• 1 - Sial •

23.8K 1.1K 106
                                    

Happy reading!❤️

Jangan lupa vote dan komen ya❤️

Jangan lupa vote dan komen ya❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---•••---

"Terima kasih atas kerja samanya, Zhia. Maaf merepotkan mu sampai tengah malam seperti ini," ucap staf penanggung jawab pemotretan yang baru saja Willona lakukan.

"No problem," jawab Willona sambil tersenyum. Staf itu balik tersenyum lalu membalikkan badannya dan pergi meninggalkan Willona. Willona secepat mungkin mengubah raut wajahnya menjadi datar. Ramah tamah seperti itu selalu Willona lakukan di depan banyak orang. Menyebalkan, tapi Willona harus melakukannya, meskipun setelahnya langsung mengubah raut wajahnya.

Willona baru saja menyelesaikan pekerjaannya dengan salah satu brand ternama. Hari ini jadwalnya cukup padat membuat Willona cukup lelah dan ingin segera merebahkan tubuhnya.

Willona duduk lalu menyesap jusnya yang tak lama dipesannya. Setelahnya Willona segera ke ruang ganti dan mengganti pakaiannya.

Setelah selesai Willona kembali duduk dan menyesap jusnya sambil memainkan ponsel. Tiba-tiba seorang pria datang dan bertanya kepada Willona.

"Nona Zhia, apa kau mau langsung pulang? Di mana asisten pribadi mu?" tanya pria itu.

"Tidak, saya akan pulang sendiri saja," ucap Willona tanpa mengalihkan pandangannya dan tetap memainkan ponselnya.

"Ini sudah tengah malam, lebih baik saya antar saja bagaimana?" tanyanya.

Willona memutar bola matanya, malas. Sial! Di mana Jack? Batin Willona. Willona sangat sebal jika mendengar kata itu dari orang yang kurang dikenalnya. Selain malas, Willona juga kurang suka bergaul dengan orang yang kurang dikenalnya, terutama jika tidak menyangkut tentang pekerjaan, seperti saat ini misalnya.

Willona mengalihkan perhatiannya dari ponselnya lalu tersenyum. "Tidak perlu, saya akan menelpon asistenku," ucap Willona datar lalu pergi meninggalkan pria itu. Sepertinya pria itu salah satu staf di sini, terlihat dari pakaiannya yang seperti seragam dan kebanyakan staf di sini memakainya.

Staf itu menghela napasnya. Sial! Tapi saya tidak akan menyerah Zhia. Batinnya.

Willona segera menghubungi Jack, namun tak ada jawaban, membuat Willona berdecak kesal.

"Kemana sih tuh orang? Pergi gak bilang-bilang, ck!"

"Mana gue gak bawa mobil sendiri, argh sial!" ucap Willona lagi. Willona sangat kesal, apalagi staf itu masih memandanginya dari tempat yang sama. Meskipun terhalang pintu kaca, namun Willona masih dapat melihatnya dengan jelas. Pasti ada maksud tersembunyi dari tatapannya yang sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Willona.

Willona duduk di kursi yang tersedia di ruang tunggu, lalu mencoba menghubungi supirnya yang lain untuk menyuruhnya membawakan mobilnya. Sedangkan asistennya yang lain sedang membereskan barang-barang yang sempat Willona bawa. Mereka akan menggunakan mobil yang berbeda, tentu saja. Willona kurang suka jika mobilnya terlalu banyak barang, maka dari itu dia lebih memilih menunggu supir yang lain mengantar mobilnya. Jika masalah bagaimana supir itu pulang, Willona tidak peduli, dia bisa saja pulang dengan menumpang di mobil barang-barangnya bersama asisten yang lain atau memesan taksi.

Queen DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang