📒 12 ✏ Bias Asa ✏

8.6K 976 166
                                    

Engkau akan tahu kapan benar-benar jatuh cinta pada akhirnya, karena kenyataan itu jauh lebih manis daripada sebuah mimpi_______________

🍄🍄

APALAH daya dengan semua usaha. Hasrat yang tidak sesuai dengan realita. Kenyataan yang memang sangat jauh dari harapan. Namun Hafizh tetaplah Hafizh yang bisa dengan begitu tegasnya menahan padahal dia sudah berulang kali keluar masuk toilet.

"Bang, nih minum." Kata Fatia beberapa saat ketika Hafizh selesai keluar dari kamar mandi untuk ke sekian kalinya.

"Apa ini Boo?"

"Ramuan cinta yang bisa nyembuhin perut Abang tuh. Dari tadi bolak-balik diajakin ke rumah sakit nggak mau." Jawab Fatia sekenanya.

Setelah insiden Hafizh yang mengungkapkan perasaan tapi dianggap bercanda oleh Fatia maka dia juga berniat untuk mengerjai Hafizh. Bukan dengan ramuan abal-abal, tapi menggoda kembali Hafizh dengan kata-katanya.

Fatia harus rela mencari mbok-mbok jamu. Meminta si mbok untuk membuatkan kunyit, parutan sawo mentah dan daun jambu biji yang masih muda.

"Yakin ini ramuan cinta? Kamu atau siapa yang bikin? Takut aja ntar salah tembak. Widih ngeri____"

"Sudahlah, Bang ayo cepet minum itu beneran tadi aku yang buat." Kata Fatia.

Meskipun terasa sengir dan sepat Hafizh menelannya dengan segera. Benar-benar Fatia memberinya sebagai bentuk penghormatan atau bahkan perhatian. Membalas budi baik orang lain tidak ada yang salah bukan?

"Tahu nggak Bang siapa yang buat jamu tadi?" tanya Widi yang berdiri di samping Fatia kini.

"Fatia," jawab Hafizh dengan pedenya.

"Mana ada buat kunyit tangan masih bersih begini. Itu tadi kita minta tolong mbok jamu buatin untuk ramuan cintanya." Jawab Widi dengan senyumnya.

"Lah yang bener? Ntar kalau aku beneran jatuh cinta sama mbok jamu itu bagaimana dong? Atau mbok jamunya yang 'kepincut' sama aku?" tanya Hafizh dengan begitu dramatis.

"Yah, Abang yang harus tanggung jawab tuh sama mbok jamunya. Kalau perlu nikahi." Jawab Fatia.

"Hiiii, kok horor doamu Boo. Nikahi kamu mungkin lebih pas ya. Masa ganteng kek Zayn Malik gini nikahi mbok jamu. Widi aja tuh yang nikahkan si mboknya sama siapa gitu." Kekeh Hafizh yang mulai jahil.

"Mana ada, giliran Abang aja milih sama Fatia, nah aku disuruh ngurus si mbok jamu. Lah mbok di balik, Abang yang milih aku, Fatia yang ngurus si mboknya." Suasana memang sangat santai hingga Widi berani bercanda seperti itu dengan bos gantengnya.

"No way!!!" jawab Hafizh kemudian meninggalkan mereka berdua. Mungkin masih ke toilet lagi.

Kini tinggal dua orang yang sedang beristirahat. Meski dalam kapasitas bercanda namun Widi sangat tahu kemana hati bosnya itu menuju. Mungkin belum waktunya mereka saling menautkan hati. Karena sungguh Widi sangat paham bagaimana keluarga Hafizh yang begitu kukuhnya memegang pedoman bahwa tidak ada namanya pacaran sebelum menikah.

"Fatia, kamu itu nggak ngeh beneran atau pura-pura nggak tahu?" tanya Widi kepada Fatia.

"Apa itu?"

"Bang Hafizh tuh ngirim signal cinta kamu gimana? Roger nggak?"

"Widi, Widi. Semalam tidurmu kurang lama ya? Mana ada Bang Hafizh yang begitu sempurna ngelirik aku yang yatim piatu ini?" jawab Fatia dengan senyum lebarnya. Dari awal memang Fatia telah membatasi hatinya untuk tidak berharap lebih kepada bos tampannya.

KAULAH KAMUKU [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang