Chapter 36 : Too Bad

24K 3.9K 1.2K
                                    

"Hwanie, pulang kuliah akan kujemput. Kita kencan malam ini. Aku tidak menerima penolakan!"

Seketika Jihwan melongo dan menghentikan kegiatannya. Tangannya yang tadi sempat sibuk memasangkan dasi pada leher Jungkook mendadak stagnan. Ceruk bibirnya yang menyingkap lebar membuat Jungkook gemas setengah mati dan berakhir menyerbu kilat untuk dicium; melumat nakal bibir bawah Jihwan sehingga gadis itu memejam refleks setelahnya Jungkook menyingkirkan wajah dan tersenyum lebar seperti bayi kelinci. Jihwan mengerjap begitu tersadar, tatapannya terlihat seperti orang linglung lalu tiba-tiba sang kekasih menangkup kedua belah pipinya penuh kehangatan.

"Kencan?" ulang si gadis kedengaran ragu sehingga Jungkook mengangguk mantap. Sesaat Jihwan mengernyit dan terlihat khawatir. "Anak-anak bagaimana? Maksudku, kita tidak mungkin meninggalkan mereka."

"Tenanglah. Mereka sudah kutitipkan pada Lizzie Noona. Yui dan Ai akan menginap di rumah paman mereka selama dua hari. Lizzie Noona mengambil cuti lalu dia bilang ingin mengurus anak-anak. Jadi aku hanya perlu fokus pada pekerjaanku dan juga―pacarku," bisik Jungkook tepat di ujung kalimatnya, tersenyum antusias dan membuat pipi Jihwan merona merah, menyadari bahwa dirinya tak mampu mengalihkan pandangan dari kekasihnya. Jihwan mengerjap beberapa kali kemudian kembali melanjutkan kegiatannya untuk merapikan dasi pria itu. "Hei―jadi bagaimana? Aku ingin mendengar pendapatmu."

"Tidak bisa. Aku ada kegiatan lain. Aku punya banyak tugas," sahut Jihwan. Nada bicaranya terdengar sedih.

"Tugas apa? Aku akan membantumu menyelesaikannya." Usai merapikan dasi pria itu, Jihwan sedikit memberi jarak di antara dirinya dan Jungkook. Tangannya bersedekap lalu menatap lawan dengan lekat sementara Jungkook tampak sangat berharap agar kencan yang ia rencanakan dapat terealisasi.

"Aku harus mulai membuat pakaian dan aku tidak ingin proyek ini gagal. Aku ingin nilai sempurna." Selama beberapa saat keduanya hanya mampu menatap dalam keheningan. Nampaknya Jungkook kecewa. Dia tidak akan bisa membantu Jihwan. "Kita beda profesi. Dan aku lebih suka jika tugasku dikerjakan tanpa campur tangan orang lain."

"Maaf, tapi aku bukan orang lain, Nona Calon Desainer," kata Jungkook tak terima dan tiba-tiba ikut bersedekap, air mukanya menampilkan sepercik rasa kesal. Seketika Jihwan mengukir senyum lebar. Mata indahnya menatap Jungkook hangat.

"Baiklah, Tuan Kekasih. Tidak perlu merajuk begitu." Merasa bahwa mood pria itu sedang mengalami penurunan drastis, Jihwan akhirnya mendekat kemudian memberi satu kecupan tepat di pucuk bibir Jungkook. "Apa dua jam cukup untuk kencan kita? Aku sangat sibuk," ujar Jihwan, sempat memikirkan seberapa banyak waktu yang bisa ia luangkan untuk sang kekasih. Jungkook mengerucutkan bibir, jelas merasa keberatan jika ia hanya bisa menghabiskan waktu bersama gadisnya sebanyak dua jam yang pastinya akan terasa amat singkat.

"Tambah lagi durasinya. Dua jam terasa kurang bagiku untuk membuatmu bahagia," kata Jungkook sehingga membuat si gadis mendecih geli. Jihwan malah beringsut menjauh alih-alih memikirkan permintaan Jungkook.

"Cepat bergegas! Anak-anak harus sekolah dan kau pergilah bekerja. Aku tidak ada kelas hari ini, jadi aku akan mengerjakan proyek sambil menunggumu pulang. Setelah itu kita kencan." Mendengar penuturan Jihwan, refleks iris Jungkook melebar tak percaya kemudian berbalik, mendapati si gadis tengah menyorot lurus ke arahnya. Jarak mereka terpaut sebanyak dua meter, lalu senyum Jungkook merekah dan lekas beranjak; mengambil langkah lebar sebelum berakhir menyambar tubuh Jihwan, memeluk gadisnya erat-erat.

"Sayang sekali pada pacarku." Jihwan tersenyum mendengar ungkapan prianya, balas memeluk lantas berucap pula.

"Aku juga. Sayang sekali pada Ahjussi."

"Jangan berani-berani memanggilku begitu," ucap Jungkook sebal, sedang gadis dalam pelukannya hanya bisa terkikik geli. Sekarang perasaan Jihwan sudah jauh lebih baik dibanding kemarin; saat dirinya harus mengalami sakit hati karena perilaku Jungkook. Tapi untuk pagi ini, Jungkook yang berlaku amat hangat berhasil membuatnya lupa mengenai apa yang telah terjadi di hari sebelumnya. Jihwan memejamkan mata sejenak, tersenyum lebar, nyaris tak mampu bernapas saking bahagianya lalu menghirup aroma tubuh Jungkook dalam-dalam―menempatkan penghidu di bahu pria itu, mencium aroma citrus dari jas yang Jungkook kenakan. "I love you, Hwanie."

Young LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang