"Maaf... aku ha-"

"Ummph..."

Iris menarik wajah Gabriel dan mencium bibir pria tampan itu. Mengeluarkan lidahnya dan membasahi permukaan bibir Gabriel. Memainkan lidahnya hingga menjulur kedagu dan menghisapnya pelan.

"Bisa peluk aku dan berhenti meminta maaf. Aku hanya ingin mendengar kata cinta darimu tidak yang lain..."

Iris menarik lagi wajah Gabriel mendekat kearahnya. Menciumi perlahan bibir yang begitu dia rindukan. Gabriel membuka mulutnya menarik dagu Iris agar bibirnya bisa dia masuki. Lidahnya bergerliya menggelitik langit langit mulut wanita cantik itu. Saliva merembes di sudut – subut bibir mereka.

"Ummpph... Akh, ammpph..."

Bibir bertaut dengan indah, bergerak perlahan mengecap tiap inci rasa dan sensasi aneh dari tautan. Menekan wajah agar lebih rapat, bibir yang saling menghisap, tangan yang saling bertaut.

Bibir Gabriel beralih pada pipi yang memerah. Menciuminya lama, tubuhnya memaksa masuk di antara tubuh Iris, dengan lututnya dia mendorong kaki Iris agar terbuka lebar.

Gabriel memeluk wanita cantik itu. Mengangkat tubuhnya agar dia leluasa melucuti baju biru yang tengah di pakai Iris, menarik ujungnya keatas dan terlepas. Tersenyum dengan nakal dan mulai menggerayangi permukaan dada yang begitu menggiurkan. Putih dan merona merah. Ukiran dari tuhan yang begitu sempurna. Cahaya lampu yang menyilaukan membuatnya lebih indah dengan putih sempurna di mata coklatnya.

"Umphh......." Gabriel mencium bibir ranum dan tangannya bermain di nipple. Tangan yang lain berusaha melepas celana Iris.

"Akh, ssst... Ummpph..."

"Ahhh!!"

Meringis pelan merasakan lidahnya di gigit. Gabriel menyambar kasar bibir Iris. Lidahnya dia sapukan di atas permukaannya. Dan dengan cepat membuka mulut dan menghisap bibir mungil itu kuat.

"Umppph..."

Dan tangan itu berhasil melepaskan celana yang tadinya menyembunyikan lekuk indah kaki jenjang yang sempurna, meraba dari ujung jemari kaki hingga kebagian tumit. Dan lutut, mengusap paha dalam. Wajah Gabriel turun kebawah dan menciumi pinggir selangkangan Iris.

"Akh..."

Meremas rambut pria tampan dan menggigit bibir dengan sensual, sesekali meremas ujung seprai. Iris menarik kembali wajah Gabriel ke atas.

"Akh.." Milik mereka bersentuhan.

Iris membuka kancing celana denim yang di kenakan Gabriel. Membuka resletingnya. Gabriel membantunya dengan melorotkannya sendiri.

Puk.

Jatuh di pinggir ranjang. Keduanya saling menatap lama. Gabriel membelai pipi Iris dengan punggung tangan. Menghapus peluh keringat yang berada di kening, hidung dan di leher.

Membelai dari dagu kemudian jemari jemarinya menyusuri lekuk leher dan pundak hingga mencapai perut.

"Ah......"

Gabriel memasukkan jemarinya kemulut Iris hingga jemari itu basah. Mengangkat kaki Iris bersandar pada bahu, hanya kaki sebelah kiri. Kaki kanan dibiarkan jatuh mengangkang. Satu jari memasuki lubang Iris.

"Ugh.."

Meremas lengan kekar Gabriel. Matanya terpejam. Jari kedua masuk.

"Akhh!!!"

Gabriel menarik tangannya dan meletakan miliknya di depan lubang Iris. Perlahan memasukannya. Menunduk, siku tangan bertumpu mengapit tubuh Iris. Bibirnya meraup nipple dan lidahnya bermain. Menjilatinya dan menghisap, mengalihkan rasa sakit yang akan di rasa Iris akibat miliknya yang memaksa masuk.

Romance Suspense Short Story Collection [END]Where stories live. Discover now