Part 26

358 16 0
                                    

Gadis itu menghela napasnya sebelum dia mendorong pintu kaca itu. Terdengar suara kincringan lonceng dikala pintu itu terbuka. Nica mengedarkan pandangannya sampai tatapannya terjatuh pada seorang laki - laki yang sedang duduk di dekat jendela cafe.

Nica mengenali laki - laki itu. Dia Stevan. Laki - laki yang telah disakitinya. Ya dia sengaja pergi ke cafe ini untuk menemui Stevan. Bukan karena dia ingin menyakiti laki - laki itu lagi. Bahkan sebenarnya dia merasa malu untuk bertemu Stevan.

Dia telah menyakiti laki - laki itu padahal Nica tau bahwa Stevan sangat menyayaginya. Nica membalas rasa sakit atas semua perlakuan lembut dan kasih sayang Stevan. Tapi sesungguhnya bukanlah keinginannya untuk menemui Stevan.

Beberapa waktu lalu dia tiba - tiba saja mendapat pesan dari Stevan. Pesan itulah yang membuat dia menemui Stevan. Stevan memintanya untuk datang ke cafe. Sepertinya ada yang ingin laki - laki itu katakan.

"Hai!" Sapa Nica membuat laki - laki berwajah Eropa itu menoleh ke arahnya. Laki - laki itu tersenyum membuatnya terlihat lebih tampan dari sebelumnya. Tapi jika dibandingkan dengan Verro memang laki - laki itu kalah. Tapi Stevan juga termasuk ke dalam most wanted di sekolah.

Terkadang Nica berpikir apa yang Stevan pikirkan sampai bisa menyukai gadis sepertinya yang bahkan tidak popular dan cantik. Dia hanyalah gadis biasa di sekolah. Dia tak mempunyai apapun yang spesial di dirinya.

Tapi tidak bagi Stevan. Laki - laki itu seolah mampu melihat segala kelebihan dari diri Nica yang bahkan tak bisa dilihat orag lain. "Hai!" Sapa balik Stevan. Nica membalas senyuman Stevan dan mendaratkan bokongnya di kursi.

Dia menatap segelas jus buah naga terletak di meja. Stevan bahkan masih mengingat minuman kesukaannya. "Aku udah beliin kamu minuman, jus buah naga kesukaan kamu." Ucap Stevan.

"Makasih." Ucap Nica sambil tersenyum manis. Nica menyedotnya membuat rasa manis itu hadir di lidahnya. Dia sangat menyukai buah naga. Entah itu dimakan secara langsung ataupin dibuat jus.

Stevan menatap Nica. "Aku gak tau kenapa kamu suka banget sama jus buah naga, padahal rasanya gak enak." Ucap Stevan heran. Nica menggelengkan kepalanya. "Kamu bilang begitu karena belum pernah nyobain." Ucap Nica mencoba meyakinkan Stevan jika apa yang diucapkannya adalah salah.

Stevan menggelengkan kepalanya. "Ih aku udah pernah coba ya pas pensi waktu itu, itu juga karena dipaksa kamu." Ucap Stevan mengingat saat sekolahnya mengadakan pensi. Banyak yang menjual berbagai macam makanan dan minuman saat itu.

Dan saat itu Nica membeli jus buah naga dan memaksa Stevan untuk mencoba walau sedikit. Dia ingin pendapat Stevan yang mengatakan bahwa jus buah naga itu tidak enak dapat dia tepis. Stevan harus tau jika buah naga adalah buah terenak di dunia.

Mungkin ini terdengar lebay tapi itulah yang ada di pikiran Nica. Nica tertawa saat mengingat bagaimana reaksi Stevan saat meminum jus buah naga pada saat itu.

"Hahaha iya! Dan kamu lucu banget reaksinya." Ucap Nica sembari memegang perutnya yang sakit karena tertawa. "Emang rasanya gak enak." Ucap Stevan.

Mungkin buah naga itu sangat asing bagi laki - laki berdarah Indonesia-Inggris itu. Saat dia tinggal di Inggris pun dia belum pernah melihat buah bernama buah naga itu. Bahkan saat pertama kali mendengarnya Stevan mengira bahwa buah naga itu adalah naga sungguhan.

Apalagi saat melihat kulitnya yang seperti sisik naga. Mungkin itulah yang membuatnya tak menyukai buah naga. Buah naga masih terlalu asing untuknya. Stevan terdiam. Dia tersenyum menatap Nica.

Dia tak menyangka jika gadis itu masih mengingat momen kecil itu walau hubungan keduanya sudah kandas. Melihat kediaman Stevan membuat Nica juga terdiam. Mereka terdiam dan saling menatap untuk sesaat.

Verronica (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang