1. Arkana Raffiansyah P

59.5K 1K 6
                                    

Pagi hari..

"Arkana Raffiansyah Putra!! Bangun sudah pagi, kamu gak mau berangkat sekolah?" Ucap Diana, sang ibu yang sudah mencak mencak didepan pintu kamar berwarna putih yang tak lain adalah kamar putranya, Arkana.

"Hmm, lima menit lagi bun" Jawab Arka dengan suara serak khas bangun tidur.

"Arka, sudah jam6 lebih 5 ini nanti kamu bisa telat nak" Ucap Diana lagi, mencoba sabar.

Ceklek

"Morning bunda sayang" Ucap arka dengan cengengesan

Ya, beginilah Arka jika dirumah, dia begitu manja kepada orangtuanya. Berbanding terbalik jika berada disekolah, ia akan menjadi Arka yang cuek dan dingin kepada siapapun.

"Sudah mandi sana bunda sama ayah tunggu dibawah"

"Morning kiss?" Pinta arka

"Mandi, kamu bau. Bunda kamau cium" Jawab Diana sambil berlalu menuruni anak tangga.

Arka hanya mencebikan bibirnya kesal dengan ucapan sang ibu, mana ada bau? Orang dia sudah sikat gigi kok semalam sebelum tidur. Ya, semalam.

20 menit kemudian

"Morning yah, bun" Ucap Arka mencium pipi ayah dan ibunya bergantian kemudian menarik kursi disamping sang ayah.

"Morning boy, gimana sekolah mu? Menyenangkan? Sudah punya pacar?" Ucap Delson, ayah Arka.

"Pacar? Arka anti sama yang begituan yah" Jawab arka sekenanya.

"Anti? Kamu mau menikah sama siapa? Sama si Vano? Atau sama si Aldo?" Ucap sang ayah yang merasa heran kepada putranya yang tidak pernah sekalipun melirik perempuan.

Arka memutar bola matanya malas, ayahnya kira ia gay? Amit-amit harus menikah dengan Vano katanya? Atau Aldo? Lebih baik ia menjomblo sampai tua.

"Arka pamit bun, yah takut telat. Assalamualaikum" Ucapnya sambil mencium lengan orangtuanya.

"Waalaikumsalam, hatihati nak jangan ngebut" Teriak sang ibu yang tak dihiraukan oleh putranya.

Kedua orangtuanya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putra semata wayangnya itu, padahal disekolahnya itu banyak perempuan cantik, tapi ko ya bisa Arka tidak tertarik dengan satupun diantara mereka?

***

Arka sampai diparkiran sekolahnya pada pukul 6.40, 5menit lagi bel masuk untuk melaksanakan rutinitas di hari senin ya, Upacara.

Arka kemudian keluar dari mobilnya dan berjalan melewati koridor kelas 11 untuk menuju kelasnya 12 Ipa 1, tak sedikit siswi dikoridor menjerit atau menyapanya dan ya, Arka sama sekali tidak meresponnya.

"Wey bro, tumben dateng menjelang bel? Godain dulu ciwi-ciwi dikoridor ya lu??" Todong Revano, sahabat sengkleknya.

"Manaada seorang Arkana Raffiansyah Putra godain ciwi-ciwi no, yang ada dia yang digodain. Tau sendiri kan dia anti cewe" Ucap Aldo, sahabatnya

Arka tidak menghiraukan ucapan kedua sahabatnya itu, ia hanya duduk sembari memainkan ponselnya, dan ya lagilagi banyak sekali pesan yang berisikan selamat pagi dari nomor nomor yang tak dikenal. Entah mereka dapat dari mana nomor Arka, ia tidak peduli. Kemudian ia bangun dari duduknya dan melenggang meninggalkan kelas dan kedua sahabatnya.

"Heh Arkana sialan lo kita ditinggal, sahabat laknat lo" Teriak Vano yang mulai ikut berjalan bersama Aldo.

***

Tring tring tring

Bel istirahat berbunyi, membuat para siswa dan siswi memekik kegirangan karna ingin segera mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.

Arka, Vano, dan Aldo berjalan beriringan menuju kantin, disepanjang jalan yang mereka lewati tak sedikit siswi yang berteriak, menyapa, ataupun memberi Arka kotak bekalnya, tapi responnya? Arka hanya melengos tidak. Memperdulikan semuanya.

Sesampainya di kantin, ketiga bersahabat itu langsung duduk dimeja kebesarannya, yaitu meja pojok kantin.

Tak berselang lama..

"Hai Arkan sayang" Ucap seorang perempuan yang kini bergelayut manja dilengan Arka yang terlihat cuek. Dia adalah Karin Refika.

"Kamu udah makan belum? Aku suapin mau ga?" Ucapnya lagi

"Lepas" Ucap Arka.

Tapi gadis itu tetap tak bergemin, ia tetap bergelayut manja dilengan sang most wanted itu membuat si empunya kesal dan menggebrak meja kantin sampai seluruh penghuni kantin memandang kearah mejanya.

"Lo bisa ga si sehari aja ga usah ganggu gue? Gausah so cantik didepan gue, gue.ga.tertarik.sedikitpu.sama.LO" Bentak arka dengan penuh penekanan, kemudian ia melenggang pergi dari kantin.

"Ck lo sih Rin, udah tau Arka ga minat sama cabe gope, masih aja ngebet" Ucap Vano kemudian menarik Aldo untuk keluar dari kantin.

Semua orang memandang karin dengan tatapan mengejek, tak jarang memang Arka bersikap begitu kepada Karin. Karin menatap mereka dengan tajam, tapi mereka malah berbisik bisik.

"Kasian banget deh si karin dicampakan sama Arka"

"lagian cabe gitu ngebet sama most wanted"

"Sukurin tuh si karin"

Karin? Gadis itu mendengus tak suka memandang semua penghuni kantin, kemudian ia melenggang pergi dari sana karna sudah tak kuat mendengar ucapan mereka.



Next?

ARKANA (Completed)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang