21 - Biar Astronot Pada Ngopi di Bulan

6.7K 2K 412
                                    

[Kalau tembus 1K komen bakal langsung update saat itu juga! ]***

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

[Kalau tembus 1K komen bakal langsung update saat itu juga! ]
***

"Pelanggannya baru segini?" Melihat orang-orang yang mampir ke warung, hanya empat orang.

Saya memutuskam untuk kembali dan membiarkan Bang Dirman membetulkan motor si Rian sendirian, nanti kalau sudah selesai katanya akan diantarkan. Lama meninggalkan Yang Kusayang khawatir juga soalnya, apalagi takut terjadi sesuatu di sana. Bayangin tiba-tiba Yang Kusayang pindah tapi saya kejebak di sini, jadi pengin nangis.

Eh ternyata lama ditinggal pergi pelanggan warung saya kira sudah dapat sepuluh orang tapi ternyata tidak mencapai angka itu.

"Beneran baru empat orang?"

"Iya, Om Bos. Di sini sepi banget."

"Kalau gini caranya bisa gagal lagi kita, Yan."

"Bang Diyat, rehan pergi sebentar ya."

"Mau ke mana?"

"Mau ajak temen-temen buat jajan di sini."

"Serius? Boleh, deh."

Rehan langsung pamit, berbeleok ke arah yang entah. Bu Dara terlihat masih meladangi pembeli, mungkin dia sudah memiliki pelanggan tetap. Sekarang tinggal saya yang kira-kira bisa mencapai target atau tidak. Semoga Rehan mempunyai banyak teman.

Ngomong-ngomong tumben si Asti diam saja, menoleh ke arahnya ternyata tengah bermain ponsel. Anak itu padahal masih jam kerja, saya ambil ponsel itu dari tangannya. Eh dia malah lagi stalking Intagram cowok, begitulah perempuan butuh hal-hal yang menyegarkan pikirannya. Di nggak lihat si Rian sama saya yang ganteng 'banget' ini apa ya?"

"Om Diyat balikin, ih!"

"Apa nih lihat-lihat cowok. Lagian lebih gantengan saya Sti daripada dia." Mengembalikan ponsel yang langsung dimasukkan ke saku celana. "Iya kan Yan?"

"Kayaknya gantengan aku, Om."

Ish! Menyebalkan sekali dia. "Potong gaji, nih!"

"Oh tentu saja Om Bos yang paling ganteng. Serius, Don Juan aja kalah."

Saya tersenyum, kalau begitu baru setuju. "Ah Don Juan kan playboy, kalau saya goodboy."

"Tapi percuma goodboy kalau nggak bisa milikin dia. Kan Om Diyat sukanya sama Tante Marni," celetuk si Asti.

Sebentar ....

Asti! Si Rian kan nggak tahu masalah ini! Melotot ke arahnya dibalas dengan tampang bersalah dan gigit jari. Berdosa banget! Si Rian sampai menatap bingung antara saya dan si Asti. Tuh kan pasti dia penasaran. Bisa-bisanya dia keceplosan.

"Om Diyat suka tante marni?"

Apa saya bilang. Dasar mulut perempuan. Si Rian langsung bertanya kan. "Udah lupain aja."

Ekspedisi Warung KopiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt