Min Yunki menatap berkeliling, kemudian terhenti saat kornea matanya lebih tertarik untuk melihat sebuah layar besar yang tengah menyiarkan acara berita terkait kondisi masyarakat yang kian memburuk dan berkurang. Itu membuatnya sedih dan sedikit kesal.

"Semua, pak. Untuk menyelamatkan semua."

Sebuah kilas tak suka terpancar jelas pada pandangan matanya tatkala mendengar ucapan Bang Si Hyuk yang ingin menang sendiri. 'Warga kita'. Seakan dia tidak peduli dengan manusia yang berada di belahan bumi lainnya. Oh tidak. Bahkan dia juga tak benar-benar memedulikan warganya, dia hanya mementingkan jabatannya.

Ah, siapa yang peduli dengan jabatan jika dunia sedang dalam ambang kehancuran? Beberapa warga juga berpikir begitu, bahkan ada pula yang melempari presiden berbadan gempal itu dengan tomat atau bungkus makanan yang telah kotor. Presiden itu tidak peduli, seakan terdzolimi dia tetap tersenyum di tengah warga yang mengamuk dengan tampang tak bersalahnya.

"Oh Tuan Min. Perkenalkan ini adalah Tuan Kai Kamal Huening, seorang ilmuwan dari Amerika," pandu Bang Sih Hyuk pada Tuan Min yang sebenarnya sedikit tidak peduli, memperkenalkannya pada seorang pria berpakaian serupa dengannya. Yang membedakannya pada Tuan Kai ini hanyalah tinggi badannya yang lebih tinggi beberapa centimeter darinya.

Min Yunki setengah membungkuk, mengukir senyum tipis setipis sehelai rambut, menyebutkan namanya singkat kemudian menyalami tangan Kai.

"Saya tahu, Tuan." Kai terkekeh pelan. "Saya mendengar banyak topik berita hangat di Amerika tentang anda. Saya kira, banyak pula yang menjadi penggemar rahasia anda."

"Tuan Kai. Bukankah anda orang Korea?" Tidak menggubris candaan dari orang yang baru saja ia kenal ini.

Lagi-lagi dia tertawa renyah, "benar, Tuan. Tapi anda tidak sepenuhnya benar, saya orang campuran. Menetap lama di negara tetangga banyak membuat orang berpikir jika saya warga asli sana. Ah, andai anda tahu jika saya sangat betah tinggal disana..."

"...sampai kejadian mengerikan ini ikut menyerang warga kami." Ekspresi wajah Kai berubah datar seketika saat mengucapkan kalimat yang terakhir.

Kejadian mengerikan ini memang telah menggeparkan dunia, Yunki tidak mengada-ada akan hal itu. Ia juga sudah membayangkan bagaimana kericuhan yang terjadi dari beberapa minggu yang lalu hingga saat ini pada negara-negara lain, pasti sangat kacau. Melihat kekacauan pada negara sendiri saja sudah dapat membuatnya merasa gempar dan sedih, apalagi jika menyaksikan betapa kacaunya kondisi dari negara lain.

Rumah sakit menjadi sasaran utama jika ingin mengungsi, dan saat ini beberapa rumah sakit telah penuh dengan orang-orang yang mengungsi, terutama para tunawisma. Namun tidak lama, sebab orang-orang menggila itu telah menemukan posisi tersebut, dan seketika membuat rumah sakit menjadi sepi dan kosong. Namun tak sepenuhnya kosong. Beberapa tubuh manusia mati dan tidak layak untuk dipandang bersebaran diseluruh ruangan-ruangannya; ada beberapa dengan perut terbelah dan seluruh organ dalam yang terburai menjuntai keluar, kepala yang terbelah tidak rata serta otak yang keluar hingga menyentuh lantai putih yang penuh dengan darah berwarna merah kental yang berbau anyir, wajah yang mengelupas, gigi geraham lepas, ah dan masih banyak lagi hal menjijikkan yang akan membuat orang yang mendengarnya muntah.

Yang membuat Yunki berpikir adalah, mengapa mayat-mayat itu hanya berjumlah sedikit sedangkan saat itu banyak sekali orang yang mengungsi disana. Banyak sekali sehingga membuat beberapa orang tidur di tenda yang mereka bangun sendiri didalam gedung rumah sakit.

Aneh.

"Kejadian ini memang menggemparkan. Baiklah, saya sudah harus pergi sekarang. Kalian bisa melanjutkan pekerjaan kalian sedangkan saya juga harus mengurus beberapa hal dengan kepala polisi di pusat kota." Bang Si Hyuk tersenyum sekilas sambil membenahi jas hitamnya yang licin.

Presiden itu pergi dan menerima bungkukan badan mengantar pergi dari seluruh orang yang berada di ruangan ini, dia memang sangat dihormati.

Tak ingin lama-lama melihat kepergian presiden gempal itu, Yunki segera mengalihkan pandangannya pada gulungan besar kertas biru yang sudah terisi dengan gambaran desain detail untuk kerangka benda tersebut. Besar dan memakan banyak tempat, benda itu. Desain gambar itu telah sempurna, dengan beberapa gulung besar kertas biru lagi untuk membuat denah dalam pada benda tersebut. Kerja keras selama satu setengah minggu ini membuahkan hasil. Gambar telah sempurna, kerangka badan telah disiapkan. Besi, titanium, emas, dan berbagai macam bahan untuk membuat benda ini juga telah diatasi.

"Akan pergi kemana Tuan Presiden? Menemui siapa?" tanya seseorang yang berada di samping Yunki, tapi tidak pasti sedang bertanya pada siapa.

"Pusat kota. Menemui seseorang."

⚠️

"Jadi tuan Kai, apa tugas anda di sini?"

Para ilmuwan kini tengah berkumpul, di tengah-tengah ruangan aula besar dalam istana negara yang di penuhi dengan alat-alat dan benda besar di setiap sudut ruangan. Waktu istirahat telah tiba, memberi waktu luang dalam setengah jam ini untuk mereka yang sedari tadi bekerja non-stop dalam waktu enam jam belakangan ini. Bahkan seminggu belakangan ini. Sebenarnya jika melihat dari yang tertera dalam otak dan pikiran masing-masing, tak ada yang namanya istirahat, bahkan jika itu hanya sepuluh menit. Namun mereka manusia, bukannya robot. Kapasitas tenaga manusia pun memiliki batas, tak bisa terus menerus di sortir hingga sepenuhnya habis.

Tuan Kai adalah ilmuwan termuda di dalam perkumpulan kecil tersebut. Berusia sembilan belas tahun dan sudah memiliki otak yang brilian untuk memenuhi standar menjadi seorang ilmuwan internasional. Ia sudah lulus dari sekolah menengah atas nya, kemudian langsung melesat tinggi untuk mewujudkan impiannya sejak dini. Mengacuhkan ajakan seorang teman yang ingin menjadi seorang idol boyband Korea dan menjadi terkenal. Mungkin jika dulu ia menerima ajakan tersebut, ia akan tetap di panggil dengan nama Huening Kai. Bukannya Tuan Kai. Ia merasa tua.

"Saya menjadi perancang untuk baju pelindung yang akan dikenakan nantinya," jelasnya singkat serta segan.

Yunki menganggukkan kepalanya singkat serta dengan bibirnya yang sedikit berkerut. Memuji pekerjaan Huening Kai yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. "Saya melihatnya tadi. Itu bagus."

Huening Kai terkekeh bahagia. "Terasa sulit pada awalnya, namun atas sedikit bantuan dari Min Yunki-ssi, saya menjadi lebih gigih dan berpikir keras tentang selanjutnya."

Yah, memang begitu tujuan Yunki memuji Huening Kai, yang sebenarnya hanya ingin memuji dirinya sendiri karena telah membantu menceramahi rekannya. Hanya sedikit.

Rapat negara yang kemarin di adakan antar hologram rupanya tak sia-sia. Tak hanya menerima hasil buruk dari aksi saling menembak fiktif dan membunuh beberapa orang tak bersalah. Segalanya telah terencana dengan sangat matang selayaknya buah sawo kecokelatan yang sudah jatuh dari tangkai pohonnya dan jatuh gedebuk ke tanah. Rencana demi rencana telah di laksanakan dan yang lain tinggal menunggu hasil.

Baju pelindung itu berwarna putih biasa. Pakaian yang di buat dari bahan yang lebih kuat, elastis, fleksibel. Serta dilengkapi dengan berbagai kelebihan lainnya, seperti kedap air, sirkulasi udara dingin maupun panas di dalamnya sehingga memudahkan pengguna untuk menyesuaikan suhu, kebal terhadap goresan, senjata tajam, dan gigitan hewan. Baju tersebut sepenuhnya tertutup, tak memiliki sedikitpun celah sekalipun kecil untuk mempermudah apapun masuk ke dalamnya hingga bisa saja membahayakan pemakainya. Kemudian tabung oksigen yang berada pada bagian punggung yang berbentuk persegi enam serta tipis namun kapasitasnya dapat menyimpan banyak oksigen sehingga dapat bertahan hingga sepuluh hari lamanya.

Tak hanya tubuh saja yang terlindungi, namun juga kaki, kepala, telapak tangan, seluruh tubuh. Sebuah penutup kepala yang dapat menyatu dengan bajunya dan dapat di lepas jika ingin. Tak memiliki kaca pada bagian depannya untuk melindungi wajah, melainkan sebuah lapisan titanium berwarna putih jernih yang sudah teruji kekuatannya dan tak mudah pecah bahkan jika tertimpa batu dengan ukuran lumayan besar.

Selebihnya baju pelindung tersebut telah terjamin kualitasnya serta aman untuk di pakai. Huening Kai sendiri yang mengujinya. Memakainya dan meminta beberapa relawan untuk menimpa kepala serta tubuhnya dengan benda berat hingga menjatuhkannya ke lantai dan menghimpitnya. Dan apa yang sudah di perkirakannya sempurna terjadi. Baju pelindung itu sudah benar-benar menjadi baju pelindung.

Semua hanya berharap, seluruh kerja keras ini tidak di sia-siapkan. []

24/7 HELL Where stories live. Discover now