"Biarin mereka dua pergi dan lo boleh ambil gue sebagai gantinya. Lo boleh siksa gue sepuas lo asal mereka dua bebas dari sini. Adik lo lagi sekarat dan dia butuh pertolongan." Juvedo menggeram sambil menatap tajam teman kecilnya itu.

"Gue nggak minta lo bicara." Hiro mengatakannya lalu memukul Juvedo tepat di ulu hati dan Juvedo terjatuh tanpa diduga.

Kini ia beralih mencekik Luna dengan erat hingga wajah gadis itu memutih pucat. Luna berusaha meronta namun Hiro tertelan oleh nafsu membunuhnya sendiri. Ia tidak akan membiarkan Luna hidup dengan penderitaan yang ia alami selama ini. Hingga cekikan pada leher Luna terlepas dengan paksa saat Andi berhasil masuk ke ruangan itu dan langsung memberi pukulan bertubi-tubi pada Hiro. Luna yang sudah tidak bertenaga kini hanya bisa merasa lega saat Andi datang tepat pada waktunya.

Dilihatnya Andi menggila saat menghajar Hiro. Disusul oleh Rendi yang berhasil masuk dan langsung membantu Juvedo. Karena kericuhan di bawah sudah diatasi dengan susah payah, Bara bergegas menuju ruang penyekapan. Bara berlari saat Ghani terbaring lemah dengan darah yang memenuhi lantai.

"Ghani! Tahan, Ghan. Ambulan bentar lagi sampai." Bara berujar dengan cepat, lalu ia menoleh ke Luna yang terduduk lemah di pojokan.

"Lun," panggil Bara pelan. Ia membawa Luna dalam pangkuannya. "Luna. Bisa dengar gua? Ini gua Bara."

Melihat Luna penuh luka membuat Bara murka. Ia menitipkan Luna pada Tommy yang baru saja masuk ke ruangan. Dengan penuh amarah Bara membalikkan tubuh Hiro lalu memberinya satu pukulan. "Apa ini yang Kirana harapin dari lo?" tanya Bara kecewa. "JAWAB GUA, HIRO ANTARIKSA!"

Hiro tertawa. "Akhirnya lo marah ya, ke gue? Lo udah halangi misi terakhir gue, Bar."

"Gua nggak pernah ingin buat lo kecewa, Ro. Gua tau gua lemah karena nggak bisa lindungi Kirana. Tapi gua selalu belajar untuk bisa lindungi lo, Ro. Kenapa kita harus bertemu dengan keadaan kayak gini?" lirih Bara.

"Karena lo udah buat gue kehilangan orang yang gue sayangi. Lo buat gue seakan-akan hidup penuh kehampaan tanpa Kirana, sedangkan lo hidup penuh kesenangan dengan orang-orang yang udah nyakitin keluarga gue. Itu yang buat gue makin benci sama lo, Bar."

Bara mengusap wajahnya frustrasi. "Lo nggak bisa jadikan hal itu sebagai tolak ukur dendam lo. Gue kenal Robert, dan lo hanya nggak suka sama orang tuanya. Lo bunuh Robert yang jelas-jelas nggak bersalah. Lo nggak berhati manusia, Ro."

"Ya, gue memang nggak punya hati manusia lagi." Hiro berujar lalu dengan cekatan mengambil pistol dari punggung belakangnya, kemudian menarik pelatuknya dan menembak bahu kanan Tommy yang berada di sebelah Luna. Semuanya terkejut dengan aksi Hiro yang tak disangka. Dengan cepat Billivan meraih Tommy yang hendak tumbang.

Kini pistol ia todongkan di depan Bara namun anak Fatal dan Fire lainnya malah refleks mengangkat kedua tangan mereka. "Jangan ada yang gerak. Selangkah kalian maju, gue pastiin peluru ini menembus kepala ketua kalian."

Suasana mencekam seketika. Andi maju selangkah untuk memancing Hiro dan Hiro membuat seisi ruangan terkejut lagi dengan menembakkan kaca jendela yang ada dibelakang Bara hingga pecah. Tidak ada raut wajah takut, Bara tetap diam di tempatnya tanpa mengangkat kedua tangannya.

"Gua nggak mau nyakitin lo, Ro. Lebih baik lo serahin diri lo ke polisi dari pada gua nggak kenal lagi yang namanya temen." Bara berkata dengan tatapan sendu.

"Nggak usah banyak omong, gue nggak perlu lo anggap temen. Pertemanan kita dari dulu udah mati." Hiro berujar, masih dengan pistol yang ia todongkan di depan Bara. Hiro begitu keras kepala

Tanpa diduga Bara berlutut di depan Hiro yang membuat semuanya bingung, termasuk Hiro sendiri.

"Maafin gua yang nggak bisa lindungi Kirana. Maafin gua yang udah buat lo kehilangan Kirana. Maafin gua yang udah buat lo kesepian dan harus ngelakuin ini semua. Maafin keluarga Robert yang udah buat lo kehilangan keluarga lo. Maafin Juvedo yang udah memilih untuk di pihak gua. Maafin keluarga Billivan yang udah nyusahin keluarga lo. Maafin Ghani yang memilih untuk pergi dari lo. Maafin keluarga Luna yang udah nyakitin keluarga lo."

Suara yang terdengar lantang itu membuat seisi ruangan terdiam. Tidak mereka sangka bahwa Bara akan mengatakan hal demikian, mewakili setiap orang yang sudah membuat Hiro menjadi seperti ini一hal yang tidak pernah terucap dari mulut mereka.

Terdengar sirene mobil polisi juga mobil ambulan dari arah bawah. Beberapa dari mereka ada yang keluar untuk memeriksa keadaan. Hal gila terjadi. Hiro hendak menembak kepala Bara yang masih tertunduk karena berlutut, namun dengan cepat Ghani mejatuhkan pistol itu dan peluru tersebut mengenai dada kiri bawah Ghani.

Bara terkejut melihat Ghani jatuh di depannya. Bara langsung meraih tubuh Ghani saat Hiro bergegas keluar dari ruangan itu. Di sudut ruangan, Tommy menyembunyikan wajah Luna di bahu kirinya saat Ghani menembak punggung belakang Hiro beberapa kali hingga terjatuh.

Dengan lemah pistol itu jatuh dari tangan Ghani. Beberapa polisi datang bersama Dhirga, Redo, dan Luis. Apa yang ada di depan mata mereka adalah hal yang benar-benar tak terduga. Dengan cepat para polisi mengamankan lokasi kejadian dan para medis langsung membawa Ghani dan Hiro menuju dua mobil ambulan. Sedangkan Luna dan Juvedo dibawa menuju mobilnya Dhirga, dan Tommy dibopong oleh Billivan.

Bara berlari menuju motornya bersama teman-temannya. Anggota Fire juga demikian hingga menyisakan Luis dan Rendi yang menjelaskan kejadian kepada polisi. Beberapa pasukan Fatal memimpin barisan terdepan dengan mobil Dhirga dan dua mobil ambulan di tengah, sedangkan anggota Fire menjaga di barisan belakang.

Setiap kendaraan yang menghalangi jalan mereka akan Bara klakson dengan panjang, dengan deruman motor yang keras. Air mata Bara tumpah karena ia tidak menyangka bahwa malam ini akan menjadi malam yang begitu kelam baginya juga Fatal.


一B A R A 一



Malam berdarah yah bab ini. Mungkin ada yang gregetan kenapa Bara nggak mukulin Hiro sampai babak belur. Itu karena Bara berusaha untuk tidak menyakiti temannya, semurka apa pun ia pada Hiro. Bara masih punya hati manusia yang membuatnya bisa memaafkan orang lain.

Apa yang mau kalian katakan untuk bab ini? Komen di line ini ya

Jangan lupa vomment dan spam komen sebanyak-banyaknya 💕

Follow instagram:
nataliatans
natatanstory
baraelangnugroho_
luna.dealova
tommyferrario
ellen.fj
dhirgaalpha
alexadelia_

Line: @ncw9757a (pakai @)

See you di bab selanjutnya.





BARA [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang