Bab 22. Morning Wife

8.9K 367 19
                                    

💚 Follow juga akunnya ya "Lotusia_Aurora"💚

Ada kesibukan jadi baru bisa UP guys 🙇

Ditunggu 100 bintang nya 😆 dan coment nya.

Maafkan typo yang bertebaran..

Happy Reading..

*****

Adnan  mengerang saat merasakan salah satu tangannya terasa kebas dengan mata yang masih terpejam Adnan berusaha menarik tangannya. Namun erangan protes yang terdengar seketika membuat kedua matanya terbuka. Adnan mengerjap saat melihat sosok yang meringkuk dalam dekapannya, tangannya perlahan menyingkirkan rambut hitam tersebut dan akhirnya wajah istrinyalah yang terlihat.

"Apa yang terjadi?" Adnan benar-benar kebingungan hingga potongan kejadian-kejadian tadi malam kembali terlintas dan membuat tubuhnya menegang. Adnan  mengangkat sedikit selimut yang mereka gunakan dan mengerang saat melihat banyaknya tanda yang menghiasi tubuh istrinya. Seganas itukah dirinya?  'Apakah Naya akan membencinya setelah ini?' Itulah yang menjadi ketakutan dalam dirinya.

"Eumm dingin.." ucapan protes dari bibir mungil istrinya yang kemudian membuat bukan hanya tubuh Adnan yang menjadi kaku karena tangan itu memeluk tubuh Adnan dengan begitu erat bahkan kaki Naya juga ikut melilit tubuhnya.

"Kau menyiksaku Nay.." keluh Adnan pada kesunyian malam.

"Benarkah ia meminum obat perangsang?, siapa yang telah melakukan hal ini padanya lalu apa maksud dan tujuan semua ini?." Adnan memijit pelan kepalanya yang terasa pusing.

"Euummm pegal mas..berhenti.." gumaman Naya dalam tidurnya membuat kedua mata Adnan membesar.

Adnan pun akhirnya balas memeluk tubuh mungil istrinya. "Maafkan Mas yaa, kamu memang istri terbaik Nay. Makasih Sayang.." bisik Adnan di telinga Naya.

******

Sedangakan pesta reuni baru saja berakhir, Lisa segera menarik tangan Sella menjauh dari rombongan.

"Lo beneran melaksanakan yang gue pinta kan Sel?" tanya Lisa dengan suara pelan.

"Iya Lis.. sesuai perintah Lo. Obat perangsang di minum Adnan dan pencegah kehamilan di minum Naya."

Lisa pun mengusap dada dan tersenyum puas."bagus, thanks Sel."

"Tapi Lis, menurut gue yang lo lakukan ini malah akan mempererat hubungan mereka." ucap Sella yang sebenarnya merasa bingung dengan rencana yang Lisa lakukan.

"Gue awalnya juga mikir gitu Sel, cuma pas gue pahami lagi maksud rencana Oma gue ini akhirnya gue setuju. Gue yakin Adnan pasti akan memaksa Naya yang tentu akan membuat Naya jadi benci dan Naya sendiri tidak akan hamil karena obat pencegah kehamilan yang ia minum. " Jelas Lisa dengan seringai puas.

Sella hanya dapat mengangguk kecil karena obat yang ia masukan pada minum Adnan memang bukan dosis yang sedikit. "Semoga memang berjalan sesuai rencana mu Lis."

"Hahah harus itu. Btw, tas yang gue janjikan besok gue kirim ke butik Lo.."

"Okay.."

*******

Naya menutup kedua matanya dengan tangannya  karena terpapar sinar matahari.

"Emmm... silau…" ucapnya lalu menarik selimut kembali menutupi kepalanya.

Adnan akhirnya berjalan mendekat menuju ranjang. Pagi ini sudah menunjukan pukul 09.00 tadi ia sudah menyelesaikan subuh nya sedangkan ia tak tega untuk membangunkan istrinya yang terus mengatakan pegal dalam tidurnya. Adnan sebenarnya ingin memperpanjang waktu booking kamar ini tapi saat membuka handphone nya sudah terdapat puluhan panggilan yang tak terjawab dari Papinya. Karena memang hari ini ia sudah mulai bekerja di perusahaan.

Mengikat Dengan AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang