Chapter 46 : Hold Me

20.2K 3.5K 1.2K
                                    

[Song : Cheeze - How About You]

Selama hampir lima belas menit lamanya, Jihwan mencoba merenungkan dan mengingat hal apa saja yang ia lakukan semalam. Kepalanya terasa pening, sedangkan perutnya diserang rasa mual begitu hebat. Dia tidak lekas bangun sekadar mengambil posisi duduk, memejam mata kembali saat ingin muntah dan memiringkan badan di atas ranjang. Di kerongkongannya, sesuatu terasa menyumbat dan terasa kering. Helai rambut yang menutupi wajah menghalangi pandangan saat ia ingin melihat jam dinding, kemudian Jihwan menyadari bahwa kini dirinya tidak sedang mengenakan pakaian.

Bahunya polos⸺akan tetapi ia tahu bahwa saat ini masih mengenakan bra, ya, paling tidak. Kaki-kaki panjangnya di balik selimut juga membelit dalam keadaan telanjang dan praduganya pasti tidak salah. Hal itu memaksa Jihwan untuk berpikir positif lebih dahulu sebab dia masih belum mengerti situasi. Jihwan tidak ingat apa pun selain kejadian saat ia datang ke klub malam dan berakhir terjebak di sana hingga memutuskan untuk memesan vodka, sempat berdansa dengan beberapa pria asing ketika mengalami mabuk dan beruntung para pria itu tidak membawanya ke sebuah kamar untuk melecehkannya atau lebih buruk lagi memerkosanya.

Jihwan diam sejenak, menyingkap kelopak mata, barulah ia mendapati pakaiannya semalam tersampir di kursi yang menghadap pada meja rias. Kontan gadis itu menyentuh lalu memijit pangkal hidungnya sampai kening pun terlihat mengerut. Pergelangan tangan kirinya masih terasa sedikit perih ketika tanpa sengaja tersentuh permukaan lembut selimut, membuatnya meringis dan mengamati. Perbannya bersih. Berbeda dengan yang semalam ia gunakan. Jihwan tersentak lantas mengambil posisi setengah tidur. Mungkinkah Jungkook yang mengganti perbannya?

Saat gadis itu terduduk, selimut yang menutupi tubuh merosot begitu saja sehingga Jihwan melirik ke arah diri sendiri. Oh, Tuhan. Dia hanya mengenakan bra saja. Jihwan melihat ke dalam selimut. Ia mengenakan celana dalam katunnya dengan benar, setelahnya bersyukur sambil menyugar rambut cokelatnya dan menyemburkan napas lega.

"Astaga, apa saja yang sudah aku lakukan malam tadi?" bisik Jihwan pada dirinya sendiri seraya menangkup wajah dengan kedua tangan dan tersadar ketika mendengar suara derit pintu yang segera terbuka sehingga membuat tangannya menarik selimut secara refleks.

Jungkook masuk membawa nampan berisi sarapan juga sebotol vitamin dan segelas air. Rambut ikal panjang pria itu diikat ke belakang, tidak benar-benar rapi, tapi cukup menarik dipandang. Jihwan mengulum bibir saat Jungkook menatapnya sambil tersenyum dan segera duduk di tepi ranjang sambil memangku nampan.

"Sudah merasa baikan, Sayang?"

"Um⸺ya, kurasa. Sedikit." Jihwan menatap canggung tatkala merasakan jemari Jungkook merapikan rambutnya yang mengganggu pandangan, menyelipkan ke belakang telinga sehingga menyebabkan pipi gadisnya memerah.

"Selamat pagi, Hwanie," ujar Jungkook seraya membubuhkan satu kecupan manis di kening kekasihnya sampai-sampai membuat Jihwan mengerjap tak mengerti mendapati perlakuan manis dari pria itu. Jihwan hanya diam, lalu memandang kaku begitu sepasang manik kembar mereka bertemu di satu titik yang membingungkan. "Kenapa menatapku horor begitu?" tanya Jungkook heran sekaligus gemas melihat surai Jihwan yang terlihat berantakan.

"Semalam⸺apa kau yang membawaku pulang?"

"Tentu saja. Memang siapa lagi?" tanya Jungkook sambil mengusap maskara yang luntur dan terlihat sangat mengerikan di bagian kantung mata sang gadis. "Semalam kau mabuk, lalu menghubungiku. Aku langsung menjemputmu dan membawamu pulang ke rumah."

"Lalu?" Jihwan bertanya dengan wajah yang terlihat sedikit cemas.

"Lalu, apa? Aku hanya membawamu masuk ke kamar dan membantumu melepaskan mantel hangat lalu kembali ke kamarku. Sebenarnya sih, memantau sesekali untuk melihat keadaanmu. Saat kau hampir terguling dari atas ranjang dengan hanya menggunakan pakaian dalam, tepatnya aku sedang berada di kamarmu dan membantu kau berbaring dengan benar." Jungkook menyentil kening Jihwan dan membuat gadisnya meringis sebal sambil mengusap bagian yang terasa sakit.

Young LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang