Bagian 1.2

19 2 0
                                    

Setelah Shino mengatakan itu, Agil membuat ekspresi puas sebelum memukul bagian atas lengan tebalnya.

"Tanpa tangan bartender yang hebat ini, itu tidak akan memiliki krim seperti itu."

"Tidak bisa berhenti membanggakan kemampuanmu bahkan semenjak kembali ke dunia nyata, huh. Kesampingkan dulu hal itu, Agil, aroma apa ini?"

Kazuto bertanya saat aroma itu tercium oleh hidungnya, pemiliki kafe itu menjelaskan suaranya dan menjawab.

"Kacang panggang bergaya Boston. Berasal dari tangan kuat ini....."

"Heh——, masakan dari kampung halaman istrimu, huh? Kalau begitu aku akan memesan itu."

Agil, yang perkataannya terpotong, berjalan pergi dengan dengan mulutnya membentuk へ, Kazuto mengambil gelas di depan Shino, kemudian meminumnya.

Setelah menghembuskan nafasnya, dia memperbaiki posisinya yang ada di kursi, sebelum melihat lurus ke depan.

"...............Bagaimana dia sekarang?"

Dia mengerti maksud dari pertanyaan mendadak itu pada saat itu juga.

Tapi, Shino tidak menjawabnya dengan segera, dia mengambil gelas dari tangan Kazuto lagi, kali ini dia meminumnya lebih banyak.

Saat krim lembutnya mengalir di tenggorokannya, aroma yang harum masuk ke dalam hidungnya.

Rangsangan tadi menghubungkan bagian pikiran di pikirannya, dan mengubahnya menjadi kalimat pendek.

"Ya..... Dia kelihatannya sudah cukup tenang."

Setengah tahun lalu, pada tahun 2025, insiden «Death Gun» terjadi.

Salah satu dari tiga pelakunya pada insiden itu adalah satu-satunya teman Shino, Sinkawa Kyouji, telah menerima pengecualian setelah masa percobaan yang panjang untuk kasus anak remaja, dan sekarang dia dipindahkan untuk ditempatkan di tempat rehabilitasi remaja bulan lalu.

Saat masa percobaan, dia hanya bersikeras untuk tetap diam, bahkan pemeriksaan yang dilakukan psikiater ahli tidak dapat membuatnya bicara, tetapi, di suatu hari setelah enam bulan setelah insiden tersebut, dia mulai setuju untuk menjawab pertanyaan dari psikiater, sedikit demi sedikit.

Shino samar-samar dapat menebak alasannya.

Enam bulan——lebih tepatnya seratus delapan puluh hari, adalah periode sewa pembayaran yang tidak terbayar dalam game VRMMO «Gun Gale Online».

Saat periode waktu itu telah habis, diri lain dari Shinkawa Kyouji, atau dapat dikatakan sebagai dirinya yang sebenarnya «Spiegel» akan menghilang dari server GGO, yang membuat Kyouji akhirnya bersiap untuk menerima kenyataan.

"Aku berencana untuk mengunjunginya setelah dia sudah lebih baik. Aku pikir kali ini dia akan mengizinkanku untuk menemuinya."

"Aku mengerti."

Saat dia merespon pendek pada jawaban Shino, Kazuto melihat ke arah hujan. Setelah beberapa detik keheningan, Shino secara sengaja memecah keheningan dengan memasang ekspresi tidak puas.

"——Hei, normalnya pada saat ini, kau seharusnya menanyakan apa aku baik-baik saja, bukan?"

"Eh, ah, B-Baiklah, ——Erm, lalu bagaimana keadaan Sinon?"

Setelah kesuksesan yang jarang dari membuat Kazuto panik, Shino tersenyum saat dia merasakan perasaan puas.

"Aku sudah melihat semua koleksi dari film aksi lama yang kau pinjamkan.

Adegan yang paling aku suka mungkin adalah adegan laki-laki yang menghindari peluru tembakan dengan menggelinding menuju tempat berlindung.

Jika kau berpikir ingin kembali ke GGO, aku akan menunjukkannya di waktu pertemuan latihan berikutnya."

"J-Jadi seperti itu? Maka itu sangat bagus......Tolong supaya mudah....."

Pada senyuman sedikit kebingungan di wajah Kazuto, Shino menahan tawanya.

Rasa takut dari senjata api yang diderita Shino selama lebih dari lima tahun, bahkan sampai sekarang masih tidak dapat dianggap benar-benar menghilang sepenuhnya.

Bahkan meskipun dia kelihatannya menyukai melihat film aksi, itu masih akan membuat jatungnya berdetak ketika dia tanpa sengaja melihat senjata api di poster yang ada di sudut kota, atau di jendela toko mainan.

Ketika dia memikirkan itu sekarang, itu kelihatannya hanya reaksi kaget biasa. Karena dia tidak yakin bahwa dia tidak akan bertemu seorang kriminal yang memiliki senjata api di dunia nyata suatu hari.

Sebagai tambahan, Shino berpikir hilangnya reaksi kuat dari tekanan saat melihat gambar dan foto senjata api, seperti pingsan atau muntah, sudah lebih dari cukup.

Dia juga tidak lagi merasa dikucilkan di sekolah. Sekarang dia bisa makan siang dengan beberapa temannya.

Tetapi, itu membuat Shino sedikit berada di situasi yang rumit saat topik yang selalu mereka bicarakan mengenai tentang anak laki-laki yang menunggunya di depan gerbang sekolah untuk menjemputnya dengan sepeda motor.

Saat Shino tanpa sadar memikirkan hal itu, Kazuto sadar ekspresinya yang melunak, dan mengangguk.

"Jadi, semua hal mengenai insiden Death Gun sudah selasai, bukan?"

"Ya......Itu....Benar."
Shino juga perlahan mengangguk, sebelum menutup mulutnya.

Ada sesuatu, dia kelihatannya sedang mengingatnya sesuatu dari ujung pikirannya dan mencoba menarik itu keluar, tapi sebelum dia dapat melakukan itu, penjaga kafe itu datang dari dapur sebelum meletakkan dua piring panas di meja.

Pemandangan dari kacang merah yang berwarna merah mengkilap dengan potongan daging yang ditaruh di bagian tengah membuat suara lapar dari perutnya, yang sudah memakan makan siang.

Shino mengambil sendok seolah-olah dia tertarik pada itu. Pada saat itu juga, dia kembali sadar dan dengan cepat menarik tangannya sebelum mengatakan.

"Ah, A-Aku tidak memesan ini."

Lalu, ekspresi nakal samar-samar terlihat dari wajah kasar dari pemiliki kafe berbadan besar itu.

"Tidak apa-apa, itu adalah traktiran....dari Kirito."

Alicization Beginning[Prolog 2]Where stories live. Discover now