❣Confusing❣

758 70 3
                                    

"Apa?" eommanya terkejut mendengar penuturan Hyuni.

"Kamu hapus? Tega kamu Hyuni!"

Eommanya sangat emosi mendengar perkataan Hyuni pagi ini. Rencananya pagi ini ia akan ke sekolah anaknya dan ke kantor polisi untuk mengurus masalah ini. Ini menyangkut harga diri Hyuni dan dirinya sebagai orangtua.

Padahal ia sengaja pulang pagi-pagi sekali ke rumah untuk mengurus semuanya lalu pergi ke rumah sakit lagi saking semangatnya untuk mengurus masalah ini. Tetapi kenyataan ini masih sangat sulit ia terima.

"Kamu tahukan masalah ini akan sulit diurus jika tidak ada bukti"

Hyuni hanya diam.

Eommanya langsung menghubungi appanya untuk menyuruhnya datang ke rumah sakit.

Sepuluh menit kemudian appanya yang telah berpakaian rapi hendak pergi kerja, terkejut mendengar penuturan istrinya.

Dan sebuah tamparan mendarat di pipi Hyuni. Seumur hidupnya Hyuni tidak pernah ditampar seperti ini oleh appanya. Ia sangat kecewa pada appanya. Tatapan tajamnya ia tunjukkan pada appanya.

"Selama ini appa didik kamu bukan untuk menutupi hal bodoh seperti ini. Appa tidak habis pikir dengan apa yang kamu buat"

"Kamu tahu ini menyangkut harga diri keluarga kita, jangan kebencianmu pada Hyunjin berdampak buruk ke keluarga kita, kamu ga bodoh kan seperti Hyunjin!"

"Bukankah appa yang mengajarkanku membencinya?"

"Kamu tahu!!! Hyunjin hampir mati appa buat karena masalah ini, mengapa kamu tidak mengatakannya lebih awal, apa kamu emang sengaja Hyuni"

"Aku pingsan, bukan sengaja"

Appanya yang mulai tidak bisa mengontrol emosinya pergi meninggalkan ruang rawat Hyuni. Ia takut tidak bisa menahan diri untuk memukul Hyuni. Menurutnya Hyuni sudah sangat keterlaluan, tapi karena Hyuni sakit, ia takut nantinya menyesal setelah memukul Hyuni.

Dan keheningan terjadi di ruang rawat Hyuni. Hyuni marah pada semuanya termasuk eommanya. Ia tidak mau menjawab pertanyaan eommanya.

"Kamu hari ini mulai terapi Hyuni, eomma tidak tahu lagi hanya ini jalan satu-satunya kata dokter karena kamu belum dapat pendonor. Eomma telah membayar seluruh biayanya. Terapinya akan dilakukan tiga kali dalam sebulan."

Hyuni tidak mau menatap wajah eommanya yang berbicara padanya, ia hanya menatap keluar jendela.

"Kita ga punya pilihan Hyuni"

"Aku ga mau"

"Eomma mohon dengarkan eomma, jangan buat appa dan eomma tambah pusing. Setelah kebodohan yang kamu buat tadi harusnya kamu lebih berpikir dalam bertindak, jangan hanya memikirkan perasaanmu saja, pikirkan perasaan orang-orang di sekitarmu juga"

"Eomma tidak tahu bagaimana jika Hyunjin tahu ini, ia pasti akan sangat kecewa padamu"

"Aku ga peduli Hyunjin tahu, dan ini diriku, yang merasakan aku, aku berpikir sebelum mau menjalani pengobatan jadi hargai pendapatku"

"Tapi kamu harus patuh pada eomma dan appa, karena ini untuk kesembuhanmu. Apa kamu pikir eomma ga ingin kamu sembuh setelah bertahun-tahun mengurusmu sakit, sampai menelantarkan Hyunjin"

Hyunjin & HyuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang