The End of The Thread - "The Farewell"

24K 3.7K 4.6K
                                        

YANG NGGAK KUAT TIDUR LARUT, TIDUR AJA.
LANJUT BACA BESOK PAGI!
LAST CHAPTER RED STRING ENGGAK AKAN KEMANA-MANA!

*

Cindyana's Note

Jadi ceritanya, aku lagi nulis sendirian tengah malam.
Terus adik bungsuku bilang, dia mau pakai komputer, soalnya mau print sesuatu (yang baru dia ingat). Niatku buru-buru ngesave dan kasih dia pakai komputernya.

Alhasil, karena terlalu buru-buru, nggak ngeh kalau yang ketekan adalah tombol publikasi, bukan simpan.

Baru ngeh 20 menit setelah up. Itu pun gegara aku mau ngecek wattpad dulu sebelum tidur (ritual) LALU MATA KEBUKA LEBAR, DAN RASA NGANTUK ITU MENGHILANG, TERBANG DAN PERGI!

Aku, paus, melakukan sebuah hal yang mengenaskan, padahal semestinya ending Red String harus kubuat semengesankan mungkin.

Sekali lagi, aku minta maaf karena tidak sengaja PHP-in kalian.

Selamat menikmati chapter terakhir Red String!

*

I don't want to say goodbye, this is just a farewell.

This is not the end, if we promised to meet again.

***Red String***

Rasanya memang baru kemarin aku melihat rok merahku bertransformasi menjadi biru, tetapi kini aku sudah menggunakan seragam putih abu-abu.

Waktu berjalan sangat cepat. Mama juga mengatakan hal yang sama, beliau tetap tidak percaya bahwa aku sudah SMA. Padahal, ini sudah beberapa bulan sejak aku memasuki tingkat atas.

Tanpa butuh waktu lama bagiku untuk memilih, kuputuskan untuk mengambil kelas IPA. Bukan tentang pandangan orang-orang, setelah melihat apa yang Papa lakukan, kurasa itu sangat berguna untuk semua orang. Aku ingin menjadi seorang dokter di masa depan, aku ingin melihat lebih banyak orang yang bahagia.

Kurasa Arlan Pratama juga punya pandangan yang sama. Kami berdua berakhir di kelas yang sama. Awalnya kami tidak saling menyapa begitu tahu bahwa kami akan berakhir dalam kelas yang sama, aku bisa memahami itu. Dia tidak kelihatan begitu kaget saat menemukanku di kelas yang sama, seolah memang telah bisa menerka bahwa aku akan ada di sana.

Aku punya cerita lucu ketika hari ulangtahunku tahun ini. Seperti biasanya, tahun ini aku merayakannya bersama Papa dan Mama. Arlan Pratama tidak datang karena merayakan ulangtahun Kak Aetherd (kami berulangtahun di hari yang sama). Arlan Pratama mungkin merasa mempunyai kewajiban untuk mengucapkannya padaku, jadi dia meneleponku waktu malam.

"Halo?" sapaku begitu mengangkat telepon.

"Halo, Alenna, selamat ulangtahun."

Waktu itu, aku tidak melihat langsung orangnya. Suara berat yang menyelamatiku seperti itu, jadi aku langsung berasumsi bahwa pemilik suara adalah Kak Aetherd. Aku sama sekali tidak curiga atau mempertanyakan mengapa Kak Aetherd yang memegang ponsel Arlan Pratama waktu itu.

"Iya, terima kasih. Selamat ulangtahun juga, Kak Aetherd."

Akan tetapi, alih-alih mendapatkan balasan terima kasih, telepon itu malah terputus. Walaupun kebingungan, kubiarkan saja waktu itu karena Papa sudah menekan bel sembari membawa kue-ku dengan hati-hati. Aku melupakan tentang telepon putus tadi dan memutuskan untuk membantu Papa.

LFS 2 - Red String [END]Where stories live. Discover now