2 : Whatsapp

Mulai dari awal
                                    

Kubentang tikar memanjang mengikuti bentuk asli tikar itu, kemudian aku berdiri tegak mengukur untuk memastikan tikar yang aku bentang sudah benar atau tidak.

"Aw.."

Aku meringis ketika lenganku tak sengaja terdorong oleh sebuah tas. Pastinya tas itu memiliki tuan, dan benar saja. Kulihat lagi untuk memastikan bahwa penglihatanku sedang baik-baik saja.

Lagi-lagi aku harus bertemu dengannya, ini hal yang pastinya tidak aku rencanain. Aku sama sekali tak mau mengenalnya, bahkan tak pernah aku pikirkan.

Aku menatapnya yang berjalan semakin menjauh dengan menggendong ranselnya. Dia terlihat sama sekali tak merasa bersalah. Ah sudahlah, aku akan mengabaikannya.

***

Sosialisasi di sekolahku telah selesai, ini tandanya semua siswa diperbolehkan untuk pulang. Tapi tidak untukku, aku harus kembali menjadi babu. Aku melakukan hal sebaliknya dari yang aku kerjakan tadi, sebelum acara ini berlangsung.

Aku menggulung tikar dengan acuh. Bagaimana pun sekarang aku merasa sangat lelah. Selesai menggulung kulanjutkan dengan mengangkat tikar ini ke ruangan penyimpanan.

Ketika berjalan menuju ruangan lagi-lagi aku melihat dia. Namun kali ini sedikit berbeda, dia sedang bersama perempuan. Perempuan itu adalah adik kelasku, aku mengenalnya.

"Perkiraan gue bener, dasar fakboy," aku membatin.

Kulihat dia tertawa genit dengan perempuan itu, berjalan menuju gerbang sekolah berduaan. Rasa itu kembali datang, sekarang aku membencinya.

Entahlah, aku menjadi seseorang yang sangat random sekarang. Hal ini masih aku sembunyikan dari teman-teman atau siapa pun.

Aku melanjutkan pekerjaanku menjadi babu yang tadinya sempat tertunda. Aku berjalan ke arah ruang penyimpanan dan menyusun semuanya.

Setelah selesai melakukan tugas sebagai babu, aku berjalan ke arah gerbang. Aku akan memesan ojek online untuk pulang. Selagi aku menunggu abang ojek, aku sedikit berbincang dengan bapak penjual es. Ini hal yang selalu aku lakukan setiap pulang sekolahnya.

Terkadang bapak penjual es juga aku jadiin tempat curhat. Aku biasa memanggilnya dengan sebutan 'uwak'. Beliau tak keberatan jika aku bercerita, beliau senang. Usianya kira-kira lima puluh tahun-an.

Tak harus menunggu lama, ojekku sudah datang. Aku pamit dengan bapak penjual es.

"Daahhh wak," pamitku sambil melambaikan tangan ketika motor yang aku naiki kian menjauhi kawasan sekolah.

Tapi tunggu..

Aku melihat sesuatu, oh seseorang. Kenapa harus lagi? Si pria kacamata itu sedang duduk di tempat itu, parkiran.

Namun ini parkiran yang isinya anak brandalan semua. Yang berkuasa di tempat itu adalah sebuah geng motor. Terlihat jelas di tembok yang penuh dengan mural, tapi aku akuin itu indah, bagaimana pun aku tak bisa menolak seni. Di parkiran ini juga terdapat palang besar bertuliskan '567 MC'. Ini adalah salah satu geng motor besar. Komunitas ini juga memiliki anggota di setiap daerahnya, tersebar di Indonesia.

Melihatnya di tempat itu membuat rasa yang sudah ada sebelumnya semakin besar. Tapi ah sudahlah, aku tak mau mempedulikan itu.

***

Malam ini, 2 Agustus 2019. Aku melakukan rutinitasku seperti biasa, yaitu rebahan. Ketahuilah ini sangat nikmat, walaupun banyak dampak buruknya.

Aku memainkan ponselku, membuka aplikasi Whatsapp dan sibuk membalas pesan dengan temanku. Sesekali aku tertawa ketika membaca lelucon yang diberikan temanku.

Drrrtt

Ada pesan masuk dari nomor yang tak aku kenal. Dengan tak sabar aku membuka dan membacanya.

0823xxxxxxxx : Jejen ya?

Aku bingung, bagaimana orang ini bisa tau panggilan itu? Teman-teman dekatku biasa memanggilku seperti ini. Tak hanya teman-temanku, ada satu orang yang memanggilku seperti ini. Bahkan panggilan ini memang dari orang itu. Ingatan itu kembali datang saat aku hampir berhasil melupakan luka masa lalu itu.

Jejen : siapa?

Aku rasa ini adalah balasan yang tepat. Dan tak butuh waktu lama untuk menunggu balasan selanjutnya.

0823xxxxxxxx : Ini Alfa

Seketika duniaku runtuh, aku mematung dan menatap lekat-lekat ponselku. Aku menarik panjang napasku untuk menetralkan perasaanku sekarang.

Kenapa orang itu datang lagi?

Jangan lupa vote!

Pencet bintang disini
👇

Kamu dan BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang