📒 23 ✏ Bridal Shower ✏

8.9K 1.1K 543
                                    

A happy marriage is a long conversation which always seems too short_________________________________

🍄🍄

ANGIN yang berputar haluan seolah memporak-porandakan suasana hati yang larut bermimpi dalam kebahagiaan yang hakiki. Nyatanya semesta seolah berkonspirasi untuk menekuk semua mimpi menjadi awan kelabu yang kini sengaja menggantungkan diri di langit-langit hati pangeran sejatinya. Berusaha untuk mempersembahkan segala sesuatu sampai pada akhirnya nanti.

Tuhan tidak pernah berbohong, Tuhan juga tidak pernah memejamkan mata. Namun manusia yang kadang terlupa bahwa dia terlalu banyak menyalahkan keadaan untuk menyumbangkan suara hatinya yang tidak sesuai dengan kenyataan yang dia terima.

Hafizh? Tak kalah terpuruk dari itu. Sudah satu bulan sejak pertemuannya dengan Fatia di butiknya itu Hafizh belum menemuinya lagi. Dia lebih sering meminta laporan dikirim melalui emailnya.

Jangan ditanyakan bagaimana Hafizh bisa menyembuhkan sendiri luka yang ada di dalam hatinya. Butuh waktu untuknya berpikir dengan jernih. Melimpahkan semua kegalauan hatinya kepada bumi untuk bisa dilangitkan ke arsyNya.

'Bawa hidupku serta untuk sebuah kehalalan yang nanti bisa membawaku masuk ke surgaMu melalui pintu manapun jua Rabbi Illahi. Hapus segala kegetiran hati serta jauhkan buruk sangkaku atas semua ketetapanMu. Jauhkah sesuatu yang memang harus kujauhi dan dekatkanlah sesuatu yang sudah tertulis atas takdir hidupku sesuai iradhahMu.'

Hafizh menghapus air mata yang mengalir di dhuha ini. Berdiam di sebuah masjid yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis membuat setengah hatinya seolah tersirami. Mendengar lantunan khalam-khalam Allah yang begitu merdu membuat hatinya benar-benar menemukan kembali vitamin yang dibutuhkan. Ketenangan dan kelembutan suasana yang membuat hati Hafizh membaik dengan sendirinya.

Entah berapa lagi air mata yang harus dia telan sampai ke perutnya dan berjalan menatap ke depan tanpa harus menoleh ke belakang. Hafizh masih belum sanggup untuk memproyeksikan hatinya. Kini yang dia tahu hanya memberikan vitamin untuk hatinya supaya kuat dengan kondisi apapun yang harus dia lalui kedepannya. Beberapa kali Hafizh mencoba namun masih juga belum menemukan ritme yang pas. Hatinya masih membutuhkan nutrisi untuk bisa kuat, sekuat seorang laki-laki yang nanti pasti melindungi keluarganya dari apapun juga.

Getaran dalam saku celananya membuat Hafizh mengambil gawai yang tersimpan di sana. Nama kakaknya terlihat berkedip di layar monitor pipih itu.

"Assalamualaikum Mas__"

"Waalaikumsalam, lagi apa Bang?"

"Ini di Masjid, nunggu adzan dhuhur. Ada apa Mas ini di sana pasti masih tengah malam kan?" tanya Hafizh saat melihat jam di pergelangan tangannya.

"Yes of course, a quarter past twelve."

"So? What's your reason for calling me at this late hour?"

"Ponakanmu terbangun minta susu, ya mau nggak mau Masmu ini harus bantuin mereka nyusu karena nggak mau gantian. Mungkin begitu ya anak kembar, satu terbangun satunya ikut. Satu nangis satunya juga ikut nangis. Kamu bagaimana sekarang? Sudah merasa baikan?"

"Mereka sudah sehat kan Mas?"

"Alhamdulillah, sekarang Mas tanya kamu bagaimana? Mengapa tragedi Mas juga harus kamu lalui, Bang. Mas tahu itu sangat menyakitkan__"

"Kak Azza dengar ini, Mas? Nggak enak ih, rasanya nanti terkesan mas Hanif yang curhat." Sambar Hafizh.

"Kak Azza sudah tahu semuanya, sejak kejadian twin itu Mas berusaha untuk tidak menutup informasi apapun di dalam hubungan kami. Lalu apa yang akan kamu lakukan dalam waktu dekat ini?" tanya Hanif kembali.

KAULAH KAMUKU [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang