Bagian 2.5

3 2 0
                                    

"«Quantum brain dynamics». Itu kelihatannya telah dikemukan di akhir abad sebelumnya oleh seorang mahasiswa Inggris.

Setelah melakukan penelitian mengenai dasar teori itu untuk waktu yang lama, «RATH» akhirnya berhasil menciptakan mesin yang terlihat seperti monster itu… ——Mulai dari titik ini hingga seterusnya, aku masih belum sepenuhnya dapat memahami hal itu. Beberapa saat yang lalu, kita membicarakan mengenai struktur dari sel otak bukan."

Shino dan Asuna menggangguk pada saat yang bersamaan.

"Sel itu sendiri juga memiliki sebuah kerangka untuk menahan strukturnya. Kelihatannya itu disebut sebagai «Microtubules». Fungsi dari kerangka itu bukan hanya untuk menahan, tapi itu juga bertindak seperti tulang juga. Otak di dalam sel otak."

"H-Hah……?"

"Tulang itu memiliki bentuk tabung, dengan kata lain, pipa berongga. Tentu saja itu sangat kecil sekali….Kita sedang membicarakan mengenai diameter dalam ukuran nanometer,tapi itu sama sekali tidak kosong. Ada sesuatu yang tersimpan di dalam tabung itu."

Shino secara tanpa sadar bertukar pandangan dengan Asuna, sebelum melihat ke arah Kazuto dan bertanya dengan suara pelan.

"Apa yang ada di dalamnya…..?"

"Cahaya."

Kazuto memberikan sebuah jawaban singkat.

"Sebuah partikel cahaya…atau «Evanescent Photon» yang biasa dikatakan. Photon ini, dengan kata lain, kuantum. Eksistensi itu seperti indeterminisme, itu terus menerus berubah tanpa akhir sesuai dengan teori probabilitas.
Perubahan....itulah apa yang disebut pikiran manusia, berdasarkan pada teori itu."

Tepat ketika dia mendengar kata-kata itu, Shino dapat merasakan sebuah ketakutan mengalir dari tulang belakang menuju kedua tangannya untuk suatu alasan.

Sebuah gambaran yang misterius namun indah muncul dari dalam dirinya dan di waktu yang sama, pemikiran bukankah itu berada dalam daerah kekuasaan Tuhan?

Terlihat dari dalam pikirannya.
Asuna yang juga diliputi oleh emosi dalam yang sama, mata coklatnya menjadi kabur karena cahaya kegelisahan saat dia berbicara dengan suara yang sedikit serak.

"Kirito-kun, nama dari mesin baru itu….«Soul Translator», bukan? Soul(jiwa)……dengan kata lain, kumpulan dari cahaya di dalam jiwa seorang manusia?"

"Pekerja RATH menyebutnya sebagai «Quantum Field». Tapi, dengan memberi nama seperti itu, mereka pasti telah memikirkan tentang itu sebelumnya….mengenai Quantum Field dan jiwa manusia."

"Tapi kalau begitu, apa maksud dari itu? Soul Translator adalah mesin yang tidak mengakses otak manusia, namun jiwa itu sendiri…."

"Ketika mengatakan seperti itu, itu tidak lagi terdengar seperti sebuah mesin, tapi justru terdengar seperti item sihir di dalam game, huh."

Apa yang dia telah katakan sedikit meringankan suasana, dan Kazuto lalu melanjutkan perkataannya sambil tersenyum.

"Tapi, itu bukanlah perbuatan sihir ataupun keajaiban tuhan. Mari kita meloncat menuju penjelasan dari strukturnya untuk sebentar….Apa yang terekam di dalam putaran dan vector tiap-tiap photon di dalam microtubule, adalah satuan data «Qubit». Dengan kata lain, sel-sel otak bukan hanya sebuah tombol untuk satu gerbang yang berfungsi membiarkan sinyal elektrik melaluinya, tapi itu dapat dikatakan sel itu sendiri adalah satu unit dari komputer kuantum…Ya, sampai bagian inilah batas pemahamanku bagaimanapun juga…."

"Itu tidak apa-apa, aku telah melewati batas itu beberapa waktu yang lalu."
"Aku juga…"

Shino dan Asuna menyerah secara bersamaan di depan Kirito yang menghembuskan nafas lega.

"Kumpulan dari photon-photon yang menjadi memori dari komputer itu, mungkin, itu bahkan boleh dianggap sebagai jiwa manusia…RATH telah memberinya nama aslinya. «Fluctuating Light», yang mereka singkat menjadi———"

Dia berhenti sejenak.

"«Fluctlight»"

"...........Fluct...light."

Shino perlahan mengulangi istilah dikatakannya dengan suara misterius. Jika apa yang telah mereka bicarakan sampai titik ini semuanya benar, maka kalau begitu Fluctlight juga berada di dalam kepalanya juga.

Tidak, hanya mengatakan seperti itu, apa yang dia pikirkan tentang «dia» adalah....

thumb

Perasaan takut dari waktu sebelumnya kembali pada Shino, dia menggosokan tangan yang terulur keluar dari lengan seragam musim panasnya.

Di sebelahnya, Asuna juga membuat sebuah gerakan yang terlihat seperti dia sedang memeluk dirinya sendiri, sementara berkata dengan sebuah suara kecil.

"——Membaca Fluctlight…Tidak, mesin yang «Menerjemahkan» itu, itulah apa yang dilakukan Soul Translator. Jika memang seperti itu….penerjemahannya bukan hanya satu arah, bukan? "

Shino memiringkan kepalanya saat dia tidak mengerti arti kata-kata barusan dengan baik, dan di saat yang sama itu, Asuna menatapnya, dengan mata yang dipenuhi dengan ekspresi kegelisahan.

"Sinonon, memikirkan tentang itu…Amusphere yang kita gunakan tidak hanya membaca perintah pergerakan yang dikirim ke tubuh kita. Itu juga memberikan penglihatan dan pendengaran…sinyal sensor dari kelima indera pada otak kita, menciptakan sebuah pengalaman dunia virtual. Inti dari teknologi FullDive digunakan pada mesin itu, bukan? Kalau begitu, Soul Translator yang dapat melakukan hal yang sama seharusnya adalah mesin generasi selanjutnya, bukan?"

"……Dengan kata lain…itu dapat menulis sesuatu pada jiwa seseorang yang terhubung dengannya….?"
Pada titik itu, mereka berdua mengalihkan pandangan mereka pada Kazuto.

Alicization Beginning[Prolog 2]Where stories live. Discover now