lima belas

477 70 4
                                    

Lantai satu, lantai favorite di gedung kampus ini. Karena di lantai ini terdapat wifi untuk para mahasiswa, cara menghubungkannya dengan menggunakan NPM dan password yang telah masing-masing dapatkan. Enggak heran kalau lantai ini dipenuhi oleh para mahasiswa yang haus akan kuota internetan.

Sudah beberapa hari ini, Jennie sudah akrab dengan orang yang selalu mengajarkan tentang soal-soal akuntansi, Hanbin. Tapi tetap aja hatinya selalu bergetar kalau dekat dengan Hanbin. Rasa hati ingin nanya, Hanbin udah nyapa duluan. Jennie Cuma senyum manis di depannya, tak ingin terlewatkan Jennie akhirnya membuka suara,

"Bin, makasih ya martabaknya, peka banget sih emang," ucap Jennie sambil mesem-mesem, Hanbin mengerutkan dahinya bingung.

"Gue, nggak ngirim martabak, Jen. Semalam gue langsung tidur, batre low langsung di cas," jawaban Hanbin membuat Jennie terdiam sementara.

Memang waktu itu, Hanbin tau kalau Jennie suka martabak dan menginginkannya, tapi Hanbin nggak mesen martabak apalagi malem dia nggak ke mana-mana. Gimana perasaan Jennie kalau tau itu bukan Hanbin, Jennie terlalu berharap lebih ke Hanbin, sedangkan Hanbin entah di mana perasaan terhadap gadis itu.

Lantas siapa yang ngirim martabak pake Go-food????

"Oh, bukan lo ya, maaf ya, kirain lo yang ngirim soalnya  gue pernah sempet bilang martabak." Suara Jennie tidak sebahagia tadi, suaranya mulai menurun atas kekecewaan.

Hanbin senyum, merasa tak enak dan lagi Jennie selalu keinget Hanbin terus, "yauda, lo mau martabak dari gue?" tanya Hanbin membuat Jennie menoleh dengan sigap.

"Eh, nggak, kan gue udah makan kemaren, lagian lo pas banget ngingetin gue makan setelah martabaknya dateng."

"Bisa kebetulan gitu ya. mending sekarang kantin yuk? Kan gue udah janji mau nelaktir lo."

"Hayu, Bin. Kebetulan gue belum makan hehe" Jennie mengakhiri percakapannya dengan Hanbin, yang merasa sedikit kecewa bahwa tidak sesuai apa yang diharapkannya.

***

Malem-malem pas ngirim martabak.

"Apa sih bang ganggu gue lagi maen games nih,"

"Lo pernah ke rumah Jennie kan waktu itu?" tanya Jaewon sambil duduk menunggu martabak yang mulai dibungkus oleh si mas-masnya.

"Iya, kenapa?" tanya diseberang dengan nada kesal.

"Alamatnya di mana?"

"Lah ngapa lo tanya dia?"

"Kirimin alamat rumahnya di chat, gue ke rumah lo nih bawa martabak."

Chanu kegirangan sampai terdengar suara 'yes' yang dijauhkan dari telepon, "Buru sini, maen pees bareng."

"Siap. Otw!" 

***

Jennie duduk dengan Hanbin, makan berdua untuk pertama kalinya. Walaupun dikantin, tapi perasaan Jennie tidak berubah. Tetap masih dengan perasaan yang sama. Jangan ditanya bagaimana Hanbin terhadap Jennie, karena Jennie tidak mengetahuinya. 

"Oh, ini yang namanya Jennie. Hai, Jen, nama gue Donghyuk, panggil aja Dikey." sapa seorang cowok yang duduk di sebelah Hanbin dan mengulurkan tangan ke Jennie. Jennie membalas uluran itu sambil senyum.

"Lo temennya Lisa kan?" tanyanya lagi, seinget Jennie Lisa kemaren pernah cerita bahwa dirinya dekat dengan orang yang bernama Donghyuk. Tapi di lain sisi, Lisa lagi deket sama Jhope.

Banyak amat sih, Lis. Semua aja di gaet.

"Oh, jadi elo yang PDKT sama temen gue," sindir Jennie, yang disindir senyum-senyum sendiri karena merasa malu. Terlebih sih, salting. 

"Doain ya, Jen." 

"Doain apanya, Key?" 

"Doain gue jadi sama Lisa," Donghyuk mengharap, meminta doa restu ke Jennie bagaikan cewek dihadapannya adalah ibu dari gebetannya. Jennie menahan tawanya lalu mengangguk mengiyakan. 

"Jen, gue pinjem Hanbin dulu ya ada urusan hehe salam ke Lisanya."

"Gapapa kan kalau gue tinggal?" tanya Hanbin yang merasa bersalah. 

"Gapapa lagi, selow."

Setelah jalan beberapa langkah menuju pintu kantin, Hanbin menepuk bahu Jennie, yang ditepuk refleks langsung nengok.

"Nanti gue kabarin." katanya sambil senyum. Jennie mengangguk cepat, gatau mau jawab apa. Cewek itu mungkin lagi salting dapet tembakan yang tidak terkira dari Hanbin.

Hatiku ini cepat meleleh seperti lilin, Bintang. Gumam Jennie.






Jennie sendirian di kantin dengan susu kotak full cream di atas meja, dengan kekuatan pikiran untuk mengarah ke handphone dan lagi-lagi seorang Jaewon selalu membanjiri chat linenya, Jennie akhirnya membuka suara dengan penuh pertanyaan terhadap Jaewon. Semakin diam, malah Jennie semakin penasaran dengan seorang bernama Jaewon.

Jenniver

Lo yang ngirim martabak ke gue?

JaeWon

Alhamdulillah, akhirnya di bales.

Iya, suka gak sama martabaknya?

Jenniver

Suka, makasih. Tau alamat dari siapa?

JaeWon

Dari siapa ya, kasih tau jangan ya eheh 

Jennie memutar bolanya jengah, merasa dipermainkan karena hatinya masih kecewa kenapa bukan Hanbin yang mengirimkannya.

Jenniver

HH lucu kayak badut.

JaeWon

Lucuan lo lagi :) 


Jennie tersedak melihat chat terakhir dari Jaewon, ia langsung mengambil kotak susu itu tetapi isinya sudah habis terserap ke dalam perutnya.

"Minum, Jen." suara yang tak asing membuat Jennie mendelik ke arahnya. Ternyata seorang yang bernama Jaewon yang notabene sebagai kakak tingkatnya itu sejak daritadi ada dibelakang Jennie.

Jennie langsung meminum air putih itu dari tangan Jaewon dengan terburu-buru. Jaewon menatap Jennie, yang ditatap malah buru-buru sambil menghabiskan satu botol kecil air mineral.

"Pelan-pelan, Jen. ntar kesedak lagi." wejang Jaewon. Entah bagaimana, susana hati Jennie kini agak sedikit baikan.

Tapi emang udah baikan sih, kan udah makan bareng sama bintang bintang di langit. 

Jennie menarik nafas pelan-pelan dan terdiam sejenak.

Jaewon melirik jam yang terpampang di layar handphonenya, alih-alih mau ngasih tau Jennie buat masuk ke kalas, Jennie udah lari duluan tanpa sepatah katapun.

Jaewon geleng-geleng kepala, seolah tau sifat seorang Jennie yang suka buru-buru.



"Semangat, Jen. awas salah masuk ruangan lagi!!" teriak Jaewon tanpa rasa malu setelah diliatin oleh seisi mahasiswa di kantin. 

BerHaRap ✔Where stories live. Discover now