Mau apa lagi mereka?

6.1K 227 18
                                    

Malam gaes....
Oke..oke..mari kita lanjutkan ya..
😊😂😉😘

****

Masa cuti ku udah berakhir dan hari ini kita akan pulang kejakarta tepatnya rumah kita. Aku hanya meminta dia cukup membawa barang yang penting aja ga usah semuanya.

Awalnya dia protes namun aku mengatakan bahwa barang dia dikontrakan ini ada semua dirumah, tepatnya digudang sih.  Karena saat itu aku masih marah sama dia dan ga ingin ada barang dia didalam ini bahkan poto pernikahan kita juga masih digudang.

Tapi akhirnya dia menuruti ucapan ku meski kadang bibirnya manyun gitu malah jadi gemes.

Sebelum kedalam mobil dia pun pamit dulu sama tetangganya terutama sama ibu dan bapak penjual bunganya, aku juga mengucapkan terimakasih sama mereka karena udah menemani istriku selama disini.

"ga terlalu ketatkan sayang?" tanyaku saat masang seltbednya ga ingin membuat bayi kita terjepit.

"ga kok, udah pas kayak gini." jawabnya,aku pun mengangguk.

"oke, siap untuk pulang kerumah kita hem?" tanyaku sambil elus pipinya.

"iya aku siap kok danish.." senyumnya.

"yaudah kita berangkat sekarang ya.." dia pun mengangguk.

Brum...brum....💨💨💨

"hihihi danish kamu apaan sih, fokus dong nyetirnya."

"muach...muach...muach.." aku semakin berulang-ulang cium tangannya yang berada dalam genggaman ku.

"hahaha,  geli danish...ya ampun udah donk, fokus dulu sayang..,eh. "

Nah kan,  harus dengan cara kayak gini dia baru spontan sebut kata sayanglah, pangeranku lah, suamikulah, kan senang akunya..

"ngapain senyum-senyum.." dengan gaya angkat satu alis. Aku malah semakin senyum donk.

"gapapa kok, senang aja mulai ada perkembangan panggilan romantisnya."

"ihhh..danish udah donk, jangan godain mulu. Fokus danish.." omelnya.

"oke..oke.., awas aja sampai rumah ga bakalan aku lepasin kamu." aku pun melepaskan tangannya dan kembali nyetir dengan benar sementara dia hanya kekeh aja.

Jalanan sangat lah macet total, gimana ga macet inikan sabtu, banyak orang bepergian ntah kemana bahkan sampai luar kota. Dan sekarang kita terjerat diantrian tol. Aku menatap istriku yang udah tidur aja dikursinya.

Aku kembali megang tangannya. Astaga tangannya dingin sekali tadi aja ga kayak gini. Gini nih kalau dia ga berani ngomong samaku. Aku pun mengambil selimut dan menyelimuti dia.

"kamu kenapa ga bilang kedinginan sih sayang, pliss jangan takut-takut lagi kalau bicara apa lagi mau meminta sesuatu sama aku ya sayang." ucapku sambil selimuti dia dan membaguskan posisi tidurnya dengan   memundurkan kebelakang sandaran joknya agar dia dan bayi kita nyaman.

"maaf kalau kamu masih trauma sama sikap kasar dan marah ku,  bahkan kamu yang ga salah aja aku bentak. Maaf ya sayang..." aku mengusap sayang kepalanya. Dan ga lama aku kembali berjalan karena harus bayar tolnya.

Jangan Benci Aku (END) √Where stories live. Discover now