• [GAK PERDULI] •

77 2 0
                                    

Kini sudah menjelang malam, namun teman teman Hyeri tak kunjung pulang. Mereka tetap di rumah sakit.

"Kalian pulang aja, udah malem. Nanti di cariin." Ujar Yuvin.

"Enggak, kita mau nunggu di sini aja." Sahut Jaehyun.

"Nggak, gue gak ngizinin kalo kalian mau nginep. Mending ntar aja kalo udah izin." Ujar Yuvin.

Jaehyun, Hanna, dan Renjun saling bertatapan. Akhirnya mereka setuju untuk pulang.

"Yaudah, besok kita kesini lagi."

"Iya, sana pulang udah malem."

Mereka pun pulang sesuai dengan apa yang di katakan Yuvin. Tangan lelaki itu masih setia menggenggam tangan Hyeri, ya Yuvin benar benar sangat menyayangi Hyeri.

Mark? Ia masih setia duduk di kursi sebelah brankat Hyeri. Jeno duduk di sofa seraya menatap Hyeri sendu. Sama dengan Yuvin, mereka masih sangat menyayangi gadis itu, dan berharapㅡ tidak, bahkan lebih dari berharap agar Hyeri bangun.

"Hiks..." Yuvin tiba tiba menangis, ia teringat betapa dekatnya dirinya dengan Hyeri.

Masa masa saat Hyeri dan dirinya bertengkar, saat mereka membeli makanan bersama, saat mereka bermanja manja, saat gadis itu memeluk nya, saat mereka saling bercerita.

Entah kenapa, semuanya terlintas di kepala nya begitu saja. Ia sangat merindukan Hyeri, padahal belum saja sehari ia sudah merindukan gadis itu.

"Sadar.. Hiks.." Yuvin membisikan di telinga Hyeri, seraya memaksakan senyuman nya.

Ia ingin adik tercintanya sadar. Jika saja mama nya masih ada, mungkin mama nya sekarang ada di samping Hyeri. Menemani gadis itu agar sadar kembali.

Mark yang melihat itu pun menangis kembali, diam diam Jeno juga ikut menangis. Jika saja Hyeri sadar, ia pasti akan mengetahui betapa banyak orang orang yang menyayangi nya.

Sadarlah Hyer, ada banyak orang yang menunggu kehadiran mu, maka dari itu. Sadarlah, kasian mereka.

10 menit berlalu ruangan itu masih saja di penuhi oleh tangisan. Tangisan memilukan dengan harapan besar.

"Bang, lo mending pulang dulu. Ambil pakaian lo buat nginep. Gue sama Mark nungguin Hyeri disini." Ujar Jeno.

"Iya Vin, lo ambil baju dulu gih. Sekalian kabarin bokap nyokap lo."

Yuvin terdiam, saat itu juga ia sadar. Jika mama nya sudah tidak ada, kenyataan pahit itu membuat hati nya sakit. Ia tau betul seberapa rindu adik nya pada mama nya.

Ia tak tega melihat Hyeri terbaring lemah tanpa sang ibunda. Mungkin saja mama nya sedang memberikan dorongan pada Hyeri agar bangun.

"Mama udah gak ada." Lirih Yuvin.

Mark sangat terkejut, pasalnya dahulu ia sangat dekat dengan ibunda dari Yuvin dan Hyeri. Bahkan, mama nya sudah menganggap Mark sebagai anak nya sendiri.

"H-hah?"

"Mama nolongin Hyeri, dia donorin organ tubuh nya buat Hyeri." Lirih Yuvin lagi.

"Kenapa gak ngasih tau gue?!" Bentak Mark.

"Kak, udah. Hyeri lagi sakit gini kok malah marah marah." Sahut Jeno yang menenangkan Mark.

"Gue gak ngasih tau lo karena gue benci sama lo!" Jawab Yuvin yang membuat hati Mark terasa sakit.

Benci? Ya, ia tau kenapa. Tapi, seharusnya masalah seperti ini ia beritau pada Mark. Dirinya merasa tidak adil, hati nya sakit.

"Oke lo boleh benci sama gue karena gue penyebab Hyeri jadi gini, tapi kalo masalah nyokap lo meninggal karena donor darah buat Hyeri, harus nya lo ngasih tau!"

• MY LOVELY J • <NA JAEMIN>✔️Where stories live. Discover now