuk segera keluar perpus. Setelah keluar perpus, Jennie tak sengaja bertubrukan dengan cowok yang memakai topi hitam membuat buku Jennie berjatuhan.

"Sori sori, gak sengaja." ucap cowok itu sambil mengambil buku-buku yang terjatuh di ubin.

"Iya gak papa kok." jawab Jennie singkat. Membuat cowok itu tersenyum. Pasalnya sekarang Jennie lagi bertubrukan dengan seorang cowok yang bernama Jaewon.

Jennie berdiri setelah buku-bukunya itu terangkul di tangannya. Tak lama, Jaewon mengulurkan tangan untuk meminta maaf sekaligus memperkenalkan diri secara langsung setelah beberapa hari hanya berbicara lewat pesan singkat. Iya, singkat banget. saking singkatnya gak pernah di bales ya Won.

Jennie yang berdiri di hadapan Jaewon melihat ke arah tangan cowok itu heran, kenapa tiba-tiba langsung mengulurkan tangan di hadapannya. Tanpa pikir panjang Jennie membalas uluran itu.

"Jaewon." 

BerHaRap ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang