02. Working

225 67 208
                                    

Presiden Korea Selatan bertindak segera menangani kasus ini. Mendapati sebuah kesibukan yang padat hingga pergi ke berbagai tempat dalam jangka waktu sekaligus tanpa menunggu lebih lama lagi. Otak pun berpikir keras memikirkan rencana apa yang harus negara lakukan untuk menyelamatkan warganya dari zona merah yang saat ini tengah menggemparkan seluruh benua, negara, kota, kampung-kampung, atau dimanapun penjuru dunia.

Angka kematian pada negara Korea telah mencapai lima ribu tujuh ratus tiga puluh dua warga yang mati menggantung. Seorang dokter pun tak lagi bisa bertindak untuk menyembuhkan bahkan mengetahui penyakit apakah yang telah menjangkiti sebagian besar dan banyaknya warga dunia. Virus ini tidak diketahui, yang berbahaya karena dapat membuat siapapun yang tertular akan menjadi gila per-dua puluh detik setelah virus tersebut menyebar didalam tubuh.

Gedung-gedung pencakar langit megah yang tersebar hampir diseluruh penjuru negara tak lagi dapat dihuni karena telah menjadi tempat perkumpulan seorganisasi manusia kanibal yang haus akan darah manusia hidup. Jalanan kota yang dulunya indah dan menjadi tempat wisata yang elok serta romantis untuk para wisatawan asing telah berubah menjadi hamparan darah dengan bertumpuk manusia mati yang tergeletak tak teratur.

Seluruh warga yang hidup dan memiliki akal sehat menangis, tak peduli wanita maupun pria, seakan meratapi nasib sial yang menimpa mereka secara tiba-tiba dengan sebuah kesadisan tak terduga. Meratapi sanak keluarga yang tak bisa di hubungi kemudian merasa khawatir, memikirkan tentang hal yang tidak-tidak. Mereka yang juga merasa khawatir untuk memikirkan akan tinggal dimana sedangkan beberapa hotel pun sudah menjadi tempat berkumpulnya manusia kanibal dan banyak pula yang sudah hancur lebur tak bersisa.

Tak ada lagi tempat pengungsian yang aman. Orang-orang yang tersebar diseluruh negara Korea membuat ungkapan protes mengenai hal itu. Meminta agar Presiden Korea lebih peduli dan memperhatikan warganya yang sudah berada diujung tanduk. Presiden merespon, kemudian memerintahkan seorang menteri pertahanan dan kesehatan untuk membuka sebuah rumah sakit yang tersegel aman dan seketika menjadikan rumah sakit tersebut sebagai tempat pengungsian bagi para warganya.

Ribuan orang mengungsi di rumah sakit tersebut. Yang beruntung dan lebih dulu datang bisa mendapatkan sebuah kamar rawat pribadi yang dapat di huni oleh sepuluh hingga dua puluh orang jika mau berbagi dan bersempit-sempitan. Pun ada orang yang berlaku curang dan merebut hak orang lain dengan cara menyogok hingga membunuh, tak peduli lagi dengan hukum berada. Mereka semua bodoh, tak lagi memiliki akal sehat untuk berpikir lebih rasional dan manusiawi. Semua telah terkontaminasi dengan sebuah kepanikan dan ketakutan hingga membuatnya tak sadar telah berbuat jahat.

Presiden tak lagi merespon. Semua berita tersebut sudah tertimbun jauh oleh beberapa berita terkini dari berbagai negara yang meminta bekerja sama untuk menjadi pahlawan dunia. Berencana menyelamatkan seluruh warga dunia dengan otak brilian.

Sebab itu, beberapa orang yang masih berakal segera menggabungkan kekuatan dan pikiran untuk mencari sebuah jalan keluar dari semua kekacauan ini. Jepang, Amerika, China dan juga Korea, menggabungkan otak mereka dengan bekerja sama dalam pembuatan sebuah benda. Oh tidak, beribu-ribu benda. For save the world, save the human. Beberapa ilmuwan juga telah terpilih untuk memimpin dalam 'penggabungan otak' ini dan juga sebagai ilmuwan berpangkat tinggi yang disegani.

"Anda ilmuwan terpilih untuk negara kami, Tuan Min. Tolong kerahkan seluruh tenagamu, pikiranmu, dan juga jiwa kemanusiaanmu dalam membuat benda ini untuk menyelamatkan negara kita," pidato pendek dari Bang Si Hyuk-- presiden bebadan gempal yang menyebalkan dan entah bagaimana bisa selamat dari aksi saling membunuh tadi malam-- di istana negara untuk perkumpulan para ilmuwan dan penasehat.

24/7 HELL Where stories live. Discover now