Bab 29. Cinta (2)

15.2K 564 192
                                    

Maafkan typo yang bertebaran..

Hehe sudah berapa minggu nggak nongol 😯

Happy Reading..

*****

Naya menatap puas kearah hasil puding cokelat buatannya. Sebenarnya Naya ingin membuat cake ulangtahun untuk suaminya tapi kata Mami Sekar, suaminya sangat menyukai puding cokelat. Naya meringis menatap angka 25 yang telah ia tulis di pinggiran puding tersebut.

"Woahh sudah jadi ya Nay?" Sekar mendekat kearah Naya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Woahh sudah jadi ya Nay?" Sekar mendekat kearah Naya. Sekar menatap puding cokelat yang ada di atas meja kecil yang telah di letakan di dapur untuk memudahkan Naya dalam berkreasi.

"Bagaimana Mi?" Naya menatap kearah Sekar meminta penilaian mertua nya tersebut.

"Cantik Nay… kalau yang ahli telah turun tangan hmmm hasil nya nggak perlu diragukan lagi ya.." puji Sekar seraya mengangkat kedua jempolnya.

"Makasih Mi.. Nay bantu buat tumpeng nya ya Mi?"

"Nggak usah sayang.. biar Mami dan bibik saja yang buat nya. Sekarang kamu ikut Aya ke salon aja. Biar suami mu pangling nantinya" goda Sekar lalu mengedipkan matanya kearah Naya.

"Tapi Mi…" perkataan Naya terhenti saat getaran handphone nya kembali terasa. Naya segera meraih handphone nya dan benar saja panggilan yang sama terlihat di layar handphonenya.

"Mas Adnan, Mi.."

"Jangan diangkat Nay…" Cegah Sekar lalu tanpa kata segera menekan warna merah yang ada dilayar.

"Sekarang kamu siap - siap gih, sebentar lagi Aya bakalan kemari."

"Aya nggak ngajar ya Mi?" Naya menatap penuh tanya kearah mertuanya karena setahu Naya kakak iparnya tersebut selalu disibukan dengan jadwal mengajar nya.

"Aya lagi cuti untuk hari ini Nay."

"Beneran Mi, nggak ada yang bisa Nay bantu?"

"Iya sayang…"

Naya tersenyum penuh rasa haru, perlahan ia berdiri dari kursi rodanya lalu memeluk erat tubuh Sekar yang sedang membelakangi nya tersebut.

Sekar terkejut saat merasakan kedua tangan yang melingkar di perutnya, "Nay…?"

"Makasih ya Mi. Mami baik banget, Nay jadi teringat Umi" bisik Naya dengan suara tercekat. Sekar hanya dapat tersenyum kecil dan membiarkan Naya memeluknya.

******

Resti hanya dapat menatap tajam pria yang sedang duduk santai di kursi yang berada tak jauh dari ranjang rumah sakit tempat ia terbaring.

"Haha bagaimana rasanya Resti?"

Resti hanya dapat mengepalkan kedua tangannya, "Brengsek.." ucapnya dengan lirih.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 09, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mengikat Dengan AkadWhere stories live. Discover now