UNEASY

2.2K 157 28
                                    


'Dia sudah resign dari tempat ini, pak'

Ucapan itu terus terngiang, Henney mencoba melupakannya dengan memfokuskan diri pada lembar file yang ada ditangannya dan bukan hanya itu, ia juga sempat menelpon rekan-rekan kerjanya untuk urusan bisnis. Namun nihil, otaknya sangat sulit untuk sekedar diajak bekerja sama.

"Come on, think about stranger? you must be kidding" gumam Henney yang berusaha untuk fokus pada lembar filenya.

Sebenarnya mudah saja untuk menemukan pemuda itu, apakah ia lupa kalau dirinya adalah selebriti? bahkan ia sudah mengetahui nama pemuda itu entah mengapa ia masih merasa belum puas, jika sudah menemukannya lagi, terus apa yang akan kau lakukan?

Ia mengambil handphonenya kembali dan mencari kontak seseorang yang mungkin bisa membantunya untuk memberikan solusi, ya berharapnya sih begitu. Tapi jika ia meminta saran dari orang lain, bukankah ia akan memberitahu tentang dirinya yang sedang memikirkan seorang pemuda?

Tidak tahu, ia sudah kepalang pening.

Pilihannya jatuh pada kontak seseorang yang kemarin sempat mengajaknya minum kopi bersama,

'Mathew'.

Tuut

Deringan telepon tersambung, ia menunggu orang disebrang sana mengangkat panggilannya.

Panggilan terhubung.

'Halo? ini aneh, karena jarang kau menelpon ku duluan'

"Mathew.. listen, aku hanya ingin meminta saranmu setelah itu aku tutup" ucap Henney agak buru-buru.

'Uh wow? Seorang Henney meminta saran dari orang seper-'

Tuut tuut

Sambungan telpon dimatikan, siapa lagi kalau bukan Henney yang memutuskan panggilan sepihak.

Ponsel Henney berdering, muncul nama 'Mathew' dilayar, sudah pasti ia kebingungan mengapa panggilannya dimatikan tiba-tiba.

'Hey bung! kenapa kau tutup? aku betul-betul bingung karena kau meminta saran dariku, apa kau tau kalau kau selalu menolak saran dariku for having girlfriend?' gerutu orang disebrang sana.

"Tidak.. tidak jadi, sudahlah anggap saja aku ngelindur" sanggah Henney.

'Hm? Oh apakah kau sedang menyukai seseo-'

Tuut tuut

Sambungan dimatikan sepihak lagi oleh Henney.

"Seharusnya aku tidak menelponnya saja" sesalnya.

Ia memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya saat menyadari hari sudah mulai larut, semua ia rapihkan dan segera meninggalkan ruang kerja untuk menuju ke kamar.

"Mango" panggil Henney saat melintasi anjingnya yang sedang berbaring disofa, mungkin tidak ada salahnya untuk mengutarakan isi hatinya pada anjingnya.

"Apa pendapatmu, tentang memikirkan orang yang tidak kita kenal?" tanyanya yang hanya dibalas oleh gonggongan, 'gug!'

Ia tidak tahu apakah itu artinya aneh atau tidak, namun ia merasa sedikit lega setelah berkata seperti itu.

Bagaimana mungkin, hanya dari pandangan pertama, ia ditarik oleh pesona pemuda itu. Terlihat kalem, pembawaan yang tenang, nada suaranya yang unik. Atau mungkin Henney hanya merasa stress karena sudah lama hidup sendiri? Itu bisa jadi.

Dan juga, sebelumnya ia yakin bahwa dirinya baik-baik saja mengenai seksualitasnya, pikirannya, juga tipenya. Terbukti dari wawancaranya dengan sebuah media baru-baru ini, ia mengatakan bahwa ia memilih tipe wanita yang dewasa, berkepribadian menarik. Semua itu nyatanya bohong jika dibandingkan dengan fakta yang ia rasakan sekarang, walau ia merasa jika dirinya adalah orang yang masih normal hingga kini.

Bahkan dirinya tidak ingat, kapan terakhir kali ia menjalin kasih dengan seorang wanita. Itu pasti sudah lama sekali sampai-sampai ia melupakan moment itu, dan memilih menyendiri hingga detik ini.

Terserah mau percaya atau tidak, nyatanya memang seperti itu. Henney memang lebih mengutamakan karier sampai ia harus melajang dalam waktu yang sangat lama, sebab itulah para rekannya sering kali menyuruh Henney agar mencari pasangan segera. Mereka takut Henney jadi gamophobia.

Call out in the middle of the night

For when else would I hear you?

Fall out in the cold starlight

I can save you if you do

Bunyi alunan dari musik band rock GHOST - Call Me Little Sunshine yang berasal dari handphonenya, rupanya ada panggilan masuk.

Henney melihat nama si penelpon, 'mom'.

Oh, ternyata dari ibunya.

"Yes mom? how are you?" sapa Henney dahulu.

"Petty good, darling. Where have you been? I'm worry about you" terdengar ada nada kecemasan disana.

"Hm, I didn't mean to make you worried, mom. hanya terlalu fokus pada pekerjaanku" jelas Henney.

"And yeah, not bad. How about dad? what's he doing?" lanjutnya, sambil berjalan menuju kamar.

"He's fine, he just playing with Daisy here" ah ya, Henney belum memberitahu kalian tentang Daisy, itu adalah anjing betina milik orang tuanya.

"Bagaimana denganmu? You already have girlfriend there?" tanya ibunya.

Mendengar kata 'girlfriend' membuat Henney terdiam sebentar, sudah pasti mereka menantikan agar dirinya memiliki pasangan dan mereka menantikan kabar tersebut segera. Tapi kalau ia jujur pun, ibunya pasti akan menyuruhnya agar segera mencari pasangan, berbohong pun juga percuma lebih baik ia jujur.

"Not yet, i mean.. aku masih berusaha disini" jelas Henney.

"Apa kamu tidak kesepian disana, nak? kamu harus punya, tidak ada yang bisa menolak pesonamu"

Apa yang dikatakan ibunya memang fakta, tidak ada yang bisa menampik fakta itu. Tentang pesonanya dan ketampanannya, hanya saja Henney memang belum berniat untuk memilikinya. Entah kalau sekarang, mungkin saja sudah.

"Mom, im hanging up. Aku ada pekerjaan yang belum selesai" alasan memang, Henney cuma mau menghindar saja dari pertanyaan itu.

"Oh really? I just have a call with you.. kalau ada waktu senggang kabari ibu ya" titah ibunya.

"Yes, mom, i love you"

"I love u more darling, bye"

Panggilan ditutup oleh Henney, lalu ia mengusap hidungnya dan menatap layar computer, termenung.

"Ah.. so complicated" keluhnya sendiri.

Setelah ini mungkin ia akan sungguhan memiliki niat untuk mencari pasangan.

______________________________________

TBC

Cuma menampilkan kegelisahan si Daddy Henney aja kok hehe

DADDY AND HIS BABY (BL)Where stories live. Discover now