1

4.4K 146 12
                                    

Selamat membaca

____

Pemilik awal titik netra

-

Salat duha adalah salat yang dikerjakan pada waktu duha, setelah matahari terbit hingga sebelum tergelincir. Umat Islam perlu mengetahui waktu yang tepat untuk mengerjakan salat sunah ini karena adanya waktu-waktu terlarang.

Salat duha dikerjakan minimal 2 rakaat, sedangkan yang paling utama adalah yang terbanyak, 8 rakaat. Salat ini sebaiknya dilakukan dengan 2 rakaat sekali salam.

Kedudukan salat duha istimewa karena salat ini diwasiatkan oleh Nabi Muhammad saw. kepada Abu Hurairah. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah berwasiat tiga hal, "yang pertama puasa tiga hari setiap bulan, yang kedua dua rakaat duha (setiap hari), dan yang ketiga salat witir sebelum tidur".

Seperti dikitip dari "Waktu Shalat Dhuha dalam Kajian Fiqih" oleh M Tatam Wijaya diNU onlineSyekh Hasan bin ‘Ammar dalam kitab Maraqil Falah, menyebutkan duha adalah nama waktu yang diawali dengan naiknya matahari hingga sebelum tergelincir. 

Syekh Muhammad bin Abdullah Al-Kharasyi Al-Maliki dalam Syarh Mukhtashar Khalil, menerangkan terdapat tiga waktu antara terbit hingga tergelincirnya matahari.

Yang pertama, adalah  dhohwah, yaitu waktu saat matahari terbit hingga naik. Kedua, waktu duha, yaitu waktu ketika naiknya matahari hingga tepat di atas langit. Ketiga, waktu dhaha yang dimulai sejak habis waktu duha hingga tergelincir matahari. 

Waktu salat duha penting untuk diketahui, karena terdapat waktu-waktu khusus kalaumat Islam dilarang mengerjakan salat. Waktu-waktu itu adalah (1) setelah salat subuh sampai matahari naik sekitar satu anak panah, (3) waktu matahari tepat di atas kepala sampai waktu zuhur, (4) waktu matahari berwarna kekuningan (setelah asar) sampai terbenamnya matahari.

Dari ketiga waktu tersebut, yang berkaitan dengan salat duha adalah waktu pertama dan kedua. Diriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani, "Tiga waktu yang Rasulullah saw. melarang kami untuk salat dan menguburkan orang mati: Ketika matahari terbit sampai naik (sedikit), ketika matahari berada titik tertinggi sampai tergelincir, dan ketika matahari condong untuk terbenam sampai terbenam" (H.R. Muslim). 

Zahra menaruh al qurannya pada rak alquran tersusun, keluar terlebih dahulu dari aula mendahului para santri yang masih bersibuk dengan doa sehabis sunah dua rakaat itu,mendapatkan salam hormat sebagai anak dari pemilik persantren al mubarak ini di balas dengan hormat dan tersenyum manis.

Siang nanti ada kedatangan tamu penting yang di katan sang abi,sahabat lama yang ingin datang dan berniat akan menyumbang untuk pembangunan pondok persantren.
Santri putra sibuk dengan sedikit dekorasi di area persantren,serta santri putri masak masak berbagai macam di dalam ndalem.

Langkah zahra menghampiri amrah,pemilik nama perempuan yang iya muliakan dan sangat iya kagumkan setelah sosok sang abi.
Amrah tersenyum manis, senyum yang selalu terbit walau kini sedikit fungsi bagian tubuh untuk berjalan sudah di bantu oleh kursi roda akibat stroke setahun yang lalu, tekanan darah atau hipotensi yang mencapai 140/90.

Zahra menyamalami tangan amrah memberikan senyuman hangat.

"Umi jangan terlalu cape"ujar zahra menududukan lututnya pada lantai sehingga mereka bersejajar,amrah mengelus pucuk kepala zahra yang terbalut khimar besar.

zahra (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang