Chapter 34 : Make It Right

28.3K 3.6K 739
                                    

Suara deru pemanas ruangan mengisi kesunyian di pagi buta. Jihwan menarik selimutnya tinggi-tinggi hingga menutupi kepala saat mendengar ponselnya berdering keras. Alarm telah memberikan peringatan agar Jihwan lekas terjaga, namun dirinya terlalu malas menyingkap mata.

Hingga beberapa saat, gadis itu masih memilih untuk memejam dengan perasaan ragu―antara ingin bangun atau tetap tertidur. Tapi tiba-tiba dirinya menyingkap mata lalu mengerjap sesekali saat merasa bahwa ada hal yang berbeda. Jihwan mendapati bahwa kini ia ada di kamarnya sendiri. Meski minim penerangan, Jihwan tahu bahwa ini ruang pribadinya selama di rumah Jungkook.

Memang sejak kapan ia pindah ke kamar? Bukannya semalam ia terlelap bersama Jungkook di atas sofa? Di ruang kerja pria itu. Sekarang Jihwan tahu-tahu sudah berada di kamarnya, yang lebih mengejutkan lagi, Jungkook tidak tidur bersamanya. Sejemang Jihwan mengucek mata lalu berdeham panjang seraya tangannya bergerak menuju nakas untuk menggapai ponsel. Sekian detik kemudian Jihwan menguap lebar sambil merentangkan kedua lengan ke udara, bergegas meluncur dari atas ranjang dan membuka tirai jendela, memandang langit yang mulai menampilkan sedikit pesona anggunnya.

Masih butuh waktu sekitar setengah jam lagi bagi matahari untuk terbangun, beruntung Jihwan terjaga lebih cepat berkat alarmnya. Dia segera keluar dari kamar setelah menggosok gigi dan menyisir rambut, sepintas sempat teringat insiden semalam saat dirinya melakukan sesuatu yang gila untuk Jungkook. Paginya Jihwan baru tersadar dan langsung memerah lagi saat wajah Jungkook membayangi. Jantungnya berdebar menggila teringat saat pria itu mendesah, pun meremas surainya untuk menuntun. Jihwan cepat-cepat mengulum bibir, lalu menelan salivanya susah payah. Dia berani mengakui bahwa semalam Jungkook benar-benar terlihat sangat seksi sekaligus berbeda dari biasanya.

Setelah dirinya melintasi ruang tengah, Jihwan mendapati bahwa lampu-lampu telah dinyalakan. Ia juga bisa mendengar suara berisik dari salah satu ruangan khusus milik Jungkook. Ruangan paling penting setelah kamar dan ruang kerja. Tempat di mana Jungkook dapat bertindak teratur untuk membentuk tubuh atletisnya.

Jihwan menggigit bibir bawahnya penasaran sebelum akhirnya menuju ruangan tersebut. Ada celah kecil pada pintu itu, sehingga membuatnya dapat mengintip leluasa. Namun kembali teringat insiden saat dirinya mengintip Jungkook dalam situasi yang sama, Jihwan akhirnya memutuskan untuk mengetuk pintu dan masuk. Lagi pula status hubungan mereka saat ini sudah lebih intim dari sebelumnya. Tentu saja Jihwan masih tidak menyangka bahwa saat ini statusnya telah berubah. Dari seorang gadis asing, lalu menjadi kekasih Jeon Jungkook. Rasanya masih seperti mimpi.

Sejemang Jihwan menghentikan langkah saat menyadari bahwa Jungkook belum juga menorehkan pandangan ke arahnya. Ia berdiri kaku. Jemarinya saling bertautan di depan paha, lalu mengerucutkan bibir. Jungkook terlihat begitu serius di sudut ruangan, padahal pria itu bisa saja menyorot ke arahnya barang sesaat. Jihwan menghela napas sambil merapikan surai sebahunya, mengamati bagaimana Jungkook beraksi fokus dalam menggunakan Lat Pulldown.

Jihwan mendapati otot-otot lengan Jungkook bergetar selama melakukan fitness. Keringat mengucur deras hingga kaus putih dengan lengan pendek yang saat ini Jungkook kenakan telah benar-benar basah. Tatkala gadis itu menyadari bahwa Jungkook mulai menghentikan kesibukannya, berujung menyemburkan napas memburu, Jihwan buru-buru menyulam senyum. Ia bisa membayangkan bagaimana otot-otot di balik kaus dan training itu terbentuk. Ya Tuhan, hanya membayangkannya saja Jihwan bisa langsung merasa seperti terbakar.

"Morning Baby," sapa Jungkook seraya menyeka keringat di wajahnya dengan selembar handuk kecil saat menuju ke arah Jihwan.

"Morning too, Baby," sahut Jihwan terdengar cukup gugup sementara Jungkook malah menanggapi dengan kekehan menggema. Telapak kakinya yang berbalut sepatu turut menimbulkan bunyi gema saat mengetuk lantai kayu.

Young LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang