(41) Hari Yang Indah

300 23 4
                                    

Aku percaya,setiap kejadian pasti menyimpan hal baik didalamnya.
Sama halnya dengan luka,tangis dan air mata..
Awalnya memang menyakitkan,namun akhirnya pasti akan bahagia, yah..
Pasti akan bahagia,jika kita mampu melatih hati dan otak kita untuk selalu menyikapi setiap ujian dari-Nya dengan pikiran positif dan hati yang tulus..
Aku, Asyaify Kanina...
Seorang anak SMA...
Sudah membuktikan itu semua.
Dan itulah kisahku.

Ify menutup buku diarynya setelah menyelesikan tulisannya, ia kemblali tersenyum mengingat apa saja yang telah terjadi padanya dulu.

Sejak ia bahkan belum tau dengan pasti apa itu cinta..

Tau apa sih anak SMP soal cinta.

Namun, seiring berjalannya waktu..

Ify sedikit banyak mendapatkan hal baru, pelajaran baru dan pengetahuan baru tentang arti dari kata cinta yang sebenarnya.

Hey,Cinta itu tidak melulu tentang pacaran.

Cinta tidak serta merta berkaitan dengan hubungan kasmaran seorang wanita dan pria.

Cinta itu sebuah ketulusan dan rasa tanpa pamrih.

Contohnya saja aku, yang mencintai keluargaku, sahabatku, sekolahku dan juga mencintai dia..

''Woii Fy, ngapain mojok diperpus sih" Ify menoleh kaget pada Sivia yang menepuk halus pundaknya dengan senyuman

"Ngagetin aja sih" desis Ify

"Lo ngapain sih senyum ngadep jendela gitu, kurang kerjaan banget lah" rutuk Sivia.

Sejujurnya sejak memasuki perpustakaan tadi, dirinya melihat Ify yang terus merekahkan senyum kearah jendela perpustkaan dan hal itu sukses membuatnya bergidik ngeri.

"Biasa aja kali" dan untuk kesekian kalinya Ify kembali mengumbar senyumannya dan ditambah dengan dirinya yang tiba-tiba memberikan pelukan untuk Sivia

"Apa-apaan nih.." Sivia berjingkat kaget

"Gue bahagia ngeliat lo kayak gini lagi, gue bahagia banget hari ini Vi" ungkap Ify masih dengan memeluk Sivia

"Lo sehat?" Tanya Sivip

"Seneng liat lo sama Alvin seakur dikantin tadi," mendengar ucapan Ify membuat Sivia menghembuskan nafas perlahan

"Dia cuman neraktir bakso Fy,please deh gak usah lebay" delik Sivia yang mendadak salah tingkah

"Gue tau, berdamai sama rasa sakit itu emang gak mudah, tapi.. gue yakin kalo lo pasti bisa" Ify melepas pelukannya untuk melihat wajah Sivia

"Dan buktinya lo bisa kan Vi, dalam waktu yang singkat lo bisa maafin dia.."

"Gak ada yang sulit kalau kita mau berusaha Ify, gue banyak belajar dari lo,btw.." balas Sivia

"Kok mendadak jadi melow gini sih elahhh" dengus Sivia

"Haha iya sih, gue jadi geli sendiri masa"

"Gara-gara lo sih ini"

"Kenapa gue, orang lo yang nyuguhin pemandangan haru dikantin kok. Makanya gue kebawa perasaan gini"

"Jadi ini karena gue?" Tanya Sivia sinis

"Iya dong" jawab Ify mantap.

"Serah lo deh Fy serahh.." putus Sivia memilih beranjak pergi dengan wajah  kesalnya yang membuat Ify tertawa dengan bebasnya

*****

Sepeninggalan Sivia dari perpus,Ify pun segera beranjak meninggalkan tempat itu menuju kelasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIA & KENANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang