Bab 16. Salma

6.6K 382 7
                                    

Assalamualaikum...

Up lagi kita ...
Kali ini pakai target yaa..
70 vote dan jangan lupa coment nya ☺.
Rora yakin sih cepat sampai targetnya karena yang masukan cerita ini ke reading list lumayan banyak..
Untuk info update nya di share di pesan yang Rora bagikan..
Makanya follow biar tahu 😆.

Okay cukup cuap cuap nya..

Happy reading dan Happy weekend ☺.

*****

Naya mengusap hidung nya perlahan karena aroma masakan yang begitu menggugah hingga membuat perutnya berbunyi sebagai bentuk respon yang alami. Mata Naya pun beralih ke sisi ranjang lainnya dan ternyata hanya dirinya yang berada dikamar.

Naya mengucek perlahan kedua matanya. Jam bekernya menunjukan pukul 17.30 dan itu artinya sebentar lagi memasuki waktu magrib.

Ckleekkk

Naya seketika menoleh saat melihat pintu kamarnya terbuka.

Suaminya melangkah memasuki kamar dengan membawa nampan yang diatasnya ada satu piring yang ukuran besar dan juga dua gelas air putih.

******

Adnan meletakan nampan yang berisi masakannya diatas meja kecil yang ada di sudut kamar.

"Khusus malam ini kita makan di kamar Nay." Ucap Adnan dengan menggaruk tengkuk nya salah tingkah apalagi saat matanya menatap kearah leher dan bahu Naya yang telah bertaburan tanda merah karya bibirnya saat Naya terlelap tadi, Adnan malah tidak bisa tidur karena gairah di tubuhnya malah terbangun.

"Kamu mau mandi kan? Sebentar lagi waktu magrib." Tanpa aba-aba Adnan mengangkat tubuh Naya dengan kedua tangannya. Naya spontan melingkarkan kedua tangannya keleher Adnan.

Saat pintu kamar mandi terbuka aroma mawar bercampur vanila masuk kedalam indera penciumannya.

"Mas.." Naya tak sanggup berkata-kata saat melihat taburan kelopak mawar yang bertaburan didalam bathup dengan busa yang melimpah.

"Aku menelpon pak Rudi dan memintanya membelikan jacuzii ini agar kamu tidak kesusahan saat mandi, walau sebenarnya aku tidak keberatan memandikanmu Nay." Jelas Adnan lalu meletakan Naya kedalam jacuzii tersebut. Adnan tersenyum saat tubuh Naya telah tenggelam didalam busa hingga bahu.

"Sekarang aku bantu melepas pakaian mu" tanpa membiarkan Naya protes Adnan segera bergerak ikut memasukan kedua tangannya kedalam busa lalu perlahan membantu menarik tanktop istrinya.

Naya yang belum sempat memproses apa yang terjadi segera memperbanyak busa dengan kedua tangannya.

"Hahaha.. Nay.. Nay.." kekeh Adnan dengan tawa yang memenuhi kamar mandi.

"Ehhhh.. Mas.." pekik Naya terkejut saat Adnan mengangkat satu tungkai kakinya.

"Kenapa? Kamu merasa sakit?" Adnan segera melepaskan kaki Naya.

Naya pun menggeleng. "Mas mau ngapain?".

"Loh.. aku mau melepaskan celanamu Nay. Nggak mungkin kamu mandi dengan celana. Ya kan?" Jelas Adnan dan kembali memegang kaki Naya lalu meraba celana Naya dengan kedua tangannya.

"Kalau aku salah pegang, kamu ikhlas kan Nay?"

"Mas…." Pekik Naya dengan wajah memerah dan disambut dengan tawa lepas Adnan.

Setelah Adnan keluar dari kamar mandi, Naya tersenyum kecil seraya memainkan busa yang menenggelamkan tubuhnya.

"Nay.. jangan senyum-senyum sebentar lagi magrib." teriakan Adnan dari depan pintu membuat pipi Naya terasa memanas.

Mengikat Dengan AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang