📒 05 ✏ Emisivitas Cinta ✏

9.6K 972 393
                                    

Lebih baik membenci seseorang pada awalnya kemudian mencintai pada akhirnya, daripada sebaliknya________

🍄🍄

DEAL, sebuah kata yang selalu diharapkan dalam setiap kesepakatan kerja.

Hafizh sungguh berbahagia. Tak sia-sia dia datang ke Jakarta untuk menemui Pak Rizki. Kerjasama mereka deal pada harga yang sama-sama menguntungkan. Fatia pun merekam semua negosiasi yang dilakukan Hafizh hingga tercipta sebuah kesepakatan kerja.

Meskipun ada sedikit drama dengan kecelakaan kecil yang dialami oleh Fatia. Tapi tidak menjadikan suatu hambatan. Hafizh justru terlihat semakin tertarik dengan etos kerja Fatia. Gadis berjilbab itu cepat menyerap informasi yang disampaikan oleh lawan bicaranya.

"Mengapa tidak dikirim seadanya dulu bahannya Bang? Kan disana nanti bisa dilakukan pengerjaannya?" tanya Fatia saat Hafizh menolak tawaran Pak Rizki untuk mengirimkan sebagian stok yang sudah ada.

"Jadi kita musti berhitung begini Fat. Ongkos kirim dengan jeda pengerjaan, kita bisa nggak menekan biaya produksi dari sana. Karena biaya ekspedisi dari Cikarang ke Blitar dengan dua kali pengiriman itu tentunya akan menggerus contribution margin kita semakin berkurang banyak. Selain itu tidak ada fee based income dari diskonto pembelian jika harus dikirim 2 kali. Kita wajib memastikan di bagian produksi kira-kira sampai kesepakatan pengiriman mereka bahan baku yang dikirim itu bisa dikerjakan dengan baik atau justru akan menambah beban produksi dengan memberikan ongkos lembur kepada karyawan." Jelas Hafizh kepada Fatia ketika mereka sudah berada di pesawat menuju ke Malang.

"Contribution Margin? Fee based income? Makanan cap apa sih itu Bang?" dengan senyum jahil Fatia menggoda Hafizh untuk memberikan ilmunya lebih.

Memang dari Hafizhlah Fatia banyak sekali memperoleh ilmu baru, sekaligus penerapannya dalam pekerjaannya. Belajar sambil bekerja.

Meskipun Fatia tidak begitu jelas dengan istilah yang dipakai Hafizh namun dia mengetahui jika Hafizh sedang menghitung laba perusahaan dengan perbandingan yang tepat. Matematika Hafizh memang tidak perlu diragukan lagi, otaknya secemerlang mesin kasir atau telstruk yang biasanya Fatia pegang ketika berada di kasir.

Cara berhitung Hafizh seperti kecepatan cahaya.

"Contribution margin itu sama dengan laba perusahaan ya Bang?" tanya Fatia saat mereka sudah sama-sama diam.

"Contribution margin itu adalah laba bersih suatu perusahaan yang diukur melalui analisis biaya dan volume penjualan. Biasanya memang hanya dipakai untuk akuntansi manajemen saja. Tidak setiap perusahaan menghitung ini karena terlalu rumit dan sangat detail." Jawab Hafizh.

Semenjak kecelakaan Fatia, Hafizh sedikit melunak. Nada bicaranya kepada Fatia pun tidak sekasar sebelumnya.

"Berarti kalau kita mau menghitung contribution margin harus mengetahui apa saja?" bukan Fatia namanya jika tidak menyelesaikan kekepoannya.

"Asset spread dan liabilities spread. Tentunya juga feebased income dan juga biaya overhead, biaya operasional lainnya serta biaya umum dan administrasi." Jawab Hafizh dengan penuh antusias.

Kuliah 2 SKS diatas udara. Hafizh menjelaskan dengan benar. Bahkan dia sampai meminta kertas kosong kepada pramugari untuk memberikan gambaran kepada Fatia.

"Jika Einstein menemukan teori emisivitas dimana E = mc², kita yang orang ekonomi boleh dong bilang E = Rp²." kata Hafizh kemudian bertanya kepada Fatia, "Rumit?"

"Tapi asyik," jawab Fatia saat seorang pramugari mengumumkan pesawat akan mendarat dan penumpang diminta untuk mengunci meja yang ada di depannya.

Seperti bertanya balik dengan gestur tubuh yang ditunjukkan oleh Hafizh. Rumit tapi asyik, apa maksud dari kalimat Fatia.

KAULAH KAMUKU [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang