(33) Sahabat

257 23 2
                                    

Ify terus berlari tanpa henti menuju rumahnya tanpa memperdulikan tatapan-tapan aneh orang yang sedang melihat kaarahnya

Yang ada dikepala Ify saat ini hanyalah suara dan perkataan seorang Rio saja

Entahlah apa yang harus Ify jelaskan pada Keke nanti,yang terpenting dirinya harus segera pulang dan masuk kedalam kamar lalu tertawa dan menangis sepuasnya.

Yah tertawa akan rasa bahagia yang diberikan Rio hari ini dan sekaligus menangis akan segala pikiran buruknya terhadap laki-laki itu.

Sesampainya didepan pintu rumah,Ify disambut langsung oleh sang Mama yang ternyata sudah berada dirumah.

"Ify kenapa hujan-hujanan begini?" tanya tante Dini kaget melihat sang anak yang sudah basah kuyup

"Kehujanan ma" jawab Ify dengan cengiran

"Kamu kalau tau mau turun hujan kenapa gak nolak aja sih sama adik kamu buat pergi beli kue" tanya sang mama lagi yang rupanya sudah mengetahui masalahnya dengan sang adik

Laku Keke datang dari arah belakang dan melihat sang kakak yang basah kuyup dengan badan gemetar

"Keke kan gak tau kalau mau hujan makanya minta kak Ify belikan kue" cicit Keke yang merasa bersalah melihat keadaan kakaknya

"Terus kuenya mana?" tanya tante Dini

"Ify ditabrak orang dijalan,kuenya jatuh" jelas Ify ragu

"Terus?" sang mama meminta penjelasan

"Ya terus Ify pulang,orangnya udah minta maaf dan hujan makin lebat"

"Yasudah kamu masuk ganti baju sana,kuenya Keke udah mama buatin tadi" Ify kini bisa bernafas lega melihat kearah Keke yang juga sedang menatap kearahnya

"Kalau aku sakit,kamu yang salah ya Ke" ejek Ify

"Kok salah Keke,kan kak Ify yang salah udah makan kue punya Keke" Keke membela diri "Lagian kak Ify sih,udah tau hujan kenapa gak nunggu ujan berenti baru pulang atau kenapa gak mau naik angkot aja,lah ini malah milih pulang ujan-ujanan udah kayak orang yang lagi berantem aja sama gebetannya" cerca Keke yang langsung membuat Ify salah tingkah sendiri

"Sudah-sudah masuk sana,kamu ganti baju nanti biar mama buatkan teh hangat buat kamu" tante Dini mendorong pelan tubuh Ify agar segera beranjak menuju kamarnya

Sementara Keke malah mencak-mencak dan ikut masuk bersama sang mama menuju ruang tengah

*****

Jam didinding kamar gadis chubby yang masih terlelap itu telah menunjuk pada angka 10:00 PM.

Suara isakan samar-samar mulai menggema didalam ruangan bernuansa ungu itu,sang gadis yang sedari tadi tidur dalam posisi tengkurap nyatanya tidak benar-benar dalam keadaan tidur

Perlahan Sivia,membalikkan posisi tidurnya untuk menyamping dan kembali membersihkan pipinya dari aliran air matanya yang entah kapan akan berhenti mengalir

Bayangan sebuah tangan yang melayang lalu mendarat kasar pada pipi kirinya selalu menghantui otaknya.

Perih dan rasa sakit itu menyatu dengan rasa kecewanya yang terlampau besar terhadap pemilik tangan yang telah dengan teganya menampar dirinya.

Alvin.

Nama yang begitu ia kagumi,nama yang begitu ia sukai dan nama yang begitu ia harapkan nyatanya mampu berbuat hal memalukan terhadap dirinya

Sivia tulus menaruh hati pada lelaki itu tapi apa yang lelaki itu perbuat padanya

Satu isakan berhasil lolos lagi mendandakan Sivia benar-benar berada pada titik terlemahnya

DIA & KENANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang