Eren mengangguk. Mereka menunggu selama beberapa menit. Sampai mereka mulai khawatir dan memilih menyusul kedua gadis itu. Rahang Arsen langsung mengetat saat dia melihat gadisnya tengah diseret paksa oleh seseorang.

Plak!

Arsen menepis tangan orang itu. Dia langsung berdiri di depan Naira dan Lisa. Bahkan bodyguards yang ikut bersamanya sudah berada di depan mereka. Arsen melihat badan Naira dan Lisa gemetar. Dia meraih kedua gadis itu dan memeluk mereka. Menenangkan mereka berdua dengan lembut.

"Tidak apa. Ada aku," ujarnya.

Arsen melirik Eren yang sedang mengepalkan tangannya kuat-kuat. Saat itulah Arsen membaca situasi dn mengetahui siapa sosok di depannya. Sosok itu pula yang pernah dia tabrak di bandara.

"Ayo pulang!" Ajak Arsen.

Arsen meminta Eren membawa Lisa, sedangkan dia merangkul pinggang Naira dan mengusap perlahan tangan Naira yang dingin sedingin es.

"Kak... dia..." Naira berujar dengan terbata saat mereka sudah memasuki mobil.

"Ssstt..." Arsen memeluk Naira. Dia melirik Eren yang sedang menenangkan lisa di kursi belakang.

Arsen mengusap punggung Naira dan mengecup puncak kepala anak itu. Dia membelai rambut panjang Naira dengan sayang.

"Ada aku. Aku janji dia tidak akan bisa menghampirimu, Eren dan Lisa. Selama aku masih hidup, tidak akan aku biarkan dia atau siapapun melukai kalian,"

Naira tidak melepaskan pelukannya. Arsen membiarkan Naira sampai anak itu jatuh terlelap di pelukannya. Dengan perlahan, Arsen membenarkan posisi duduk Naira dan menyelimuti anak itu dengan jaket miliknya, dia juga memakaikan sabuk pengaman.

"Eren," panggil Arsen.

"Dia orangnya?" Tanya Arsen sambil melirik ke arah Eren.

Eren mengangguk. Dia juga sedang membenarkan posisi duduk adiknya.

"Apa yang dia lakukan pada kalian, aku akan membalasnya berkali-kali lipat,"

"Aku percaya pada kakak. Kakak menyayangi kami seperti keluarga sendiri,"

Arsen melajukan mobilnya. Dia mengantar gadisnya juga kedua calon adik iparnya pulang. Arsen menggendong Naira ke kamarnya saat dia sampai. Lalu, dia juga menggendong Lisa setelahnya. Padahal, Eren ingin menggendong Lisa namun, Arsen melarangnya.

"Kakak pulang dulu. Angga dan yang lain akan menjaga kalian disini. Kalau ada apa-apa hubungi kakak," ujar Arsen pada Eren.

Eren mengangguk paham. Arsen tahu pemuda di depannya ini sebenarnya juga takut pada pria itu. Sosok kelam yang hampir menyeret mereka dalam kegelapan tak berujung. Arsen memeluk Eren dan mengusap rambut Eren juga menepuk pelan punggung anak itu.

"Jangan takut! Kakak janji akan menjaga kalian baik-baik!"

Eren mengangguk lagi. Eren akui, Arsen membuatnya merasakan kembali figur seorang ayah yang sudah hilang. Arsen sangat menjaganya seperti seorang ayah menjaga anak-anaknya. Arsen menyayanginya dan juga saudari-saudarinya.

"Eren..." panggil Arsen lagi.

"Jangan memikirkan hal berat! Kamu masih belum sepenuhnya sehat. Ingat! Tugasmu sekarang hanya sekolah dan check up rutin," ujarnya menasihati.

Eren mengangguk. Arsen melepaskan pelukannya dan menyuruh Eren masuk. Dia berjalan masuk ke dalm mobilnya.

"Kak, dia sudah muncul!" Ujar Arsen.

"Tidak. Aku hanya memintamu mengirimkan lebih banyak orang untuk menjaga Naira dan kedua adiknya,"

"Tidak,"

[DS #3] Save Me Hurt MeWhere stories live. Discover now