35. Soal Sesat

436 56 10
                                    

Serial BEST FRIENDS – 35. Soal Sesat

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2019, 12 Desember

-::-

"Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok."

[ QS. Al Kahfi (18) : 106 ]

-::-


Hari ini aku main ke rumah Nora sepulang kuliah. Niatnya sih mau mengerjakan tugas. Tapi seperti biasa, pada akhirnya sebelum mengerjakan tugas ya kami menggunakan waktu untuk sesi curhat dulu.

"Kalau tentang bagaimana caranya semangat belajar Islam, kuncinya ya meyakini bahwa diri ini bodoh, Queen."

Ucapan Nora membuatku berpikir: Merasa bodoh terus ya? Lantas, kapan pintarnya?

"Dengan merasa bodoh, kita memiliki keharusan untuk terus belajar. Karena kalau sudah pintar, untuk apalagi belajar? Lagipula, dalam diri penuntut ilmu tidak pernah ada kata puas. Semuanya merasa ada banyak hal yang belum mereka dapatkan dalam perihal ilmu itu sendiri."

"Ah, jadi harus rajin-rajin hadir ke majelis ilmu ya?" tanyaku kemudian.

Nora sih rajin. Kalau tentang hadir kajian, Nora juaranya. Dia akan siap sedia sementara aku masih sibuk dengan khimarku. Hihi!

"Iya," kata Nora. "Dan tentang hadir kajian atau majelis ilmu, trust me, Queen, itu semua Allah yang kasih hidayah ke kita. Kalau Allah tidak memberi kita kebaikan, niscaya kita tidak akan pernah berada dalam majelis ilmu tersebut. Bersyukur banget ya Allah kasih kita kebaikan?"

Alisku sontak mengernyit. "Huh? Maksudnya bagaimana sih, Nora?"

Kulihat dia tersenyum simpul, meneguk minumannya perlahan, kemudian bersuara lagi.

"Queen, ada berapa banyak orang yang ada di dunia ini, dan mengaku muslim?"

Ditanya begitu, aku memutar bola mata ke kanan, "Err, banyak. Mana aku tahu jumlah persisnya? Kau ini..." kataku seraya memberengut.

Dan Nora tertawa setelahnya. Tuh kan, Nora memang begitu! Selalu tertawa kalau aku tidak tahu. Herannya, aku tetap sayang padanya. Hahaha!

"Jawabannya memang demikian, Queen: Amat sangat banyak!" ucap Nora. "Tapi ada berapa banyak yang hadir di majelis ilmu? Yang gratis saja terkadang tidak sampai membludak keluar-keluar area masjid kan? Nah, apalagi yang berbayar, ada banyak orang mengeluh terhadap kajian yang berbayar. Padahal yang kita ambil kan ilmunya? Ulama terdahulu bahkan rela jual ini itu agar bisa menghampiri ilmu."

Ucapan Nora kuiyakan dengan anggukan.

Adalah aku yang dulu juga marah-marah begitu mengetahui ada kajian berbayar. Hahaha!

Haisssh!

Sekarang sih, alhamdulillaah, sudah tidak, semenjak Nora bilang bahwa uang yang dikeluarkan untuk kajian itu adalah uang yang Allah berikan memang untuk kajian. Jika kita enggan, maka tidak akan pernah kita dapatkan juga uang tersebut di tangan kita.

Singkatnya, semua ada rezekinya!

"Iya juga ya..."

"Ingat kalimat ini, Queen? Man yuridillaahu yufaqqihu fiddiin; siapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka Allah pahamkan dirinya perihal agama. Begitu juga dengan kehadiran kita di majelis ilmu," ucap Nora. "Allah bisa aja mencegah kita biar tidak ikut kajian. Tapi karena Allah sayang kepada kita, maka Allah mudahkan kita berada dalam majelis ilmu, Queen. Allah itu sweet ya? Sangat baik ke kita."

[✓] Best FriendsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora