Bagian 2.3

12 2 0
                                    

Bahkan mekipun itu adalah buku yang pernah dia baca di waktu yang dulu, dia tidak terlalu mengingat kalimat seperti itu sama sekali. Shino membayangkan makhluk aneh dengan kepala babi yang menjulur keluar dari tempurung lingkaran, sembari ia lanjut bertanya,

"RATH…kalau begitu, mereka adalah perusahaan independen yang bertujuan mengembangkan mesin FullDive generasi selanjutnya untuk dijual? Tapi bukankah pengembangan Amusphere telah dilakukan oleh beberapa perusahaan?"

"Tidak, aku tidak berpikir seperti itu…."

Kazuto bergumam dalam nada tidak berganti, nada tidak jelas.

"Mesin utamanya sangat besar. Menambahkan dengan konsol dan peralatan pendinginnya secara keseluruhan, itu dapat dengan mudah memenuhi seluruh ruangan ini….

Meskipun mesin eksperimen FullDive generasi pertama memang sebesar itu, mulai dari situ, ukuran Nerve Gear akan tetap sama untuk lima tahun mendatang. Dan Amusphere 2 (sementara) yang pengembangan utamanya dipimpin oleh Recto akan dijual tahun depan juga…oops, itu seharusnya adalah sesuatu yang dirahasiakan."

Sementara Kazuto mengangkat bahu, Asuna memperlihatkan senyuman kecil sebelum berbicara.

"Tidak apa-apa, mereka akan mengumumkan hal itu di Tokyo Game Show bulan depan bagaimanapun juga."

"Ah, jadi RECTO akan ikut berpartisipasi juga…Aku berharap itu tidak akan terlalu mahal…."

Asuna menatap Shino, yang matanya melihat ke atas, anak perempuan dari direktur perusahaan itu kemudian membuat eskpresi serius yang sama dan mengangguk dengan dalam.

"Aku berharap seperti itu juga―Namun untuk sekarang ini harganya masih belum diputuskan…Sebenarnya, meskipun aku telah puas dengan ALO dan benar-benar tidak memiliki rencana membeli perangkat yang baru, mereka mengatakan bahwa perangkat baru ini akan memiliki kecepatan penghubung yang jauh lebih tinggi. Dan itu akan cocok dengan softwarenya juga."

"Jadi begitu. Kuu―, seharusnya aku mencari pekerjaan sampingan juga…″

Mengkesampingkan data di buku tabungan yang muncul di dalam pikirannya, Shino melanjutkan untuk menanyakan Kazuto pertanyaan lainnya.

"……Baiklah, jadi mesin FullDive besar perusahaan RATH tadi tidak dimaksudkan untuk penggunaan rumah? Apakah itu untuk penggunaan bisnis?"

"Tidak, aku pikir itu belum sampai pada tingkatan seperti itu.Pertama, secara tegas dapat dikatakan, mesin itu sebenarnya menggunakan teknik FullDive yang berbeda."

"Berbeda...? Bukankah ini tentang menciptakan sebuah dunia VR menggunakan poligon, dimana seorang user dapat Dive ke dalamnya? Apa yang kau rasakan di dalam dunia itu?"

"Aku tidak tahu."

Kazuto mengangkat bahu, lalu mengatakan sesuatu yang tidak terduga dengan nada biasa saja.

"Dikarenakan perlindungan keamanan, ingatan dari dunia yang dibuat oleh mesin itu tidak dapat dibawa keluar ke dunia nyata. Semua hal yang kulihat atau yang kulakukan saat test, aku sekarang ini tidak memiliki satupun ingatan tentang itu."

"H….Hah!?"

Shino tanpa sengaja berteriak dengan suara keras, kemudian menurunkan suaranya sebelum bertanya.

"Tidak dapat membawa keluar…Ingatan? Sesuatu seperti itu…Bagaimana mungkin? Apa mungkin bahwa kau dihipnotis setelah kau menyelesaikan testnya?"

"Tidak, tidak, itu hanya murni menggunakan mekamisme elektonik. Tidak...itu dapat disebut sebagai quantum......"

Kazuto yang memotong kata-katanya sendiri kemudian memandang sekilas pada mobile terminal yang berada di atas meja.

"Jam setengah lima, huh. Sinon, Asuna. Apa kalian masih memiliki banya waktu? "

"Ya."

"Itu sama sekali bukan masalah untukku."

Saat mereka berdua menggangguk pada saat yang bersamaan, Kazuto menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kayu antic itu——

"Baiklah kalau begitu, biarkan aku memulai penjelasan dari dasarnya. Pertanyaan mengenai….teknologi «Soul Translation»."

Kazuto mengatakan sesuatu kata yang tidak dikenalnya secara perlahan.
Entah kenapa, itu terdengar seperti nama sihir di dalam game. Shino berpikir seperti itu.

Dia merasa tidak nyaman mendengar kata-kata yang berhubungan dengan teknologi terbaru.

Asuna di sampingnya sedikit memiringkan kepalanya saat dia berguman bergumam.

"Jiwa....?"

"Pertama kali aku mendengarnya, aku juga berpikir bahwas itu adalah nama yang sedikit berlebihan juga."

Kazuto dengan perlahan mengangkat bahunya sebelum melemparkan sebuah pertanyaan secara mendadak.

"Pikiran manusia, dimana kau pikir itu berada?"

"Pikiran?"

Shino hampir menyentuh bagian tengah dari dadanya secara refleks, dia kemudian menjelaskan suaranya saat dia menjawab.

"Di dalam kepala...otak, bukan?"

"Kalau begitu mari kita memperbesar otak itu, dimana pikiran itu seharusnya berada sekarang?"

"Dimana..."

"Otak, atau dengan kata lain, kumpulan dari sel otak. Lihat ini…"

Alicization Beginning[Prolog 2]Where stories live. Discover now