• 6 - Early Game •

Start from the beginning
                                    

Orang tua Jack dulu adalah salah satu anggota Demon Kings, gangster milik ayah angkat Willona. Jadi sejak kecil Jack sudah mengenal yang namanya pertumpahan darah. Salah satu hal yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah orang tuanya yang meninggal di depan matanya karena melawan salah satu gangster musuh Demon Kings.

Hal itu membuat Jack semakin membulatkan tekadnya untuk melanjutkan perjalanan orang tuanya dan ingin membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya. Akhirnya dia memilih bergabung dengan Willona ketika Willona mendirikan Black Diamond, pengganti Demon Kings yang sempat vakum sebulan karena ketuanya meninggal (ayah angkat Willona yang meninggal).

"Gue mau buat dia gila," ucap Willona. Refleks hal itu membuat Jack mengurungkan niatnya yang akan memasukan sesuap makanan pada mulutnya, untuk kedua kalinya. Dia meletakkan kembali sendoknya dalam piring.

"Dibuat gila gimana? Kayaknya dia udah gila lo gituin," ucap Jack. Jack yakin jika mentalnya pasti sedikit terganggu karena trauma dan setiap hari ada saja yang membuatnya lebih trauma. Jack sungguh tidak paham dengan Willona yang suka bermain-main seperti itu.

Tapi kali ini Jack melihatnya berbeda, karena biasanya Willona akan segera melenyapkannya setelah cukup puas bermain-main, namun kali ini akan dibuat hingga gila terlebih dahulu atau dibiarkan hingga gila saja, entahlah Jack tidak terlalu yakin dengan hal itu. Astaga ada-ada saja memang Willona ini.

Tapi Willona merasa jika hal ini adalah suatu kesenangan tersendiri untuknya. Terlebih melakukan hal baru seperti ini, ternyata lebih menyenangkan dibandingkan langsung melenyapkannya. Namun, sebenarnya Willona agak kurang suka dengan waktu yang terlalu panjang seperti ini, dia tidak sabar untuk melihat dan mendengarkan korbannya meminta ampun dan kesakitan di depan matanya. Sial! Willona jadi semakin ingin melenyapkannya sekarang.

"Ntar lo juga tahu. Tugas lo sekarang adalah bawa ayah angkatnya ke ruang bawah tanah. Rencana selanjutnya ntar gue kasih tau," ucap Willona lalu melanjutkan sarapannya, sedangkan Jack menghela napasnya dan mengangguk saja.

Mereka kembali sibuk dengan makanannya masing-masing dan kali ini kembali hening. Namun dibalik hening itu ada orang yang sedang tersenyum miring.

---•••---

"Udah lo urus semua?" tanya Willona pada Jack. Mereka sekarang sedang duduk di sofa dan memainkan ponselnya, sama seperti dirinya. Televisi yang menyala dibiarkan saja dan mereka lebih asik dengan ponsel masing-masing.

"Udah," ucap Jack yang paham Willona bertanya tentang apa. Jack yakin jika Willona pasti bertanya tentang bagaimana tugas yang sudah Willona berikan kepadanya saat sarapan tadi pagi, sudah beres atau belum.

Bisa dibilang Willona baru pulang, karena itu dia belum mengeceknya sendiri. Namun, Willona yakin jika Jack mengatakan hal itu pasti Jack sudah menyelesaikannya dengan baik. Termasuk semua rencana yang sudah Willona susun dan katakan pada Jack.

"Jack, bar," ucap Willona pada Jack yang masih saja sibuk dengan ponselnya.

"Mau ngapain?" ucap Jack. Willona berpikir sejenak, sebenarnya tidak terlalu ingin juga ke bar, hanya ingin menenangkan diri saja dengan minum alkohol, tapi bar juga sepertinya kurang cocok. Astaga mengesalkan.

"Gak jadi deh, repot kalo ada yang ngenalin," ucap Willona. Dia menghembuskan napasnya kasar. Pasalnya berita tentangnya hingga saat ini masih saja dibicarakan, padahal sudah dua minggu berlalu. Astaga Willona sangat pusing dengan hal itu, karena setiap keluar ataupun pemotretan di luar, ada saja wartawan yang lagi-lagi ingin bertanya, mengesalkan saja.

Queen DevilWhere stories live. Discover now