Bagian 1 - Pertemuanku dengan Aster

81 6 0
                                    

Untuk menceritakan mengenai temanku, Aster, aku butuh kembali memutar memoriku hingga saat dimana aku baru masuk sekolah menengah atas. Di saat aku sedang berada di lembah paling gelap dalam hidupku yang terasa hampa. Namun sebelumnya, sudah sepatutnya aku memberikan perkenalan singkat.

Namaku Autumn, hanya Autumn. Ibu memberiku nama itu semata-mata hanya karena aku lahir di musim gugur, tanpa ada filosofi lain. Namun, pemberian nama rupanya sangat berpengaruh bagi kehidupan orang itu. Aku Autumn, si musim gugur, harapanku juga gugur layaknya daun yang berguguran. Siap menghadapi badai musim dingin yang menanti di depan. Itu aku.

Ayahku memilih untuk menyekolahkanku di sekolah bergengsi, yang terkenal dengan pergaulannya yang tinggi. Tentu bukan pilihan tepat bagiku yang merupakan pecundang. Alasan ayahku menyekolahkanku disana hanya agar aku bisa berteman dengan salah satu dari banyak anak kolega - kolega bisnisnya disana, dengan maksud jika aku bisa menjalin pertemanan yang baik maka mampu pula berimbas dengan hubungan bisnis mereka. Ah, rumit pokoknya.

Sepertinya perkenalanku tak 'kan lagi menjadi singkat. Aku akan menceritakan sekalian kisahku disini.

Agustus, 2015. Tanggalnya aku lupa. Pertama kali aku menginjakkan kaki di sekolah berbasis internasional ini. Untungnya kemampuan berbahasa Inggrisku tidak payah-payah amat berkat film barat yang sering ku tonton. Seperti yang di duga, aku belum punya teman di hari pertama masa orientasi, aku terlalu malu untuk memulai perkenalan, aku sepayah itu.

Keadaan terus seperti itu sampai akhirnya pembagian kelas dan jurusan. Aku dapat kelas sains seperti kemauanku. Aku masih ingat betapa marahnya ayah begitu tahu aku tidak masuk kelas sosial, karena menurutnya ilmu sains sama sekali gabisa membantu untuk menjalankan perusahaan. Dirinya memintaku untuk pindah jurusan yang langsung saja aku tolak. Akunya saja susah bersosialisasi disuruh masuk kelas sosial? Bah!

"Ayo duduk sama aku!" Aku masih ingat pula ajakan teman sebangku pertamaku di SMA waktu itu. Namanya Rossa, dia cantik dan yang kutahu dari dirinya sendiri, Rossa merupakan pewaris tunggal Ghiffahri Group. Perusahaan yang bergerak di bidang perumahan real estate yang sedang ayahku incar. Kebetulan yang menguntungkan? Setidaknya itu yang ayah pikirkan. Tapi tidak denganku.

Awalnya semua berjalan normal, Rossa yang mau bergaul denganku, serta aku yang mulai terbuka dengannya. Pertemanan kami bisa dikatakan dekat, sampai suatu ketika aku Rossa mulai bergaul dengan geng cewek kelas sosial yang terkenal dengan pergaulannya yang tinggi. Rossa perlahan berubah, semakin mirip dengan mereka, bahkan tak jarang Rossa mengajakku untuk bergabung dengan mereka yang jika saja bisa kutolak maka akan kulakukan. Namun, Rossa adalah teman pertamaku di SMA, enggan bagiku untuk membuatnya kecewa dan menolak bergabung dengannya dan geng - gengan itu.

Sesuai dugaanku, mereka menyambutku dengan dingin. Ada kalanya nereka bersikap baik, tapi aku tidak selugu itu untuk tidak menyadari bahwa mereka hanya akan baik ketika ada maunya. Seperti kalau ada tugas Matematika, maka tak segan mereka menyerahkannya padaku untuk ku selesaikan. Tapi, apa sih yang bisa ku lakukan selain diam dn menurut?

Semua semakin menjadi ketika aku dan Rossa dengan entah kebetulan atau apa menyukai cowok yang sama. Namanya Kai, kelas 10 IPS 2, tampan tentu saja, tubuhnya nyaris seatletis para juara dunia olimpiade olahraga, bahkan saat beberapa bulan masuk SMA, namanya sudah dikenal di sepenjuru sekolah akan prestasi di bidang olahraganya yang mumpuni.

Sore itu, jauh setelah bel pulang berbunyi, aku berjalan sendirian di koridor. Penyebabku pulang terlambat tentu karena aku sibuk mengerjakan tugas Alexa, si ketua geng itu. Tak tanggung - tanggung, Alexa menyuruhku mengerjakan seluruh portofolio sejarahnya yang bahkan materinya saja aku tak mengerti. Sudah ku tolak, namun Alexa tak segan mengancamku. Sekali lagi, aku hanya pecundang, tak ada hal lain lagi yang bisa ku lakukan selain menjadi anjing penurut.

AutumnKde žijí příběhy. Začni objevovat