• 6 - Early Game •

18.2K 818 87
                                    

Warning!
Di Jessica POV gue saranin bacanya pelan-pelan, atau kali bisa sambil denger instrumen musik yang slow biar lebih menghayati.

Btw, happy reading!

Btw, happy reading!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

---•••---

"Jack, gimana persiapan di Indonesia?" tanya Willona pada Jack. Saat ini mereka sedang sarapan bersama sebelum melakukan aktivitas masing-masing. Biasanya mereka hanya akan diam dan sibuk dengan makanan masing-masing, yang ada dihadapannya. Namun sepertinya kali ini akan sedikit berbeda ceritanya.

"Udah selesai, lo besok langsung berangkat aja," ucap Jack.

"Dua hari lagi, gue masih ada urusan," ucap Willona. Hal itu membuat Jack mengerutkan keningnya.

"Dia?" tanya Jack yang sudah paham apa urusan Willona. Jika sampai mengundur tanggal ke Indonesia, siapa lagi jika bukan 'dia' yang selama beberapa hari ini terus berteriak kesakitan. Jika seharian di rumah, Jack biasanya mendengar dua sampai tiga kali 'dia' berteriak. Entah apa yang Willona lalukan dengan orang itu, tapi satu yang Jack yakin, Willona menyiksanya perlahan.

Willona mengangguk dengan hal itu, kemudian Willona menyuapkan sesendok makanan pada mulutnya.

"Mau lo apain lagi, Lon? Kayaknya dia juga udah kesiksa deh. Hampir tiap hari gue pasti dengar dia teriak. Ketika gue tanya sama pelayan, katanya ini perintah lo yang suruh mereka surprise dia pake paku, silet, jarum, apa lagi tuh, ular mainan, kalajengking mainan, apalah itu," ucap Jack, dia menghela napasnya.

"Kaki dia juga udah bengkak, di tubuh dia juga banyak plester. Mau lo apain lagi setelah ini?" ucap Jack lagi setelah beberapa saat diam. Hal itu membuat Willona menegakkan kepalanya dan menumpu dagunya dengan kedua tangan dan sikunya yang berada di atas meja. Willona tersenyum miring.

"Lo kasian?" tanya Willona yang membuat Jack langsung meletakkan sendoknya.

"Ya engga lah, cuma ya buat apa siksa dia begitu, langsung ajalah," ucap Jack lalu menyuapkan sesendok makanan yang sempat dia letakkan di piring.

Bisa dibilang jika Jack juga sama seperti Willona, dia tidak memikirkan rasa sakit yang diderita korbannya. Namun meskipun begitu, Jack masih mending jika dibandingkan Willona. Terkadang Jack merasa kasihan jika mengingat apa yang telah dilakukanya, namun setelahnya dapat melupakannya begitu saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Jadi semacam ingat sebentar, lalu hilang selamanya.

Mungkin hal itu terjadi karena Jack sudah terbiasa dengan hal semacam itu sejak kecil, jadi hal itu tidak begitu berarti baginya dan dapat melupakannya dengan cepat.

Queen DevilWhere stories live. Discover now