Bunga Keempat

64 18 3
                                    

Sepuluh.

Sembilan.

Delapan.

Naluri memaksaku untuk mengambil hitungan mundur. Ini berbeda dari menghitung domba yang biasanya aku lakukan. Ini berbeda dengan saat aku terus-menerus mengubah posisi untuk mendapatkan kenyamanan. Ini berbeda juga dengan saat aku mengatur pernapasanku menggunakan pola tertentu.

Tujuh.

Enam.

Aku terus menghitung mundur seiring waktu yang berlalu. Semakin aku menghitung, semakin aku menyadari bahwa semuanya terasa begitu lambat. Ada perbedaan waktu yang cukup kentara antara diriku dan dunia di sekitarku. Perubahan itu lambat laun membuatku ingin segera kabur dari situasi ini.

Lima.

Empat.

Perlahan tapi pasti, aku merasakan sesuatu yang berbeda terjadi pada tubuhku. Rasanya seperti melayang. Inilah pintu masuk menuju alam mimpi, benar kan?

Tiga.

Dua.

Sebelum mengakhiri hitungan, aku melihat sekelebat bunga red spider lily. Warna merahnya terlihat sangat mencolok di tengah kegelapan. Hanya dengan pertanda itu, aku mengerti apa yang akan terjadi padaku.

Menjelang hitungan akhir, bunga merah darah itu perlahan lenyap ditelan kegelapan yang makin melebar.

Satu.

.

.

.

.

.

Death end.

==========================
Hari ke-4: Buat karya yang melibatkan hitungan mundur.

Flowers Words: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019Where stories live. Discover now