GOL 1

28.1K 972 21
                                    

"Pagi!" suara datar milik lelaki bertatapan tajam yang biasa disapa Irsyad itu terdengar saat lelaki yang menjabat sebagai Executive Chef itu masuk ke area dapur panas. Pemilik tubuh tinggi ramping itu adalah chef Abdaya Hotel yang terkenal dengan kelihaian tangannya dalam membuat berbagai menu makanan.

"Pagi, Chef!" jawab karyawannya serentak dan semangat.

Ia datang dengan tampilan kasual yang tampak santai namun pembawaanya dingin dan cuek memberi kesan intimidasi yang kental pada bawahannya. Kaki jenjang Irsyad bergerak menuju loker yang berada di ruang khusus di area samping bagian dapur yang dikhususkan untuk awak dapur yang bertugas. Tak lama, Ia kembali muncul setelah pakaian santainya telah diganti dengan pakaian khas seorang juru masak berupa double breasted jacket dengan bordiran nama di dada sebelah kiri, Irsyad Setiawan, lengkap dengan Hat Cook putih tinggi di kepalanya.

Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi, namun dapur Abdaya Hotel itu sudah ramai dengan karyawan yang siap tempur memasak berbagai menu untuk dihidangkan hari ini. Para karyawan dapur benar-benar dibuat buru-buru saat mereka dapat shift pagi. Tidak ada yang berani datang terlambat, takut diamuk oleh Irsyad sang titisan dewa kutub Utara. Lelaki itu hampir tidak pernah telat datang bekerja. seakan kepalanya sudah diset oleh alarm otomatis yang membuat Ia dengan tepat sempurna muncul di hotel.

Sebenarnya bawahan Irsyad juga tidak tahu bagaimana cara sang atasan saat marah. Selama ini pembawaan Irsyad yang cukup pendiam dan temperamen yang bagus membuat lelaki itu tak pernah menunjukkan emosi lebih di wajahnya. Bahkan tidak dengan marah sekalipun saat mereka berbuat salah. Hanya saja, mereka akan dibantai habis-habisan oleh sous chef, tangan kanan chef yang punya kemampuan di atas rata-rata, yang akan memaki-maki mereka. Sous chef sebagai titisan tangan kanan sang Executive Chef yang sangat mahir dalam bidang masakan dan juga menghajar bawahannya dengan lidah tajamnya.

Bagi karyawannya sosok Irsyad, sang atasan, itu menakutkan dan juga misterius. Kadang mereka menyebut Irsyad dengan sebutan Iblis Kutub Es. Julukan berbagai macam iblis bukan karena sering emosi, marah-marah dan meneriaki mereka, tapi hanya karena tatapan setajam elang dan mulutnya yang mengeluarkan suara tanpa intonasi yang sangat datar itu dilengkapi dengan wajah tidak pernah menunjukkan satu emosi apapun. Hingga mereka sendiri kesulitan menebak apa yang sedang bos mereka itu rasakan. Marah, senang atau malah sedih mereka sama sekali tidak tahu. jujur, sebagai bawahan mereka merasa sangat tertekan di bawah asuhan Irsyad yang sulit ditebak. Ia benar-benar hampir tidak pernah berbicara sekedar basa-basi dengan mereka. Sapaan selamat pagi, siang dan malam itu hanya sebagai formalitas.

Ada aura panas api neraka dan menegangkan yang berbeda saat ada Irsyad di dapur Abdaya Hotel kapanpun itu, hanya butuh mata elang sang atasan melirik mereka maka rasanya seperti akan dicabik-cabik dan salah tingkah. Entah itu mereka sedang berbuat salah atau tidak, mereka akan berada dibawah tekanan tinggi seakan melayang ke langit tinggi dengan pasokan oksigen yang menipis.

"Buffet hari ini Continental breakfast. Siapkan brioche, baguette dan juga croissant. Indonesian menunya rendang, nasi putih, soto betawi, telur mata sapi dan capcay aja," ujar Irsyad sebagai Kepala Juru Masak di dapur Hotel Abdaya tersebut. "Appetizer dan dessert sesuaikan saja dengan yang sudah disiapkan tadi malam." Gema suaranya memenuhi seantero dapur yang di dengar hikmat oleh karyawannya, tanpa ada bantahan sama sekali. Brioche, baguette dan croissant adalah kue pastry asal Perancis yang bisa disantap sebagai menu sarapan. Biasanya disajikan dengan dengan berbagai macam selai dan juga krim. Jenis roti-roti ini dihidangkan dengan kopi dan teh di pagi hari, selain pilihan menu sarapan pancake untuk orang yang berbudaya Eropa.

Sous Chef mulai membagi tugas setiap awak dapur untuk menghandle satu jenis menu atau kerja sama antara dua orang. Sebagai orang yang bekerja di bagian dapur yang bertanggung jawab langsung terhadap berbagai macam menu, mereka harus benar-benar telaten dan juga pintar meracik bumbu. Kualitas rasa adalah nomor satu. Memasak tidak semudah yang dilihat, juru masak butuh bertahun-tahun belajar dan beribu kali melakukan eksperimen rasa makanan untuk mendapatkan satu cita rasa yang benar-benar lezat dan mampu dinikmati oleh banyak orang. Lelah, gagal dan juga tekanan tinggi adalah makanan sehari-hari mereka.

Glory of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang